Makanya NATO Ogah Terang-terangan Bantu Ukraina Perangi Rusia, Ternyata Pangkalan Rudal Nuklir Rusia Ini Jadi Sebab!

Senin, 11 April 2022 | 20:12
24h.com.vn

ilustrasi rudal nuklir. Makanya NATO Ogah Terang-terangan Bantu Ukraina Perangi Rusia, Ternyata Pangkalan Rudal Nuklir Rusia Ini Jadi Sebab!

Sosok.ID- Sebuah desa bernama Vogelsang yang berada di sebuah distrik di bagian timur laut Zehdenick, di negara bagian Brandenburg, Jerman disebut jadi titik lemah negara Barat atas Rusia.

Meski desa Vogelsang memiliki pemandangantaman alam yang indah yakni Kleine Schorfhide, namun ternyata menyimpan hal mengejutkan.

Bahkan desa Vogelsang juga disebut sebagai kunci utama negara-negara Eropa hingga bisa takut pada militer Rusia.

Bukan tanpa alasan, desa yangterletak di Jerman ini ternyata disebut sebagaipangkalan rudal nuklir Uni Soviet dengan hulu ledak.

Melansir dari thevintagenews.com pada Senin (11/4/2022),desa kecil ini didirikan sekitar tahun 1725 hingga berkembang perlahan.

Bermuladari beberapa rumah di kedua sisi jalankini desa tersebut menjelma menjadikotamadya independen yang mengatur dirinya sendiri.

Apalagi padatahun 1882, usai dibangun dan diresmikan sebuah stasiun kereta api, desa Vogelsang semakin ramai.

Meskiseperti banyak desa Jerman Timur lainnya dan kota-kota kecil lainnya, Volgesang ternyata memiliki posisi strategis secara alami.

Oleh karena itu Vogelsang dilirik hingga akhirnya digunakan sebagai pangkalan militer Uni Soviet setelah Perang Dunia 2.

Melansir dari Intisari Online, lokasi utamanyamemang telah menjadi momok sejak perang dunia kedua kala itu.

Taman alam di sekitarnya menyediakan kamuflase yang baik dari udara dan darat.

Ini adalah 170 kaki di atas permukaan laut dan, karena dekat dengan Sungai Oder, itu dapat dipasok dengan mudah dan teratur melalui jalur air.

Seiring berjalannya waktu dan Vogelsang menjadi sebuah distrik, dua daerah pemukiman lagi ditambahkan ke dalamnya: Bergluch dan Deutschboden.

Jadi, ketika debu mereda setelah perang, distrik ini menjadi lokasi penting bagi pasukan Angkatan Bersenjata Uni Soviet di Jerman.

Barak baru dibangun di lokasi tersebut, bersama dengan banyak bangunan militer penting lainnya.

Semua "disponsori" dan dibayar penuh oleh Republik Demokratik Jerman.

Situs ini menjadi markas bagi Divisi Lapis Baja ke-25, dan juga merupakan rumah bagi Tentara Pengawal ke-20, Resimen Lapis Baja ke-162, dan Mot.

Resimen Senapan, yang bergabung kemudian setelah penutupan pangkalan militer Uni Soviet lainnya di Jerman Timur.

thevintagenews.com
thevintagenews.com

Desa Vogelsang, desa yang menjadi pangkalan rudal nuklir Uni Soviet.

Selain gedung militer, pusat dukungan berita dari jaringan radio dasar juga didirikan di situs tersebut.

Secara resmi, jaringan radio (STNZ) ini bukan bagian dari operasi militer atau digunakan oleh pangkalan militer.

Pada puncak operasi, pangkalan ini menampung lebih dari 15.000 tentara Uni Soviet dan warga sipil yang tinggal di kota militer.

Bagian paling selatan dari pangkalan itu disediakan untuk landasan peluncuran rudal.

Terisolasi dari semua bangunan lain, platform beton landasan peluncuran ini masih ada sampai sekarang.

Mereka digunakan untuk jangkar rudal kaliber besar. Ada spekulasi bahwa sistem rudal yang disimpan di sini adalah R5 Pobeda, yang berarti kemenangan dalam bahasa Rusia.

Namun, NATO memiliki nama yang berbeda untuk itu.

Nama kode NATO untuk program rudal ini adalah SS-3 Shyster. Rudal hulu ledak nuklir yang disimpan di sini memiliki jangkauan yang relatif kecil.

Tetapi mereka masih menjadi ancaman karena ditempatkan dalam jangkauan beberapa negara anggota NATO Eropa.

Misalnya empat dari senjata tersebut dilaporkan ditujukan untuk Inggris, dan khusus untuk pangkalan rudal Thor di Norfolk dan Lincolnshire.

Pada tahun 1959, pangkalan Vogelsang, bersama dengan Zehdenick dan Fürstenberg/Havel (semuanya di Jerman Timur), menjadi pangkalan rudal nuklir Uni Soviet pertama di luar Uni Soviet.

Namun semua berubah ketika pasukan SovietmeninggalkanVogelsand pada tahun 1994.

Sejak itu, pangkalan besar dan struktur terkait telah dalam keadaan runtuh perlahan.

Meski begitu, tempat inidianggap berbahaya bagi kehidupan karena sejumlah besar amunisi dan bahan peledak yang tersisa. (*)

Baca Juga: Laut China Selatan Makin Memanas, Indonesia Bisa Kena Imbas Saat Tiongkok Perangi Negara Tetangga RI Dengan Rudal Nuklir Ini!

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : thevintagenews.com, Intisari Online

Baca Lainnya