Kini Menjamur di Kalangan Artis, Hingga Sempat Buat Rachel Vennya Sampai Citra Kirana Tertipu, Begini Sejarah Adanya Bisnis Tas Merk Palsu!

Senin, 30 Agustus 2021 | 16:51
instagram.com/rachelvennya, citraciki, medinazein

Kini Menjamur di Kalangan Artis, Hingga Sempat Buat Rachel Vennya Sampai Citra Kirana Tertipu, Begini Sejarah Adanya Bisnis Tas Merk Palsu!

Sosok.ID-Menggunakan barang-barang bermerk memang membuat sebagian orang merasa percaya diri saat di depan umum.

Bahkan tak jarang banyak yang rela gelontorkan uang sampai ratusan hingga miliaran rupiah demi barang-barang yang dianggap bermerk.

Hal itupun yang kini menjalar di kalangan artis Tanah Air yang berlomba-lomba sampai mengkoleksi tas-tas branded.

Namun di samping adanya tas mewah dengan harga selangit, ada saja oknum yang memanfaatkannya dengan cara memalsukan.

Baca Juga: Diduga Ayu Ting Ting Orangnya, Penerima Tas Rp 137 Juta dari Raffi Terungkap, Luna Maya Kuliti Belangnya Suami Gigi:Bisa-bisanya!

Berbicara soal tas mewah, belakangan ini ramai perihal tas mewah ini yang membawa nama para artis.

Ialah Rachel Vennya, Citra Kirana dan Medina Zein beserta tas merk Hermes.

Melansir Tribun Seleb, Medina Zein adalah istri dari Lukman Azhari yang terkenal sebagai kolektor tas branded.

Banyak yang ia tawari tas mewah, beberapa adalah Zaskia Sungkar dan juga Laudya Cynthia Bella, tapi ternyata tas yang ditawarkan adalah KW.

Kini Rachel Vennya dan Citra Kirana juga mengklaim mendapatkan tas KW padahal mereka ditawari tas Hermes asli.

Baca Juga: Terkapar Bahagia di Aspal, Lucinta Luna Jatuh Pingsan Usai Diberi Tas Mewah Seharga Rp 50 Juta oleh Ivan Gunawan

Akhirnya, utang Medina Zein kepada Rachel Vennya sudah lunas, dan sudah ada klarifikasi dari keduanya.

Namun untuk Citra Kirana belum ada klarifikasi lebih lanjut.

Pemalsuan tas bermerk

Tas merk Hermes terkenal karena menjual eksklusivitas sertai detail tas kulit yang begitu rapi dan indah.

Namun bisnis perdagangan tas bermerk KW atau pemalsuannya malah ternyata lebih subur dari industri tas mewah itu sendiri.

Melansir The Fashion Law, pada musim panas tahun 2011, tas Birkin berwarna merah cerah sedang dibuat di sebuah bengkel di Perancis.

Pada saat itu masih terjadi resesi ekonomi berkepanjangan di Amerika Serikat (AS) akibat Resesi Besar 2 tahun sebelumnya, dan juga ada volatilitas di Eropa, Inggris, dan China.

Baca Juga: Bak Dibanting Usai Dilambungkan Tinggi, Setelah Terima Hadiah Seharga Miliaran, Nagita Slavina Malah Dengar Raffi Ahmad Kerap Dicium Cewek-cewek

Semuanya telah membuat investor dan ekonom enggan mengeluarkan uang yang banyak.

Namun siapa sangka demi koleksi tas kulit yang terkenal karena dipopulerkan oleh penyanyi Jane Birkin itu, uang kembali berputar hanya untuk penjualan Hermes Birkin.

Tas berwarna merah darah itu termasuk di antara tas tangan bernilai puluhan juta dolar diproduksi di bengkel-bengkel pinggiran kota Paris yang dibuat untuk memenuhi para pemuja merk dengan kantong tebal.

Saat itu tas itu dilengkapi dengan stempel emas kecil di bagian depan bertuliskan "Hermes Paris Made in France" dan dikemas dalam kotak oranye khas Hermes lengkap dengan pita biru gelapnya, yang sudah digunakan selaam lebih dari 183 tahun.

Namun tidak ada yang tahu, tas yang dirakit saat itu sama sekali bukan barang asli.

Padahal kemasannya sangat mirip dan bahannya juga sama-sama berkualitas tinggi.

Namun tas yang muncul di tahun 2011 itu adalah produk dari operasi pemalsuan canggih senilai saat itu USD 22 juta (Rp 3,7 T) yang dilakukan di Perancis tanpa diketahui oleh Hermes sendiri.

Baca Juga: Gunungan Cicilan Tambah Rp 1 M, Raffi Ahmad Malah Anteng, Ternyata Permintaan Gigi Sebelumnya Lebih Mahal, Suami Ngeluh: Gak Bisa!

Padahal mereka sudah dengan jeli menjaga kualitas barang produk mereka dan juga menjaga agar tidak terjadi pemalsuan.

Rupanya, lebih dari puluhan orang bekerja dengan rajin membangun bisnis pemalsuan yang kecil tapi menghasilkan.

Bengkel-bengkel itu tidak jauh dari bengkel Hermes sendiri, menciptakan tas-tas mirip Hermes yang bahkan tampak sangat asli.

Tas-tas itu bukan tas palsu yang dibuat di China dan kemudian dijual murah di Amazon dan pasar loak kumuh, tapi malah dibuat di Perancis dan sebagian bahan yang digunakan malah berasal langsung dari bengkel Hermes.

Mengejutkannya, banyak pegawai Hermes yang malah terlibat dalam bisnis kriminal yang makin besar itu.

Baca Juga: Keluar Rp 1 M Lebih Demi Nagita, Gunungan Cicilan Raffi Ahmad Kian Tinggi, sang Sultan Sampai Pinjam Duit Buat Tutupi Utang: Mahal Banget!

Mereka yang menyediakan bahan-bahan asli dan mengawasi pembuatan tas tangan agar hasilnya adalah tas palsu tapi kualitas menyerupai tas asli.

Tahun 2012, ada 80% benda atas nama Hermes dijual di internet adalah barang yang palsu, seperti dikatakan mantan CEO Hermes, Patrick Thomas.

Ternyata penjualan barang palsu ini juga merugikan Perancis, karena tahun yang sama ekonomi Perancis rugi sebesar USD 7,5 miliar dalam bentuk pendapatan yang hilang per tahun.

Jumlah itu malah terus meningkat sampai sekarang.

Tidak hanya itu, operasi pemalsuan barang mewah ini juga semakin canggih setiap tahunnya.

Tidak heran jika barang KW pun ditemui dan menyerupai aslinya.

Sejak saat itulah pemerintah Perancis memutuskan tidak hanya ilegal untuk membuat dan menjual barang palsu, tapi juga membelinya saja menjadi pelanggaran pidana. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : intisari-online.com, Tribun Seleb

Baca Lainnya