Sosok.ID - Hendar Zeahanan adalah salah satu dari banyak orang yang menunggu kabar soal keberadaan Emmeril Kahn.
Sudah hampir seminggu sejak putra Ridwan Kamil itu dinyatakan hilang di Sungai Aare Swiss.
Pemuda yang akrab disapa Eril itu hilang terseret arus usai berenang bersama teman-temannya pada Kamis (26/5/2022).
Hingga kini, pencarian terhadap Eril terus dilakukan oleh Tim SAR Swiss.
Pencarian sendiri saat ini difokuskan pada area di antara pintu air Schwelenmaetelli dan Engehalde.
Ridwan Kamil dan keluarganya pun saat ini masih berada di Swiss untuk menyaksikan langsung proses pencarian terhadap Eril.
Sementara itu, Hendar yang merupakan asisten keluarga Ridwan Kamil pun ikut harap-harap cemas memantau perkembangan pencarian terhadap Eril.
Melansir dari TribunJabar.id pada Minggu (29/5/2022), ia mengungkapkan rasa kehilangannya.
"Saya sama keluarga sudah hampir 16 tahun di sini sama Bapak (Ridwan Kamil). Jadi udah kayak adik, Aa itu," ujarnya.
Sejak mendengar kabar Eril hilang, Hendar terus dibuat khawatir.
"Dari pagi kemarin pas dengar berita sampai sekarang saya susah," ujarnya.
"Terharu lihat video, foto, teringat beliau, gimana dia keadaannya gitu, dia kedinginan apa gimana gitu," lanjutnya sambil menangis.
Hendar semakin sedih sebab selama pandemi Covid-19 ia banyak menghabiskan waktu bersama Eril.
Hal itu dikarenakan Eril lebih banyak berada di rumah pribadi Ridwan Kamil dio Komplek Cigadung, Kota Bandung.
"Si Aa (Eril) tinggal di sini sama saya," kata Hendrar.
"Tinggalnya di sini semenjak setahun, dulu kan tinggal di Pakuan, setahunan ini tinggal di sini.
Mungkin karena di sana terlalu ramai, dia inginnya fokus belajar di sini gitu, kuliahnya mungkin," jelasnya.
Dijumpai di lain kesempatan, Hendar menungkap gelagat tak biasa sebelum Eril berangkat ke Swiss.
Melansir dari TribunStyle.com, hal itu terungkap dalam tayangan YouTube Intens Investigasi pada Selasa (31/5/2022).
Hendar Keahanan ungkap gelagat aneh Eril sebelum berangkat ke Swiss.
"Waktu dia mau berangkat (ke Swiss), agak aneh gitu maksudnya enggak seperti hari-hari biasa," ucap Hendar.
Menurutnya, Eril lebih banyak diam daripada biasanya.
"Berangkat dulu ngambil koper ke sini, pas turun dari mobil bawa koper dia enggak 'A Hendar bantuin', dia bawa sendiri, jalannya nunduk, enggak tengok kiri kanan.
Terus dia enggak ngomong pas saya tanya a Eril mau pergi? 'Iya', 'pergi kemana a?' dia enggak jawab, terus 'berapa lama perginya?' dia enggak jawab.
Dia beresin sendiri, terus dia bawa koper dari atas ke bawah sendiri, koper gede," kenangnya.
Hal itu tak lazim sebab menurut Hendar, Eril suka memanggil dan berbicara padanya.
"Sebelum berangkat kan di sini dulu, dari pagi sampai sore dia di atas terus, enggak pernah bercakap, biasanya suka (panggil) 'A Hendar'," terang Hendar.
Lebih lanjut, Hendar mengungkapkan tabiat asli Eril yang membuatnya kagum.
"Saya salut sama Aa itu orangnya cerdas, jadi satu kali saya sebutkan, dia langsung bisa, maksudnya ditanya jawabannya bisa," beber Hendar.
"Dia itu orangnya sangat mandiri dari kecil, memang diajarkan sama ibu bapak harus mandiri.
Jadi kalau bangun tidur selalu beresin kamar sendiri, jadi enggak bergantung ke yang bekerja.
Walaupun saya tugasnya membantu tapi dia ikut beres-beres juga. Dia baik, tidak pernah menganggap ke yang kerja itu sebagai pekerja.
Dia menganggap pekerja itu sebagai keluarga," pungkas Hendar.
(*)