Bak Ditampar Keras, Malaysia Kini Diolok-olok Warganya Sendiri Gegara Kalah Telak Dengan Indonesia yang Sempat Dicap Tak Bisa Tangani Covid-19, Kok Bisa?

Senin, 06 September 2021 | 17:59
Pixabay

(Kolase Foto) Bak Ditampar Keras, Malaysia Kini Diolok-olok Warganya Sendiri Gegara Kalah Telak Dengan Indonesia yang Sempat Dicap Tak Bisa Tangani Covid-19, Kok Bisa?

Sosok.ID - Malaysia kini jadi sorotan setelah sejumlah politikus mengkritisi apa yang terjadi di Negeri Jiran.

Bahkan tak sedikit yang terkejut dengan apa yang terjadi di Indonesia dan membandingkannya dengan Malaysia.

Sudah bukan rahasia lagi, hubungan Indonesia dan Malaysia memang sering naik turun.

Termasuk soal penanganan covid-19 yang tengah menjadi pandemi di seluruh penjuru dunia saat ini.

Baca Juga: Kamala Harris Kecam Intimidasi China atas Laut China Selatan, Filipina Mengamuk, Malaysia Kerahkan Jet Tempur

Bukan tanpa alasan, Indonesia sempat dicap tak bisa tangani masalah pandemi saat kasus covid-19 di Tanah Air meningkat drastis.

Namun kini keadaan berbalik dengan apa yang terjadi di Malaysia saat ini.

Pemimpin DAP Malaysia Lim Kit Siang meminta Menteri Kesehatan Malaysia yang baru menjelaskan kenapa kasus Covid-19 Indonesia lebih cepat turun dibanding dengan negaranya.

Anggota parlemen Malaysia itu menilai Indonesia lebih berhasil mengurangi tingkat infeksi Covid-19 dibanding “Negeri Jiran”, padahal populasinya lebih besar.

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga Setelah Tak Laku Jadi Artis Sampai Cerai dari Pria Malaysia, Sosok Mantan Raffi Ahmad Kejutkan Publik Saat Curhat Soal Kebahagiaan Dunia Akhirat, Ada Apa?

Dia pun mengulangi peringatan sebelumnya kepada Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin, bahwa vaksinasi saja tidak akan membantu menyelesaikan masalah Covid-19 Malaysia.

“Bisakah menteri kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan mengapa selama 16 hari berturut-turut, Indonesia mengurangi kasus baru Covid-19 hariannya menjadi kurang dari Malaysia bahkan kurang dari setengahnya seperti kemarin 8.955 kasus, sementara Malaysia 20.988 kasus?” kata Lim melansir Malay Mail pada Jumat (3/8/2021).

Saat ini menurut Lim, Malaysia adalah salah satu negara dengan kinerja terburuk di dunia dalam hal respons Covid-19 tahun ini.

Ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara itu telah mencatat rata-rata lebih dari 20.000 kasus selama lebih dari empat minggu.

Baca Juga: Getol Ogah Kalah Saat Industri Senjata Militer Indonesia Maju, Malaysia Justru Jadi Bahan Hujatan Gegara Ciptakan Senapan-senapan Ini!

“Ini bukan mencari-cari kesalahan tetapi untuk mencari cara meningkatkan penanganan kita terhadap pandemi Covid-19 sehingga memenangkan perang melawannya,” tambah pemimpin DAP itu.

“Pada laju infeksi dan kematian saat ini, kami akan menembus angka 1,8 juta untuk total kumulatif kasus Covid-19 hari ini,” kata Lim.

Lebih lanjut menurutnya, "Negeri Jiran" mungkin akan memecahkan angka dua juta total kumulatif kasus Covid-19 dan memecahkan angka 20.000 kematian akibat Covid-19 ketika merayakan Hari Malaysia ke-58 pada 16 September 2021.

Direktur jenderal kesehatan Malaysia Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah, sebelumnya berjanji kasus akan stabil pada pertengahan Agustus.

Baca Juga: Ikut Emosi Dengar Permintaan Maaf Haters Ayu Ting Ting, Ruben Onsu Beri Pesan Menohok untuk Kartika Damayanti: Jangan Minta Maaf Aja, Pulang!

Tapi sekarang, Abdullah mendapat banyak sorotan atas sejumlah keputusan yang dinilai belum dapat mengurangi jumlah kasus secara signifikan, termasuk soal dukungannya pada kebijakan lockdown ketat Malaysia.

Dia menolak untuk menerima panggilan untuk mengundurkan diri. Lim mengaku telah lama meminta pemerintah Malaysia menjauhkan diri dari kepercayaan buta pada "penguncian total", dan membuka bisnis sesuai dengan tujuan "hidup bersama Covid" alih-alih strategi "nol Covid".

Baca Juga: Hidupnya Bak Kisah Dongeng Saat Dinikahi Seorang Pangeran, Model Asal Indonesia Ini Harus Telan Pil Pahit Saat Alami KDRT

Sebagai gantinya, dia mengajukan adanya pembatasan yang ditargetkan (parsial).

“Ini adalah keburukan yang harus kita atasi karena ini adalah angka yang tak terbayangkan bagi Malaysia ketika pandemi Covid-19 dimulai 20 bulan lalu,” pungkas Lim.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Malay Mail

Baca Lainnya