Sosok.ID -Menikah memang menjadi tujuan banyak pasangan yang tengah menjalin asmara dengan kekasihnya.
Tak hanya itu saja, dalam hal merancang pesta pernikahan, banyak calon pengantin rela gelontorkan banyak uang demi acara yang berkesan.
Namun bagaimana bila acara pernikahan yang telah dirancang sedemikian rupa tersebut terancam jadi hal memalukan bagi mempelai pria?
Hal itu mungkin yang dirasakan oleh sosok mempelai pria yang sempat viral di media sosial Tiongkok baru-baru ini.
Bukan tanpa alasan, di tengah acara sakral yang telah dirancang oleh sosok mempelai pria tersebut ia hampir dicoreng mukanya karena perbuatan orang lain.
Melansir dari Eva.vn pada Minggu (15/5/2022), pernikahan pria ini dilangsungkan di kota Yantai, Shandong, Tiongkok.
Namun terjadi insiden yang sangat memalukan yang hampir membuat dua mempelai hilang muka usai jalani pemberkatan pernikahan.
Hal itu bermula saat sekumpulan teman-teman dan kerabat tiba-tiba mendatangi pasangan suami istri yang baru saja sah menikah tersebut.
Tak sampai di situ saja, ternyata kerumunan itu membuat busana yang dikenakan mempelai pria lepas hingga terlihat hampir telanjang bulat.
Setelah jas yang nampak rapi dan elegan pun dicopot hingga menyisakan pakaian dalam dan kaus kaki.
Di hadapan tamu undangan lain, pengantin pria ini merasa malu dan bingung.
Ia juga merasa ia frustasi dan marah atas tindakan teman dan kerabatnya melucuti pakaiannya ini.
Menyaksikan suaminya dipermalukan di siang bolong, sang istri pun segera menghampiri suaminya.
Pengantin wanita segera menutupi badang sang suami dengan gaun yang ia kenakan.
Untunglah gaun pengantin wanita cukup besar dan lebar sehingga bagian bawah tubuh mempelai pria bisa ditutupi.
Meski begitu sekumpulan pemuda tadi masih melancarkan aksinya dengan memercikan tinta hitam ke keduanya.
Pengantin wanita tetap sigap dan memeluk sang suami dengan erat.
Di saat seperti ini para tamu undangan bukannya membantu, mereka justru melihat dan tertawa melihat aksi ini.
Aksi seperti ini kerap terjadi dan dianggap sebagai budaya untuk menghidupkan suasana pesta pernikahan.
Meski begitu, banyak juga yang mulai mengkritik tradisi ini lantaran dinilai anarkis dan berlebihan.
(*)