4 Hari Setelah Meninggal Dunia, Rekening Brigadir J Masih Transfer Uang Rp 200 Juta ke Salah Satu Tersangka, Dugaan Mafia di Kepolisian Mencuat

Rabu, 17 Agustus 2022 | 07:58
(Tribunnewsmaker/FB IST)

Kolase Foto Brigadir J.

Sosok.ID - Kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyebut ada transaksi dari rekening sang klien empat hari setelah meninggal dunia.

Transaksi itu berupa transfer sejumlah uang dari Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat ke rekening salah satu tersangka.

Hal itu membuat Kamaruddin Simanjuntak semakin yakin bahwa Irjen Ferdy Sambo adalah otak dari pembunuhan Brigadir J.

Menurutnya, pembunuhan terhadap Brigadir J tak hanya terencana, melainkan juga dilakukan secara sistematis.

Tujuannya adalah untuk menutupi sejumlah bisnis gelap atau mafia di kepolisian.

Melansir dari Warta Kota, rekening Brigadir J yang telah dikuasai oleh Ferdy Sambo diketahui mentransfer ke Bripka RR.

"Brigadir Yosua meninggal tanggal 8 juli, namun pada tanggal 11 Juli, dalam tanda kutip almarhum masih bisa bertransaksi dari kuburannya. Itulah Indonesia, ajaib, ada aliran uang dari rekening pribadinya ke rekening tersangka RR, Rp200 Juta," Kamaruddin, Selasa (16/8/2022) malam.

Menurut informasi yang didapat oleh Kamaruddin, aliran dana itu atas perintah dari Ferdy Sambo.

"Dana dari rekening almarhum ke rekening tersangka RR atas perintah FS.

Ini bisa terjadi, karena waktu Brigadir J dibunuh atau sebelum dibunuh, sudah dikuasai dulu handphone nya, laptopnya, rekening-rekeningnya dan sebagainya termasuk pin-nya," kata Kamaruddin.

Kamaruddin menyebut, uang utu diduga merupakan aliran dana taktis mafia kepolisian.

Menurutnya, Ferdy Sambi menggunakan rekening para ajudannya untuk menampung dana-dana dan melakukan transaksi antar mafia.

Hal itu yang menjadi alasan empat rekening Brigadir J, laptop, serta tiga ponselnya langsung dikuasai oleh Ferdy Sambo.

"Motif pembunuhan ini selain karena perempuan cantik itu, juga ada motifnya dengan mafia.

Mafia ini ada kaitannya dengan dana-dana taktis.

Itu sebabnya 4 rekening nomor Yosua ini sudah dikuasai oleh si tersangka Ferdy Sambo, begitu dibunuh," kata Kamaruddin.

Lebih lanjut, ia mengungkap dugaan Ferdy Sambo menguasai rekening Brigadir J.

"Cara mengusai 4 rekening Brigadir J, yaitu dengan cara mengambil buku rekeningnya, mengambil ATM nya.

Dimana 4 rekening adalah bank BRI, Mandiri, BNI dan BCA.

Demikian juga laptop almarhum dikuasai tersangka dan atau kawan-kawannya, serta juga 3 HP nya dengan 4 nomor.

Karena tujuannya untuk memindahkan uang itu," kata Kamaruddin.

Ia menyebut, dana itu berkaitan dengan bisnis gelap seperti penjualan narkoba, miras, judi online hingga bisnis mobil R.

"Itu sebabnya saya bilang dari kemarin itu, agar Presiden bentuk tim independen.

Presiden Republik Indonesia, siapapun dia, tolong dong kasih atensi, bentuk tim independen melibatkan TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara terutama PPATK, serta akademisi dan praktisi.

Supaya ditelusuri dana-dana ini," ujar Kamaruddin.

Bahkan, Kamruddin meyakini bahwa rekening Brigadir J hingga saat ini masih melakukan transaksi dari bisnis gelap Ferdy Sambo.

"Saya punya keyakinan 4 rekening dari Brigadir Yosua ini masih melakukan transaksi sampai sekarang dari tanggal kematian Brigadir J tanggal 8 Juli," katanya.

"Ada dugaan uang-uang dari mafia ini, yang disimpan atas nama skuad ini mengalir sampai jauh.

Dengan melibatkan PPATK akan terlihat dari mana alirannya dan kemana alirannya," tandasnya.

Baca Juga: 'Posisinya Ngeri-ngeri Sedap' Sosok Putri Candrawathi Diingatkan Ahli Hukum, Istri Irjen Ferdy Sambo Diminta Jujur

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya