Sosok.ID -Seorang suporter Arema FC atau Aremania yang menjadi saksi mata kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) mengungkap kronologi kejadian.
Dunia sepak bola Indonesia tengah berduka atas insiden kerusuhan dalam laga pertandingan antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.
Jatuhnya ratusan korban jiwa dalam kerusuhan Stadion Kanjuruhan menambahkan catatan kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Salah satu saksi, Aremania bernama Muhammad Rezqi Wahyu Aji Sumarno (24) mengungkap kesaksian terkait kerusuhan yang memakan ratusan korban itu.
Melansir Tribunnews.com, Rezqi menceritakan seusai pertandingan, suporter Arema FC meluapkan kekecewaan atas kekalahan yang menimpa Singo Edan.
Diketahui Arema FC kalah 2-3 dari lawannya, Persebaya dalam pertandingan Liga 1.
Rezqi menerangkan, setelah pertandingan berakhir, suporter Arema FC meluapkan kekecewaan atas kekalahan yang menimpa Singo Edan.
Pemain Arema FC, diceritakan Rezqi, sempat berkumpul di tengah lapangan dan berjalan menuju ke tribun penonton untuk meminta maaf atas kekalahan mereka di laga malam itu.
Kemudian, lanjutnya, ada salah satu suporter yang menyelinap untuk menghampiri pemain Arema FC.
“Ada satu suporter dari tribun Selatan, itu dia menyelinap mengelabui petugas keamanannya. Kemudian langsung memeluk Sergio dan Maringa,” katanya saat dihubungi Tribunnews, Minggu (2/10/2022).
Menurutnya, supporter yang nekat mendekati pemain itu berniat memberikan kritik kepada pemain Arema FC.
Tak lama kemudian, lanjut Rezqi, beberapa suporter lain ikut masuk ke dalam lapangan dan membuat suasana menjadi tidak kondusif.
Imbasnya, pemain Arema FC dan Persebaya pun digiring oleh petugas keamanan ke ruang ganti.
“Makin banyak lagi yang masuk ke lapangan,” imbuh Rezqi.
Kondisi di Stadion Kanjuruhan semakin tidak kondusif, Rezqi melihat ada saling serang antara petugas keamanan dan suporter di jalur menuju ruang ganti pemain.
Menurut Rezqi, kondisi bernagsur kian rusuh hingga saling dorong,
“Ditertibkan aparat pakai pentungan, menendang-nendang suporter, mendorong dengan tameng juga. Kemudian suporter Arema mundur.”
“Kemudian ada lagi maju yang baru masuk lapangan, mengkoordinasikan dari Tribun Selatan dan Utara. Aparat kembali mundur di Tribun Selatan dan Tribun Utara (aparat) maju. Itu chaos banget,” katanya.
Sementara itu, melansir Kompas.com, laporan terbaru total jumlah korban jiwa akibat peristiwa kerusuhan itu sebanyak 129 orang, dua orang di antaranya anggota polisi dan sisanya suporter Arema FC, Aremania.
Turut berduka atas tragedi Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Baca Juga: Kerusuhan Kanjuruhan Tewaskan Orang Tuanya, Sosok Bocah 11 Tahun Jadi Yatim Piatu dalam Semalam
(*)