Jual Diri Demi Sesuap Nasi, Mirisnya Kehidupan di Sri Lanka Dilanda Krisis Ekonomi, Negara Bangkrut: Solusi Terbaik

Minggu, 31 Juli 2022 | 16:44
Kolase grid

Ilustrasi Prostitusi online

Sosok.ID -Kondisi rakyat Sri Lanka kian miris di mana warganya mulai menghalalkan segala cara demi bertahan hidup termasuk prostitusi.

Kelangkaan parah atas komoditi utama membuat kehidupan rakyat Sri Lanka kian terhimpit.

Presiden Sri Lanka sebelumnya, Gotabaya Rajapaksa telah mengundurkan diri usai memastikan dirinya selamat dari amukan rakyat dan kini berada di Singapura.

Kini Sri Lanka berada di bawah pimpinan presiden baru Ranil Wickremesinghe.

Namun kondisi rakyatnya belum ada perkembangan.

Dikabarkan beberapa perempuan di Sri Lanka dipaksa untuk memberikan layanan hubungan badan dengan imbalan makanan dan obat-obatan.

Barter mengerikan ini menjadi satu-satunya pilihan untuk mendapatkan pangan karena kelangkaan akibat krisis ekonomi.

Dilansir dari News Delivers via Kompas.com, Selasa (19/7/2022), nasib para perempuan Sri Lanka itu diberitakan di koran lokal, The Morning.

Surat kabar tersebut melaporkan pekerja pabrik tekstil perempuan beralih pekerjaan ke prostitusi

“Kami mendengar bahwa kami dapat kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi di negara ini dan solusi terbaik yang dapat kami lihat saat ini adalah pekerja seks,” kata seorang pekerja pabrik tekstil yang mengambil pekerjaan sampingan sebagai pekerja seks.

Narasumber tersebut menceritakan bahwa gaji bulanan mereka dulunya sekitar 28.000-35.000 Rupee Sri Lanka atau sekitar Rp 1.161.044 sampai Rp 1.451.305.

Namun, saat mereka bekerja di rumah bordil, mereka mendapat pemasukan tambahan yang lumayan.

"Tapi dengan terlibat dalam pekerjaan seks, kita bisa mendapatkan lebih dari 15.000 Rupee Sri Lanka (Rp 621.000) per hari. Meski tidak semua orang akan setuju dengan saya, namun inilah kenyataannya," ujar dia.

Sektor tekstil yang memburuk di tengah krisis ekonomi, rumah bordil dadakan semakin menjamur.

Tempat prostitusi itu kadang-kadang menyamar sebagai spa dengan kamar yang disekat hanya dengan tirai yang digantung.

Serta tempat tidur seadanya untuk melayani klien.

Dilansir dari News18, Kamis (21/7/2022), Telegraph Inggris juga sebelumnya mengutip lonjakan 30 persen dalam jumlah perempuan yang bergabung dengan industri seks di Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo sejak Januari 2022.

Telegraph juga menyoroti bagaimana pergerakan kuat perempuan yang sebelumnya bekerja di industri tekstil dari pedalaman hingga Kolombo.

Baca Juga: Lepas Wig,Sosok Waria Viral usai Adu Jotos di Tengah Jalan Sampai Baju Compang-camping, Lawannya KO

(*)

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati