Sosok.ID - Sudah menjadi rahasia umum bagi publik dunia internasional bahwa banyak informasi mengenai Korea Utara memang sering menjadi sorotan.
Bukan tanpa alasan, negara yang dicap masih memegang teguh ideologi komunisyang dikenal sebagai Juche tersebut memang menjadi salah satu negara tertutup.
Bahkan banyak hal yang masih belum diketahui oleh dunia internasional mengenai Korea Utara sampai saat ini.
Namun sampai saat ini Korea Utara memang dikenal menjadi salah satu negara yang cukup ditakuti.
Hal itu tak lain lantaran Korea Utara disebut masih sering mengembangkan teknologi miiter mereka termasuk tentang rudal nuklir mengerikan yang mereka miliki.
Lebih dari itu sampai kini Korea Utara baru masih menjadi momok bagi negara-negara barat.
Buktinya, baru saja Korea Utara kembali mendapatkan ancaman dari Amerika Serikat.
Melansir dari Kontan, AS mengancam Korut usai Kim Jong Un berencana akan melakukan uji coba nuklir lagi.
Merasa geram setengah mati dengan ancaman pada dirinya, Kim Jong Un agaknya tak ingin tinggal diam.
Gebrakan yang cukup mengejutkan dilakukan Kim Jong Un dalam hal pemerintahan baru-baru ini.
Seperti tengah jadi tren di dunia internasional, penunjukkan seorang perempuan sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) makin jadi sorotan.
Seperti Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) yang disebut sukses usai menunjuk sosok Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri.
Kini langkah tersebut agaknya juga diikuti oleh pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baru-baru ini melakukan gebrakan dengan menunjuk menteri luar negeri perempuan pertama di negara itu.
Melansir dari Kompas TV, Kim Jong Un menunjuk diplomat karier, Choe Son-hui, Sabtu (11/6/2022), sebagai menteri luar negeri untuk menggantikan Ri Son-Gwon.
Dilaporkan kantor berita Korea Utara KCNA, Choe Son-hui ditunjuk pada saat Rapat Paripurna Komite Pusat Partai Buruh Korea.
Dikutip dari CNN, Choe Son-hui merupakan negosiator top nuklir Korea Utara di rea kepemimpinan Kim Jong Un saat ini.
Choe adalah pembantu dekat Kim Jong Un saat berlangsung pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat (AS), yang saat itu masih dipimpin oleh Donald Trump.
Penunjukan Choe terjadi di tengah peringatan dari AS atas uji coba rudal Korea Utara.
Sebelumnya pada Selasa (7/6), perwakilan khusus AS untuk kebijakan Korea Utara, Sung Kim memperingatkan Washington. Ia meyakini Korea Utara tengah menyiapkan uji coba nuklir ketujuh.
Hal itu akan sekaligus menjadi uji coba nuklir Korea Utara pertama sejak 2017.
Choe yang lahir di Pyongyang pada 1964, menurut data Kementerian Unifikasi Korea Selatan, adalah putri dari mantan Perdana Menteri Korea Utara, Choe Yong-rim.
Choe Son-hui pertama kali muncul di media pada 1997, sebagai penerjemah untuk delegasi Korea Utara pada pertemuan empat pihak untuk negosiasi nuklir dengan negara tetangga.
Peranan penting Choe terjadi saat memimpin negoasiasi alot dengan AS di era Trump terkait nuklir.
Pernyataannya yang dipublikasikan oleh media Korea Utara saat itu berganti-ganti, antara mengancam melakukan pertarungan nuklir, dan atau menawarkan dialog.
Ia juga menemani Kim Jong-un dalam pertemuan di Singapura 2018, dan Hanoi setahun kemudian, duduk di samping sang pemimpin di meja negosiasi.
Pada pernyataan terakhirnya pada Maret tahun lalu, Choe Son-hui meminta AS untuk menghentikan kebijakan bermusuhannya ke Korea Utara, termasuk latihan bersama militer Korea Selatan.
(*)
Baca Juga: Sosok Ryu Yong Chol, Jubir Covid-19 Pertama Korea Utara