Sosok.ID - Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh didesak pamit dari pemerintahan kabinet Presiden Joko Widodo usai mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden RI.
Deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden RI telah memunculkan tanggapan negatif dari berbagai pihak.
Belakangan ini video yang menunjukkan Jokowi tak membalas pelukan Surya Paloh dalam perayaan HUT Partai Golkar pada Jumat (21/10/2022) telah disorot secara luas.
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini pun memberikan tanggapan, menyebut jika salah satu pihak sudah tak lagi berkomitmen dengan visi Jokowi, harusnya mundur secara baik-baik.
"Kalau tidak komit lagi dengan visi presiden, ya harusnya ukur diri saja. Datang tampak muka, pergi tampak punggung. Pamit baik-baik," kata Faldo pada Sabtu (22/10/2022), dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Faldo menegaskan, harusnya koalisi pemerintah pendukung Jokowi solid mendukung pemerintahan hingga tuntas.
"Anggota koalisi pemerintahan seharusnya solid untuk ikut menuntaskan persoalan negara sampai pemerintahan ini selesai. Termasuk, soal keberlanjutan pemerintahan. Ini pesan utamanya," tegas Faldo.
Faldo juga menyinggung pidato Jokowi yang menekankan untuk berhati-hati mencari calon sosok pemimpin. Sebab ke depannya permasalahan yang dihadapi akan berat.
"Antara lain krisis ekonomi dan pangan. Jadi perlu duduk bersama dulu, mendudukan permasalahan yang jadi tugas selanjutnya," kata Faldo.
Namun demikian Faldo membantah asumsi tidak berbalasnya pelukan Surya Paloh karena Jokowi berkonflik dengan Ketum Partai Nasdem.
Menurutnya tidak ada konflik pribadi, apalagi Jokowi juga turut menyebut nama Surya Paloh dalam acara itu.
"Saya kira tidak ada soal personal, dalam pidato hampir semua nama tokoh disebut Presiden. Tidak ada masalah," ujarnya.
Tanggapan Surya Paloh Usai Diminta Pamit
Adapun Surya Paloh menegaskan Nasdem tidak akan mundur dari koalisi partai pendukung rezim Jokowi.
Menurutnya, satu-satunya yang berhak mendepak Nasdem dari pemerintahan adalah Presiden Jokowi sendiri.
"Enggak ada alasan bagi Nasdem untuk mundur (dari kabinet) kalau bukan dimundurkan. Apa alasannya bagi Nasdem?" ujar Surya Paloh, dikutip Sosok.ID dari Kompas.com pada Minggu (23/10/2022).
"Pemerintahan ini dianggap baik oleh Nasdem. Pemerintahnya tampak dengan tingkat keberhasilan walaupun masih banyak kekurangan yang perlu juga akan diperbaiki," ujarnya lebih lanjut.
Jika kelak Jokowi memutuskan untuk melakukan reshuffle, Surya Paloh dan Nasdem akan menerima keputusan itu.
"Itu hak Pak Jokowi-lah. Kapan pernah kita berubah. Hak prerogratif beliau itu yang kita tahu. Jadi, sepanjang apa saja yang dianggap itu baik oleh Pak Jokowi untuk mengatur jalannya roda administrasi pemerintahannya pasti kita hargai itu," ujarnya.
Paloh juga membantah memiliki hubungan buruk dengan Jokowi. Menurutnya, pelukan yang tidak dibalas Jokowi adalah hal biasa saja.
"Enggak-enggak (engga ada pelukan) jarang sekali ya kalau pertemuan-pertemuan seperti ini (berpelukan)."
Menurut Paloh, kemesraan semacam itu tak perlu dipamerkan.
"Barangkali agak berbeda kalau pertemuan berdua, agak beda ya," katanya. (*)
Baca Juga: Sosok Presiden Jokowi Semasa Muda