Mahfud MD Juga Rasakan Kejanggalan pada Kematian Brigadir J, Berikut Sejumlah Keanehan yang Diduga Ditutupi Polisi

Kamis, 14 Juli 2022 | 11:57
Facebook Rohani Simanjuntak

Suasana pilu di rumah duka Brigadir J, keluarga alami beberapa kejanggalan. Menko Polhukam Mahfud MD meminta kasus adu tembak antara Brigadir J dan Bharada E diusut tuntas.

Sosok.ID -Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, danKeamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta kasus adu tembak antara Brigadir J dan Bharada E diusut tuntas.

Peristiwatewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J akibat penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022), menyisakan segudang kejanggalan.

Hal ini juga turut menjadi perhatian Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Melalui akun Instagram resminya, Mahfud MD meminta agar kasus ini tak didiamkan begitu saja.

Ia juga mengapresiasi langkah Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang membentuk tim investigasi untuk mengusut sebab-akibat kematian Brigadir J.

“Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas, tulis Mahfud MD di Instagram pribadinya, dikutip Sosok.ID via KompasTV, Kamis (14/7/2022)

"Hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya,” tambah Mahfud MD.

Mengenai tim investigasi yang dibentuk Kapolri Sigit, Mahfud MD mengatakan bahwa Kemenko Polhukam akan turut mengawal.

“Itu sudah mewakili sikap dan langkah Pemerintah sehingga Kemenko Polhukam akan mengawalnya,” Katanya.

Ia menambahkan, dalam kasus ini kredibilitas Polri dan pemerintah menjadi taruhan.

“Kredibilitas POLRI dan Pemerintah menjadi taruhan dalam kasus ini, sebab dalam lebih dari setahun terakhir, POLRI selalu mendapat penilaian atau persepsi positif yang tinggi dari publik, sesuai hasil berbagai lembagai survei,” katanya.

Kronologi singkat penembakan Brigadir J

Polisi sempat menyampaikan kronologi penembakan Brigadir J yang dilakukan dengan Bharada E di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).

Brigadir J dan Bharada E diketahui merupakan anak buah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Bharada E disebutkan melakukan penembakan terhadap Brigadir J yang sempat melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Irjen Sambo.

Adu tembak terjadi ketika Brigadir J masuk ke kamar istri Irjen Sambo dan melakukan pelecehan seksual.

Saat itu Irjen Sambo tidak ada di Tempat Kejadian Pekara (TKP).

Mendengar teriakan istri Irjen Sambo, Bharada E yang berada di lantai 2 berupaya turun, namun Brigadir J melepaskan 7 tembakan dari jarak 10 meter yang ke semuanya melesat.

Bharada E lantas membalas tembakan itu sebanyak 5 kali, namun ditemukan 7 luka tembakan di tubuh Brigadir J.

Kejanggalan keterangan polisi

Kejanggalan kasus inimuncul ketika pihak keluarga Brigadir J meminta rekaman CCTV di lokasi kejadian, namun pihak kepolisian menyebut CCTV mati sejak dua minggu sebelum penembakan.

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat juga mendapati polisi menyampaikan keterangan yang berbeda antara yang diterima pihak keluarga dan yang diumumkan ke publik.

"Banyak sekali perbedaan. Pernyataan polisi di publik dengan pernyataannya dia saat datang ke rumah," kata Samuel Hutabarat selaku ayah Brigadir J, Selasa (12/7/2022).

Dilansir dari TribunWow.com, Samuel meyakini rumah dinas Kadiv Propam pasti dijaga ketat dan memiliki kamera pengawas, namun jawaban dari kepolisian nihil.

Brigjen Hendra bersama rombongan polisi yang mendatangi rumahnya mengatakan bahwa CCTV di TKP memang ada namun posisinya bukan di kamar utama.

"Alasan mereka, bawahan dari Pak Hendra berpangkat Kombes, kalau rumah dinas memang CCTV tidak sebanyak di rumah pribadi," kata Samuel.

Keanehan kedua, polisi kepada keluarga korban menyebut jarak adu tembak antara Brigadir J dan Bharada E yakni 5-7 meter, namun di hadapan publik, polisi menyebut jarak tembak 10 meter.

Samuel menilai, tak mungkin anaknya yang seorang sniper jitu gagal melepaskan tembakan kepada Bharada E.

"Anak saya pintar. Untuk itu, dia ditarik ke Mabes Polri. Tak mungkin dari 7 tembakan, tak satupun mengenai tubuh Brada E," kata Samuel.

Karenanya keluarga Brigadir J memohon agar tak ada tyang ditutupi di balik kematian putranya.

Ia juga mendesak agar pihak kepolisian mengembalikan tiga ponsel Brigadir J.

"Jangan ada yang ditutup-tutupi. Kalau memang anaknya salah, buktikan kesalahannya itu. Buka semua bukti, buka itu CCTV dan kembalikan ponsel anak saya," kata dia.

Polisi menyebut seluruh ponsel Brigadir J menghilang.

Selain itu, Bibi Brigadir J, Rohani juga meragukan klaim yang menyebut keponakannya sempat melakukan pelecehan seksual.

Apalagi Brigadir J adalah sosok yang sangat dipercaya oleh Irjen Sambo.

"Mustahil itu (melakukan pelecehan). Yosua (Brigadir J) itu baik dan sangat menghormati atasannya," tutur Rohani.

"Semua urusan dipercayakan sama dia (Brigadir J). Dia juga dipercaya urus keuangan di rumah dinas," tandasnya.

Kejanggalan lain adalah pihak keluarga sempat dilarang membuka peti jenazah tanpa disebutkan alasannya. (*)

Baca Juga: Maia Estianty Dituding Hancurkan Rumah Tangga Nathalie Holscher dan Sule, Ucapan Ahmad Dhani Soal Borok eks Istri Terbukti?

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya