Bukan Aktris, Ternyata Sosok Sofia WD Adalah Agen Intel, Ini Kisahnya!

Sabtu, 11 Februari 2023 | 17:03
kolase internet

Sofia WD, aktris lawas Indonesia yang ternyata seorang agen intelijen

Sosok.ID - Nama Sofia WD sempat menjadi salah satu artis ternama di Indonesia.

Karier Sofia WD bermula saat dirinya menjadi pembawa iklan pentas seni di era penjajahan Jepang.

Namun revolusi Indonesia yang terjadi di masa awal kemerdekaan membuat Sofia memilih jalan untuk menjadi agen intelijen.

Ditopang dengan paras ayu, membuat Sofia WD dikenal sebagai seorang seniman.

Salah satu drama yang pernah diperankan oleh Sofia WD yang cukup terkenal berjudul Nantikan Aku di Seberang Jembatan Emas karya Mayor Mohamad Rivai.

Mohamad Rivai sendiri merupakan komandan Batalyon Garuda Hitam.

Dalam buku biografi Tanpa Pamrih Kupertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, nama Sofia WD di sebut di dalamnya.

Bagaimana tidak? selain berparas cantik, Sofia WD juga mampu memukau penonton saat mentas.

Tetapi siapa sangka? sosok wanita cantik yang dikenal sebagai pemain drama panggung itu ternyata seorang prajurit berpangkat Sersan Mayor.

Melansir dari Historia.id, Sofia WD merupakan gadis kelahiran Bandung, Jawa Barat.

Sofia WD sebenarnya adalah seorang gadis Bandung biasa yang mengelola restoran kecil milik mertuanya.

Kala Bandung masuk dalam kontrol Negara Pasundan (usai Perjanjian Renville tahun 1948), kehidupan Sofia WD berubah.

Bermula saat kedatangan rombongan kru Fifi Young Tannelkunst, perusahaan pementasan sandiwara milik aktris kenamaan kala itu mengunjungi restoran Sofia WD.

Lokasi restoran milik mertua Sofia WD ternyata membuat para kru film itu cocok dan menginginkan membuat pentas di sana.

Dalam kesempatan tersebut suami Fifi Young, Nyoo Sheong Seng tertarik pada sosok Sofia WD.

Mojang Bandung itupun ditawari untuk ikut ke Jakarta dan terlibat menjadi artis untuk Fifi Young Taneelkunst.

Tak butuh waktu lama, Sofia WD langsung menjadi pusat perhatian penonton karena aktingnya di atas panggung.

Kesuksesan sebagai aktris menghampiri Sofia WD saat aktor kenamaan Ramli Rasjid mengajak wanita asal Bandung itu untuk bermain dalam drama berjudul Air Mata Mengalir di Tjitarum.

Film produksi Tan Wong Bross dan Java Industrial Pictures itu sukses memukau publik.

Kecantikan Sofia membuat seorang sutradara sekaligus pelawak keturunan Indo Jerman, S. Waldy mempersuntingnya.

Jalan Sofia Waldy, pun berubah drastis dari seorang gadis Bandung biasa menjelma menjadi pekerja seni.

Ratusan film pernah dibintangi oleh sosok Sofia WD, ia pun melebarkan sayap menjadi seorang sutradara.

Pertama kali film disutradarai oleh Sofia WD berjudul Badai Selatan pada tahun 1960.

Siapa sangka ternyata dunia film membuat Sofia WD kembali dipertemukan dengan mantan kekasihnya di masa remaja, Wagino Dachrin Mochtar.

Kisah cinta masa remaja keduanya kembali terjalin setelah Waldy meninggal dunia pada tahun 1962.

Usai menikah lagi dengan kekasih masa mudanya, nama Sofia pun berganti menjadi Sofia W.D.

Mengutip dari Buana Mingguan (27/7/1982) Sofia WD mengaku telah menikah pada usia 14 tahun dengan pria Bandung bernama Edi Endang.

Seperti kisah cintanya, jalan karier Sofia WD memang cukup mengejutkan.

Wanita kelahiran 12 Oktober 1924 itu ternyata ikut terjun di palagan perang dengan sang suami di masa-masa kemerdekaan Indonesia.

Jalur militer yang dijalani Sofia WD cukup menghebohkan yakni pada Mei 1946 saat Kolonel Zulkifli Lubis mendirikan Field Preparation (FP), Sofia dan Edi terdaftar sebagai anggota.

Bahkan keduanya diterima menjadi perwira intelijen didikan Jepang dan ditempatkan di bagian propaganda bidang seni.

Sofia kala itu mendapat pangkat sersan mayor sedangkan suaminya, Edi mendapat pangkat kapten.

Dalam buku tulisan Ken Conboy, Intel: Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia, FP merupakan salah satu unit khusus intelijen yang dibentuk oleh Zulkifli Lubis dan memiliki fungsi untuk pengamatan dan mempersiapkan situasi lapangan dengan menggalang dukungan bagi kepentingan NKRI.

Sofia pernah bertugas dan menyamar sebagai istri penjual minyak tanah.

Momen tersebut terjadi saat Sofia dan Edi mendapat tugas di Purwakarta dan selang sebentar agresi militer Belanda terjadi pada tahun 1947.

Edi dan Sofia harus berpisah hingga perpisahan karena tugas keprajuritan.

Ternyata perpisahan tersebut menjadi perpisahan selamanya karena Edi tewas mengenaskan atas kekejaman Lasykar Sabilillah, unit bagian Darul Islam/Tentara Islam Indonesia pada tahun yang sama.

Sofia pun membawa kabur anak-anaknya sepeninggalan sang suami untuk ke Kota Bandung.

Dengan menyamar sebagai istri penjual minyak, Sofia dan anak-anaknya berhasil memasuki kota Bandung yang telah dikuasai Belanda sejak tahun 1946.

Kisah Sofia WD dari seorang gadis biasa hingga terjun sebagai agen intelijen dan terkenal sebagai artis film memang cukup fenomenal.

Sang aktris berbakat tersebut meninggal dunia sebelum ia mewujudkan mimpinya membuat film tentang perjuangannya sebagai seorang prajurit di masa kemerdekaan.

Sofia WD tutup usia di tahun 1986 lantaran serangan jantung.

(*)

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad Lihat Wujud Asli Jibril di Sidratul Muntaha

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho