Waspada, Kapal Perang China dan Taiwan Saling Pandang bak Kucing dan Tikus Ingin Mencakar di Lautan

Minggu, 07 Agustus 2022 | 11:41
China Military

Ilustrasi kapal perang China. Pada Minggu (7/8/2022), kapal perang China dan Taiwan saling memandang di laut lepas Selat Taiwan.

Sosok.ID - Kapal perang China dan Taiwan, berputar-putar di laut lepas Selat Taiwan bak kucing dan tikus pada Minggu (7/8/2022).

Kapal perang China dan Taiwan itu saling memandang beberapa jam sebelum latihan militer China selama empat hari berakhir.

Latihan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu diluncurkan sebagai reaksi atas kunjungan juru bicara AS ke Taiwan.

Kunjungan Nancy Pelosi pekan lalu ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri, Taiwan, telah membangkitkan amarah China.

Pasukan Xi Jinping lantas menanggapi dengan peluncuran uji coba rudal balistik di atas ibu kota Taiwan untuk pertama kalinya.

China juga melakukan pemutusan hubungan komunikasi dengan Amerika Serikat.

Dalam ketegangan itu, sekitar 10 kapal perang masing-masing dari China dan Taiwan berlayar dalam jarak dekat di Selat Taiwan.

Beberapa kapal China nekat melintasi garis tengah, penyangga tidak resmi yang memisahkan kedua belah pihak.

Ketika pasukan China "menekan" garis seperti yang mereka lakukan pada hari Sabtu, pihak Taiwan tetap berada dekat dengan kapal perang China.

Taiwan terus memantau gerak-gerik musuhnya, dan jika memungkinkan akan menyangkal kemampuan China untuk menyeberangi garis.

"Kedua belah pihak menunjukkan pengekangan, kata sumber yang tak disebutkan namanya, dikutip Sosok.ID dari Reuters, Minggu (7/8/2022).

Sumber itu menyebut kapal perang China dan Taiwan bermain "kucing dan tikus" di lautan lepas.

"Satu sisi mencoba untuk menyeberang, dan yang lain menghalangi dan memaksa mereka ke posisi yang lebih tidak menguntungkan dan akhirnya kembali ke sisi lain."

Taiwan mengatakan, rudal anti-kapal berbasis pantai dan rudal permukaan-ke-udara Patriot dalam keadaan siaga.

Latihan Tiongkok yang berpusat di enam lokasi di sekitar pulau Taiwan, diketahui dimulai pada hari Kamis (4/8/2022) dan dijadwalkan berlangsung hingga tengah hari pada hari Minggu (7/8/2022).

Militer China mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka sedang melakukan latihan gabungan laut dan udara di utara, barat daya dan timur Taiwan dengan fokus pada pengujian kemampuan serangan darat dan serangan laut.

Sementara Amerika Serikat menyebut latihan militer China sebagai eskalasi.

"Kegiatan ini merupakan eskalasi yang signifikan dalam upaya China untuk mengubah status quo. Mereka provokatif, tidak bertanggung jawab dan meningkatkan risiko salah perhitungan," kata juru bicara Gedung Putih.

AS menyebut, apa yang dilakukan China bertolak belakang dengan tujuan perdamaian.

"Mereka juga bertentangan dengan tujuan lama kami untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, yang diharapkan dunia."

Terkait keputusan China menghentikan komunikasi melalui berbagai saluran dengan Amerika Serikat sebagai bagian dari tanggapannya atas kunjungan Pelosi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh China mengambil langkah "tidak bertanggung jawab".

Anthony Blinken menilai, China menjauh dari upaya memprioritaskan resolusi damai menuju penggunaan kekuatan.

Sementara militer Taiwan pada Sabtu (6/8/2022) mengatakan bahwa kapal-kapal dan pesawat-pesawat China yang ambil bagian dalam latihan itu melakukan serangan simulasi di pulau mereka.

Kementerian pertahanan Taiwan kemudian mengatakan pasukannya mengerahkan jet untuk memperingatkan 20 pesawat China, termasuk 14 yang melintasi garis tengah. Ia juga mendeteksi 14 kapal China melakukan aktivitas di sekitar Selat Taiwan.

Kementerian Taiwan bahkan merilis sebuah foto yang menunjukkan para pelaut Taiwan dengan cermat mengamati kapal China di dekatnya.

Pasukan Taiwan pada hari Jumat (5/8/2022) menembakkan suar untuk memperingatkan drone yang terbang di atas pulau Kinmen dan pesawat tak dikenal yang terbang di atas pulau Matsu. Kedua kelompok pulau itu dekat dengan pantai China.

"Latihan militer China secara sepihak mengubah situasi saat ini di kawasan itu dan secara serius merusak perdamaian di Selat Taiwan," kata kementerian. (*)

Baca Juga: Militer China Mulai Simulasikan Serangan ke Taiwan

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya