TNI AD Kirim Pasukan ke Papua, Operasi Pembebasan Jadi Opsi Selamatkan Pilot Susi Air Philips Mark Methtrens

Selasa, 14 Februari 2023 | 06:35
kompas.com

Prajurit TNI AD

Sosok.ID - Pilot pesawat Susi Air Philips Mark Methtrens hingga saat ini belum diketahui rimbanya.

Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru itu hilang kontak usai pesawat yang dipilotinya mendarat di Bandara Udara Paro, Nduga, Papua pada Selasa (7/2/2023).

Sesaat setelah mendarat pesawatnya didatangi KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Pesawat lantas dibakar oleh KKB.

Saat itulah Philips dan lima orang penumpang kabur menyelamatkan diri.

KKB sengaja melakukan hal ini lantaran curiga ada agen BIN dan TNI di areal pembangunan puskesmas Paro.

"Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas. Namun, setelah dibangun memang ada lima orang yang tidak ada identitasnya, tidak ada id card," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius D Fakhuri usai Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023) dikutip dari kompas.com.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memastikan jika pilot dan kelima penumpang Susi Air melarikan diri saat kejadian.

Jadi anggapan ada penyanderaan tidak ada.

"Enggak ada penyanderaan, dia (mereka) kan ini menyelamatkan diri,"

"Dari mana itu infonya? Saya malah enggak dapat infonya. Saya belum ada informasi kalau yang dibawa itu," ujar Yudo Margono di sela-sela Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Meski demikian TNI AD mengirim pasukan tambahan ke Papua untuk melakukan operasi pencarian Philips.

KASAD Jendral TNI Dudung Abdurachman pada Jumat (10/2/2023) melihat pemberangkatan pasukan tambahan ini dari bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

"Saya akan ke Halim, saya akan melihat pasukan yang akan diberangkatkan ke Papua, saya akan memberikan moril kepada mereka," kata Dudung.

Sementara itu Pangdam XVII/Cenderawasuh Mayjen Saleh Mustafa membeberkan pasukan gabungan TNI-Polri memakai dua cara untuk mencari Philips.

Pertama dialog dengan tokoh masyarakat setempat.

"Langkah ini akan terus dievaluasi, sejauh mana keberhasilan dari dialog yang dilakukan," kata Saleh dalam program Kompas Petang di Kompas TV, seperti dikutip pada Minggu (12/2/2023).

Yang kedua ialah langkah tegas penegakkan hukum.

"Kedua, hard approve. Hard approve ini mencari dan melakukan penegakan hukum. Kalau dalam militer, operasi pembebasan," ujar Saleh. (*)

Baca Juga: Resmi Digugat Cerai, Daus Mini Ternyata Selingkuhi Istri

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya