Hampir Setahun Diwarnai Ketegangan, Junta Militer Myanmar Melunak, Setujui Gencatan Senjata Demi Hal Ini

Selasa, 07 September 2021 | 19:46
thefirearmblog.com

Militer Myanmar

Sosok.ID -Sepanjang tahun 2021 Myanmar diwarnai ketegangan sejak kekuasaan diambil alih militer.

Saat ini, pemimpin militer Myanmar akhirnya menyetujui permintaan ASEAN untuk melakukan gencatan senjata sampai akhir tahun demi kelancaran distribusi bantuan kemanusiaan.

Dilansir Reuters dari Kyodo, utusan ASEAN untuk Myanmar Erywan Yusof, mengusulkan gencatan senjata dalam konferensi video pada hari Senin (6/9) dengan Menteri Luar Negeri Wunna Maung Lwin, dan militer telah menerimanya.

"Ini bukan gencatan senjata politik. Ini adalah gencatan senjata untuk memastikan keselamatan. Mereka tidak memiliki perbedaan pendapat dengan apa yang saya katakan," kata Erywan.

Selain itu, Erywan menyebutkan bahwa negara-negara ASEAN mitra dialog telah menjanjikan bantuan sebesar US$8 juta untuk Myanmar.

Baca Juga: 19 Jet Tempur China Terobos Zona Udara Taiwan, Serangan Terbesar Sejak Pertengahan Tahun 2021

Hanya saja kapan gencatan senjata akan berlaku saat ini masih belum diumumkan.

Begitu pula kapan bantuan kemanusiaan yang dijanjikan akan mulai didistribusikan.

Tidak hanya berkomunikasi denganpihak militer, Erywan juga melaporkan telah menyampaikan proposalnya secara tidak langsung kepada partai-partai yang menentang kekuasaan militer.

Dengan adanya gencatan senjata kali ini diharapkan bisa menjadi titik terang menuju perdamaian, termasuk menuju pemilu ulang yang dijanjikan pihak militer.

Akan tetapi gencatan senjata ini juga dipandang berbahaya.

Baca Juga: Lari Menjerit-jerit, Pengantin Pria Diseret Tamu Balik, Sempat Kocar-kacir saat Lihat Sosok Wanita yang Jadi Istrinya

Aktivis pro-demokrasi Myanmar Thinzar ShunLei Yi mengatakan bahwa gencatan senjata justru akan memberi lebih banyak waktu bagi militer Myanmar untuk memperkuat persenjataannya.

Sementara itu, Erywan mengatakan dia masih bernegosiasi dengan militer mengenai persyaratan kunjungan yang diharapkan bisa terjadi sebelum Oktober.

Salah satu misinya adalah bertemu dengan pemimpin Myanmar sebelumnya, Aung San Suu Kyi.

Sebelum itu terjadi, Erywan akan memastikan agar bantuan kemanusiaan bisa masuk dengan lancar tanpa ada gangguan keamanan sedikit pun.

Baca Juga: Lapor Polisi karena Sapi Miliknya Hilang, Pria Ini Syok Ternyata Pelakunya Istri Sendiri, Pelaku: Buat Beli Skincare Mas

"Yang kami fokuskan sekarang adalah agar semua pihak menghentikan kekerasan, terutama yang berkaitan dengan distribusi bantuan kemanusiaan," ungkapnya.

Sejak kudeta terjadi awal Februari lalu, ASEAN telah berusaha untuk mengakhiri kekerasan di mana ratusan orang tewas di Myanmar. Berbagai dialog telah dilakukan demi menemukan titik tengah.

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber Reuters