Keputusan di Tangan Jokowi! AS dan Sekutu Barat Ingin Usir Rusia, Tapi Vladimir Putin Ngotot akan Datangi KTT G20 di Bali

Rabu, 23 Maret 2022 | 19:52
Harian Warta Kota/Henry Lopulalan

Presiden Joko Widodo

Sosok.ID - Di tengah perang Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin bermaksud menghadiri KTT G20 yang diselenggarakan di Indonesia akhir tahun ini.

Dikutip dari Reuters, Rabu (23/3/2022), Duta Besar Rusia di Jakarta mengatakan, Putin menanggapi seruan beberapa negara yang menginginkan agar Rusia hengkang dari KTT G20.

"Tidak hanya G20, banyak organisasi berusaha untuk mengusir Rusia.... reaksi Barat benar-benar tidak proporsional," kata duta besar Lyudmila Vorobieva pada konferensi pers pada hari Rabu, (23/3/2022).

Diketahui, Amerika Serikat dan sekutu Baratnya sedang menilai apakah Rusia harus tetap berada dalam kelompok ekonomi utama G20 setelah invasinya ke Ukraina.

Baca Juga: KG Media Bersama KADIN Indonesia dan B20 Committee Members Siap Sukseskan G20 Business Summit

AS dan sekutunya menilai bahwa perbuatan Putin kepada Ukraina dapat menjadi pertimbangan untuk mengusir Rusia dari KTT G20 di Bali nanti.

Informasi ini disampaikan oleh sumber yang tak disebutkan namanya kepada Reuters.

Kemungkinan mengecualikan Rusia secara langsung akan diveto oleh orang lain di klub - yang meliputi China, India, Arab Saudi, dan lainnya.

Hal ini dinilai AS dapat meningkatkan prospek beberapa negara, alih-alih melewatkan pertemuan G20 tahun ini hanya karena masalah yang diperbuat Rusia.

Baca Juga: Bukan Rusia Vs Ukraina, Mantan Agen CIA Akhirnya Jujur AS Telah Mulai Perang Lawan Vladimir Putin, Ini Buktinya!

G20 (Kelompok Dua Puluh) bersama dengan Kelompok Tujuh yang lebih kecil - yang hanya terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Jepang, dan Inggris - adalah platform internasional utama untuk mengoordinasikan segala hal mulai dari aksi perubahan iklim hingga utang lintas batas.

Rusia menghadapi serangan sanksi internasional yang dipimpin oleh negara-negara Barat yang bertujuan untuk mengisolasinya dari ekonomi global, termasuk secara khusus menutupnya dari sistem pengiriman pesan bank global SWIFT dan membatasi transaksi oleh bank sentralnya.

“Ada diskusi tentang apakah pantas bagi Rusia untuk menjadi bagian dari G20,” kata sumber senior G7.

"Jika Rusia tetap menjadi anggota, itu akan menjadi organisasi yang kurang berguna."

Baca Juga: PerangRusia dan Ukraina bakCobaan BagiHubungan AS-China: Ini Berpotensi Jadi Titik Balik!

Ditanya apakah Presiden AS Joe Biden akan bergerak untuk mendorong Rusia keluar dari G20 ketika dia bertemu dengan sekutu di Brussels minggu ini, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih Selasa, (22/2/2022) bahwa:

"Kami percaya bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa untuk Rusia. di lembaga-lembaga internasional dan dalam komunitas internasional.”

Namun, Amerika Serikat berencana untuk berkonsultasi dengan sekutunya sebelum pernyataan lain dibuat, katanya.

Sebuah sumber Uni Eropa secara terpisah mengkonfirmasi diskusi tentang status Rusia pada pertemuan G20 mendatang, yang kursi bergilirnya saat ini dipegang oleh Indonesia.

“Sudah sangat jelas bagi Indonesia bahwa kehadiran Rusia pada pertemuan tingkat menteri yang akan datang akan sangat bermasalah bagi negara-negara Eropa,” kata sumber tersebut, seraya menambahkan bahwa tidak ada proses yang jelas untuk mengecualikan suatu negara.

Baca Juga: Latihan Militer NATO Kerahkan 30.000 Tentara di Tengah Ketegangan Perang Rusia-Ukraina

G7 diperluas ke format "G8" baru termasuk Rusia selama periode hubungan yang lebih hangat di awal 2000-an. Tetapi Moskow diskors tanpa batas waktu dari klub itu setelah aneksasi Krimea pada tahun 2014.

Sebelumnya pada hari Selasa, Polandia mengatakan telah menyarankan kepada pejabat perdagangan AS untuk menggantikan Rusia dalam kelompok G20 dan bahwa saran tersebut telah menerima "tanggapan positif."

Seorang juru bicara Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa "pertemuan yang baik" telah diadakan minggu lalu antara Menteri Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Polandia Piotr Nowak dan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo tetapi menambahkan:

"Dia (Raimondo) menyambut baik pandangan Polandia tentang sejumlah topik, termasuk operasi G20, tetapi tidak menyatakan posisi atas nama Pemerintah AS sehubungan dengan proposal G20 Polandia."

Baca Juga: Dunia Internasional Geger, Rusia Makin Nekat Ratakan Ukraina Dengan Senjata Canggih Ini!

Namun demkian, sumber G7 mengatakan tampaknya tidak mungkin bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang saat ini memimpin G20, atau anggota seperti India, Brasil, Afrika Selatan, dan China akan setuju untuk mengeluarkan Rusia dari grup.

"Tidak mungkin untuk menghapus Rusia dari G20" kecuali Moskow membuat keputusan seperti itu sendiri, kata seorang pejabat negara anggota G20 di Asia.

"Tidak ada prosedur untuk mencabut Rusia dari keanggotaan G20."

Jika negara-negara G7 malah melewatkan pertemuan G20 tahun ini, itu bisa menjadi sinyal kuat bagi India, kata sumber itu. (*)

Baca Juga: Didiagnosa Penyakit Berpotensi Kelumpuhan, Raffi Ahmad Putuskan Pensiun Jadi Artis, Dokter: Sudah Sakit Banget

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya