Sosok.ID - Tiap hari, para siswi SMP ini harus menanggung rasa malu yang luar biasa.
Betapa tidak, hampir setiap pagi, para siswi SMP ini terpaksa pasrah tali bra yang mereka kenakan ditarik guru.
Atas nama peraturan kedisplinan, begitu dalih pihak sekolah.
Sontak, pihak sekolah langsung diprotes warga dan orang tua murid lantaran terlalu ikut campur pakaian dalam para siswi
Seperti namanya, peraturan sekolah memang dibuat untuk ditaati oleh para siswanya.
Namun bukan itu artinya semua peraturan sekolah bisa dibenarkan dan patut untuk ditaati.
Dari sekian banyak peraturan, ada satu sekolah yang menerapkan aturan paling aneh dan terkesan melanggar privasi murid.
Peraturan yang dimaksud adalah aturan terkait pakaian dalam para siswi.
Dilansir dariKompas.com, Minggu (6/3/2022) sekitar 13 SMP di Jepang menuai protes lantaran peraturan sekolahnya yang nyeleneh.
Bukan tanpa sebab, 13 SMP ini dianggap terlalu mencampuri selera pakaian dalam muridnya.
Parahnya lagi, untuk menerapkan disiplin pada peraturan ini, beberapa sekolah bahkan izinkan guru menarik tali bra para siswinya.
Mengutip Kompas.com, pihak sekolah menerapkan peraturan ini dengan alasan pakaian dalam siswa harus sederhana.
Menurut pihak sekolah, pakaian dalam warna-warni bisa terlihat tembus dengan seragam putih dan menimbulkan kesan yang kurang senonoh.
Untuk menghindari hal ini, pihak sekolah mewajibkan para siswinya untuk menggunakan pakaian dalam berwarna putih.
Tak tanggung-tanggung, demi kedisplinan, salah satu sekolah bahkan menjadikan pemeriksaan pakaian dalam sebagai rutinitas.
Diberitakan SoraNews24 pada 17 November 2020 lalu, sebelum bel sekolah berbunyi, setiap siswi harus berbaris di depan pagar sekolah.
Satu per satu, tali bra mereka akan ditarik oleh guru wanita untuk diperiksa warnanya.
Meskipun pemeriksaan dilakukan oleh guru wanita, asosiasi pengacara dikabarkan tetap menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang tak pantas.
Tak heran bila peraturan nyeleneh ini mengundang aksi protes dari sejumlah pihak.
Tak hanya soal peraturan pakaian dalam, aturan-aturan aneh lainnya juga ikut dibahas dalam aksi protes tersebut.
Pihak asosiasi pun mendesak sekolah untuk pertimbangkan kembali peraturan-peraturan tersebut
(*)