Sosok.ID - Kisah nabi kali ini bercerita soal kesederhanaan Nabi Muhammad yang memberi dampak luar biasa bagi orang di sekitarnya.
Karena itu, kisah Nabi Muhammad ini patut dijadikan sebagai panutan.
Melansir dari gramedia.com, kisah bermula saat Nabi Muhammad mengadakan majelis ilmu di Masjid Nabawi.
Masjid Nabawi kala itu masih beralaskan pasir, tanpa ubin apalagi sajadah.
Para manusia terbaik berkumpul di tempat sederhana itu untuk mencari ilmu dari teladan terbaik.
Namun, di saat yang bersamaan, seorang badui mendadak masuk.
Akan tetapi, ia tak ikut duduk di barisan untuk mendengarkan ceramah Nabi Muhammad.
Ia langsung pergi ke salah satu sudut masjid dan kencing di tempat tersebut.
Sontak, para sahabat nabi yang melihat hal itu langsung menghampiri pria badui itu.
Mereka pun meluapkan amarahnya.
Hanya Nabi Muhammad yang tetap kalem dan memanggil para sahabatnya.
Rasulullah juga menenangkan mereka.
Ia meminta mereka untuk tak mengganggu orang badui yang sedang sibuk melakukan hajatnya itu.
Setelah orang badui itu selesai dengan urusannya, Nabi Muhammad pun memanggilnya dengan ramah.
Amarah para sahabat nabi terlihat jelas saat orang badui itu berjalan mendekat ke Rasulullah.
Hanya Nabi Muhammad yang selalu memasang wajah ramah.
Dengan wajah yang lembut, Nabi Muhammad pun menasihati orang badui itu untuk tak mengulangi perbuatannya.
Nabi Muhammad lantas menjelaskan ke orang badui itu bahwa masjid adalah tempat untuk beribadah kepada Allah SWT, bukan untuk buang hajat.
Setelah memahami ucapan Nabi Muhammad, orang itu lantas pergi meninggalkan masjid.
Namun, ia kembali memasuki masjid saat Nabi Muhammad dan para sahabatnya melaksanakan salat.
Orang badui itu masuk ke shaf dan melakukan gerakan salat.
Dengan lantang, ia berdoa sesuai dengan versinya sendiri.
“Ya Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji. Sayangilah aku dan Muhammad dan jangan Engkau sayangi orang-orang selain kami berdua,” demikian bunyi doa yang ia ucapkan.
Dari cerita tersebut, dapat diambil sebuah hikmah.
Yakni, menasihati seseorang tak harus dengan marah-marah.
Memberi nasihat secara halus justru lebih diterima oleh orang lain.
Baca Juga: Patut Dijadikan Panutan Suami Istri, Ini Kisah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah
(*)