Sosok Ching Shih, Mantan PSK yang Berakhir Jadi Ratu Bajak Laut, Pemerintah China Sampai Buat Sayembara Perompak Dunia Demi Jatuhkan Kekuasaannya

Senin, 23 Agustus 2021 | 16:13
ancient-origins.net

Ching Shih

Sosok.ID - Sosok Ching Shih kini dikenal sebagai seorang perompak wanita atau ratu bajak laut paling kuat sepanjang masa.

Sosoknya bahkan muncul di sebuah film perompak terkenal yang dibintangi oleh Johnny Depp, yakni Pirates of the Caribbean.

Dalam film tersebut, Ching Shih dipanggil dengan sebutan "Mistress Cheng".

Lantas siapakah sosok Ching Shih yang terkenal ini?

Baca Juga: Wajahnya Wira-wiri di Layar Televisi Saat Pandemi Melanda Indonesia, Sosok Ini Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Tercatat Pernah Pimpin Pasukan Selamatkan WNI Dari Perompak

Melansir dari Ancient Origins, Ching Shih diketaui lahir pada tahun 1775 di Provinsi Guangdong, China dengn nama Shil Xiang Gu.

Setelah tumbuh menjadi gadis, ia bekerja sebagai PSK di rumah pelacuran di Kanton.

Rumah pelacuran tersebut tergolong unik karena sengaja dibangun di atas kapal agar bisa mengambang dan mendatangi pelanggan dengan berlayar.

Kisah Ching Shih sebagai perompak dimulai saat seorang bajak laut bernama Cheng I menggunakan jasanya pada 1801.

Baca Juga: Ching Shih, dari Prostitusi hingga Menjadi Perompak Wanita Terhebat Sepanjang Sejarah, Kuasai Hingga 1800 Kapal

Pemimpin armada kapal RedFlag Fleet iitu langsung jatuh cinta dan akhirnya menikahi Ching Shih.

Ching Shih menerima lamaran tersebut lantaran dijanjikan setengah hasil jarahan RedFlag Fleet bila sudi menjadi istri Cheng I.

Usai menikah, Ching Shih dan Cheng I memimpin Red Flag Fleet bersama.

Red Flag Fleet pun semakin tumbuh besar, dari yang hanya memiliki 200 kapal berkembang mencapai 1800 kapal.

Keduanya bahkan membentuk koalisi perompak Kanton bersama bajak laut lainnya, yakni Wu Shi'er.

Sayang, enam tahun setelah menikah, tepatnya pada 1807, Cheng I meninggal dunia bersama 50-70 ribu perompak lainnya.

Baca Juga: Bak Kisah Anime One Piece, Inilah Sosok Black Sam Bellamy, Bajak Laut di Dunia Nyata yang Miliki Kisah Tragis Menjelang Kematiannya

Ching Shih akhirnya memimpin Red Flag Fleet sendirian.

Di bawah kepemimpinan Ching Shih, Red Flag Fleet memiliki sejumlah aturan ketat terhadap wanita.

Salah satunya soal urusan tahanan wanita.

Bila ada tahanan wanita yang kurang cantik, Ching Shih akan membebaskan mereka.

Sementara untuk tahanan wanita yang cantik, Ching Shih mengizinkan anak buahnya untuk menikahi mereka.

Namun dengan syarat, mereka harus setia kepada para tahanan wanita itu.

Selain itu, Ching Shih juga tak segan-segan mengeksekusi anak buahnya bila ketahuan melakukan pelecehan terhadap tahanan wanita.

Baca Juga: Vietnam Takut Bukan Main Terhadap Menteri Susi Pudjiastuti yang Dijuluki Ratu Bajak Laut

Selama menjadi pemimpin Red Flag Fleet,Ching Shih berhasil menjarah desa-desa di pesisir Makau hingga Kanton.

Karena keganasannya, Ching Shih bahkan sampai dijuluki sebagai "The Terror of South China" atau teror China Selatan.

Jika ada yang melawannya, ia tak segan-segan menghukum mereka dengan memaku kaki mereka di kapal kemudian dipukuli.

Semua kapal milik China, Portugis, dan Inggris bahkan jatuh ke tangan Ching Shih yang tak terkalahkan.

Bahkan, untuk mengalahkan Ching Shih, Pemerintahan China kala itu sampai menawaran amnesti bagi perompak di seluruh dunia yang berhasil menjatuhkan sang pimpinan Red Flag Fleet.

Kepemimpinan Ching Shih akhirnya berkahir usai ia bernegosiasi dengan pejabat China kala itu yang bernama Zhang Bai Ling.

Kesepakatan didapat usai Zhang Bai Ling mengizinkan Ching Shih menyimpan semua hasil jarahannya.

Baca Juga: Manusia Lewat, Ibu 5 Anak Ini Beberkan Pengalamannya Berhubungan Seks dengan Suaminya yang Berwujud Setan : Sentuhannya Lebih Dalam

Ching Shih kemudian menikah dengan anak angkatnya, Chang Pao.

Zhang Bai Ling pun bersedia menjadi saksi pernikahan mereka dengan syarat, Ching Shih dan Chang Pao harus berlutut di hadapannya sebagai ucapan terima kasih.

Saat itu lah, Ching Shih mengakhiri kepemimpinannnya dan memiliki seorang putra dari pernikahannya dengan Chang Pao.

Setelah Chang Pao meninggal dunia, Ching Shih kembali ke Kanton dan mendirikan sebuah rumah judi.

Ia menetap di Kanton sampai menghembuskan napas terakhirnya pada 1844.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : ancient origins

Baca Lainnya