Sutan Sjahrir Sebut Tokoh Ini yang Paling Pantas Membacakan Teks Proklamasi, Bukan Soekarno Maupun Hatta

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 19:29
Grid.ID

Suasana pengibaran bendera merah putih di hari proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.

Intisari-Online.com-SoekarnodanMohammad Hattadikenal sebagaiBapak Proklamator Indonesia.

Bahkan namaSoekarnodanMohammad Hattatertulis dalamteks proklamasisebagaiwakil Indonesia.

Tak lama kemudian, keduanya terpilihsebagaiPresiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia.

Namun tahukah Anda bahwa ada satu sosok yang disebut paling layak membacakan teks proklamasi selainSoekarno dan Moh Hatta?

Siapakah dia?

Dalam buku berjudul "Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia"yang ditulis olehRudolf Mrazek,Sutan Sjahrir mencariTan Malaka pada Juli 1945.

MenurutSutan Sjahrir, Tan Malaka adalah tokohyang paling layak membacakan teks proklamasi.

Ada beberapa alasan mengapaSutan Sjahrir berkata seperti itu.

Meski dia dan Tan Malaka sama-sama tokoh gerakan bawah tanah menentang Jepang, Sutan Sjahrir merasa tidak pantas. Karena dia kurang popular.

Akan tetapi sangat sulit mencari di mana keberadaanTan Malaka. Ini karena dia sedang berada dipelarian.

Dan ketikaSutan Sjahrir berhasil menemukan Tan Malaka, dia malah tidak siap untuk membacakan teks proklamasi.

Sutan Sjahrir kecewa.Mengingat Tan Malaka juga berperan penting dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Bahkan dia adalah konseptor pertama Republik Indonesia.

Bukti ini tertuang dalamsalah satuopus magnum-nya,Naar de Republiek Indonesia, buku yang ia susun tahun 1925 saat masih di Belanda.

Bahkan buku ini merupakan pegawangan wajib para tokoh pergerakan nasional, termasuk Soekarno sendiri.

Pada akhirnya, Tan Malaka memang tidak tidak bisa hadir pada saat proklamasi. Namun perannya tetap penting.

Tan Malaka memang tidak bisa muncul seenaknya. Sebab dia masih berstatus sebagai buronan pemerintah militer Jepang.

Namun 3 minggu setelah Indonesia merdeka, Soekarno menyuruh Sayuti Melik mencari Tan Malaka.

Tak hanya itu, dalam sebuah kesaksiannya yang pernah dimuat di Sinar Harapa 1976, Sayuti mengatakan bahwa Soekarno pernah berpesan kepada.

Kata Soekarno, jika terjadi sesuatu dengan dirinya dan Hatta,dia meminta kepada Tan untuk mengganti posisi dirinya.

Namun amanah Soekarno ituditanggapi dengan biasa oleh Tan.

Bahkan dia tetap menjadi tokoh yang dikejar-kejar hingga dia meninggal dunia pada 1049 diujung bedil tentara republik di seputaran Kediri, Jawa Timur.

Baca Juga: Sosok Winda Utami, Juru Bahasa Isyarat yang Bikin Salfok Gara-gara Ikut Goyang Lagu Ojo Dibandingke di Upacara Detik-detik Proklamasi

Editor : May N

Baca Lainnya