Wafat di Usia 86 Tahun, Kisah Kesederhanaan Sosok Buya Syafii Maarif yang Patut Diteladani

Jumat, 27 Mei 2022 | 12:40
PWMU.CO

Mantan Ketum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif

Sosok.ID - Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif, selama hidupnya dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana.

Pada Jumat (27/5/2022), Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah 1998-2005 itu dikabarkan meninggal dunia.

Buya Syafii Maarif menghembuskan nafas terakhirnya di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Dilansir dari Kompas.com, tokoh penting Muhammadiyah tersebut wafat di usia 86 tahun pada pukul 10.15 pagi tadi.

Sebagai tokoh penting di masyarakat, Buya Syafii Maarif dikenal dengan sifat sederhananya.

Empat tahun silam pada Agustus 2018, viral potret yang menunjukkan Buya Syafii menunggu kereta di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan.

Ia terlihat duduk menggunakan batik berwarna coklat dan celana bahan berwarna hitam. Tangan kirinya memegang tingkat yang membantunya berjalan.

Mengutip Kompas.com, Buya Syafii saat itu menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) dan hendak menuju Istana Kepresidenan Bogor.

Kompas.com/Facebok

Foto Anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Ahmad Syafii Maarif di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (12/8/2017).(Dok. Facebook Muhhammad Abdullah Darraz)

Ia dalam berjalanan menghadiri acara program Penguatan Pendidikan Pancasila yang digelar oleh UKP-PIP di halaman Istana Presiden, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/8/2017).

Acara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting negara, seperti Presiden Joko Widodo, Ketua Dewan UKP-PIP Megawati Soekarnoputri, Mahfud MD dan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno.

Direktur Eksekutif Maarif Institute, Muhammad Abdullah Darraz mengatakan, Buya Syafii sudah ditawari agar diantar oleh sopir Maarif Institute, namun dia menolak dan memilih naik kereta.

Alasannya, Buya Syafii enggan merepotkan orang lain. Padahal Maarif Institute memang menyediakan sopir yang tersedia 24 jam untuk mengantar jemput Buya Syafii.

"Buya selalu merasa tidak enak dan tidak mau merepotkan teman-teman MI (Maarif Institute), terutama supir MI, karena hari Sabtu adalah hari libur. Padahal di MI ada sistem lembur dan supir MI disiap-sediakan untuk mengantar-jemput Buya kapan pun," kata Darraz.

Bukan itu saja, Buya Syafii pernah tertangkap kamera sedang mengayuh sepedanya di jalanan perumahan.

Buya Syafii memang kerap menjalani aktivitas dengan bersepeda. Termasuk ketika pergi ke pasar, membeli obat, membeli listrik, dan bahkan untuk pergi ke bank.

Kolega Buya Syafii, Erik Tauvani, pernah berkata bahwa Buya Syafii memang terbiasa menggunakan sepeda.

"Buya naik sepeda itu biasa, orang yang melihat sekali kan heran padahal itu keseharian Buya, bagian dari olahraga. Itu bukan pencitraan dan bukan sesuatu yang besar, karena bagi Buya itu kesehariannya," kata Erik, 31 Mei 2020.

Buya Syafii pun selalu menolak diperlakukan istimewa. Termasuk ketika mengantre obat di rumah sakit, bank, mengurus paspor, dan hal-hal lain yang sebenarnya dapat memudahkannya.

Facebook

Buya Syafii Maarif saat mengantre di RS PKU Muhammadiyah

"Intinya Buya merasa semua sama, semua orang punya hak yang sama. Kultur egaliternya itu sangat kuat sehingga kalau ngantri Buya mengantre sesuai dengan nomor, tidak mau melewati," kata Erik.

Suatu ketika, saat istrinya sakit, RS PKU Muhammadiyah menggratiskan Buya Syafii membayar biaya pengobatan, namun ia menolak.

"RS PKU tidak mau menerima uang (Buya), tapi akhirnya beberapa waktu kemudian istrinya dengan Buya menyumbangkan sekian untuk pembangunan di PKU," kata Erik.

Kesederhanaan yang ditunjukkan oleh pria kelahiran 31 Mei 1935 itu menjadi teladan bagi warga, khususnya warga Muhammadiyah.

"Kesederhanaan, kesahajaan dan sikap untuk tidak mau bergantung pada orang lain serta kemerdekaan jiwa manusia sepuh ini menjadi satu bentuk keteladanan yang harus ditiru, setidaknya bagi kami anak-anak ideologisnya," tutur Direktur Eksekutif Maarif Institute, Muhammad Abdullah Darraz.

Buya Syafii wafat usai mengalami sesak nafas dan dirawat di rumah sakit. Informasi meninggalnya Buya Syafii Maarif disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Jumat (27/5/2022).

TRIBUNNEWS.com

Buya Syafii Maarif dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta sebelum meninggal dunia.

"Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif," ujarnya.

"Semoga beliau husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dilapangkan di kuburnya, dan ditempatkan di jannatun na'im. Mohon dimaafkan kesalahan beliau dan do'a dari semuanya," tandas dia. (*)

Baca Juga: Belum Ditemukan, Kronologi Hilangnya Putra Sulung Ridwan Kamil di Sungai Swiss, Keluarga Mohon Doa

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya