Sosok.ID - Seorang pria berinisial ES (39) di Bangkalan, Madura, Jawa Timur ditembak di depan anaknya sendiri.
ES terkapar di depan anaknya usai ditembak dua kali dari jarak sekitar 2 meter.
Insiden tragis itu terjadi ketika korban tengah memperbaiki kerusakan jaringan internet.
Pria yang merupakan petugas instalasi jaringan Wifi atau teknisi internet itu bisa selamat setelah dirinya pura-pura meninggal.
Pelaku berjumlah tiga orang bekerja sama mengeksuki korban.
Satu di antara pelaku, SY (33) diduga memiliki hubungan asmara dengan istri korban (ES).
Adapun korban dan istrinya sedang dalam proses perceraian.
“Motif sementara dari peristiwa penembakan itu ada hubungan asmara. Namun, kami akan mendalami kembali. Tersangka SY merasa sakit hati setelah korban diketahui berhubungan badan (kembali) dengan istrinya (kekasihnya SY) hingga tersangka melakukan penembakan,” ungkap Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afianta dilansir dari Surya.
Lebih lanjut Nico mengatakan bahwa tiga pelaku itu memiliki peran berbeda:
1. Tersangka SY berperan sebagai eksekutor penembakan.
2. Tersangka DD berperan memutus kabel Wi-fi di sekitar lokasi penembakan.
3. Tersangka FZ berperan sebagai pencari informasi keberadaan korban sekaligus memberitahu lokasi korban ketika hendak dieksekusi.
Kronologinya kejadian, korban lolos dari maut
Kapolres Bangkalan, AKBP Alith Alarino mengungkapkan, tersangka DD berperan memutus jaringan Wi-fi, Rabu (4/8/2021) di lokasi kejadian yang menjadi area tanggung jawab korban.
Hal itu dilakukan DD untuk memancing korban ES agar datang dan mudah dilakukan eksekusi.
Sesuai SOP perusahaannya, korban menindaklanjuti gangguan jaringan internet tiga hari setelah laporan pelanggan.
Setelahnya, giliran peran FZ yang pura-pura membantu korban memperbaiki kerusakan jaringan.
Tanpa sepengetahuan korban, FZ berperan memberikan informasi kepada eksekutor SY kapan waktu yang tepat untuk mengeksekusi.
“Kepada SY, pelaku FZ meminta waktu dua jam karena masih membantu korban. FZ berpamitan pulang pura-pura mengecas batrei, namun di balik itu FZ kembali menelpon SY dengan mengatakan, ‘Silahkan kerjakan, saya sudah keluar dari lokasi (TKP),” papar Alith.
Setelah menerima aba-aba, eksekutor SY langsung menembakkan senpi rakitan jenis revolver di hadapan anak korban, Putri.
Melihat ayahnya ambruk, Putri berlari sekuat tenaga karena ketakutan.
Alith menerangkan, awalnya tersangka SY menembak dari arah depan, korban ES berupaya melindungi tubuhnya sehingga mengenai bahu kiri bagian atas.
"Setelah tembakan pertama, korban ambruk dan pura-pura mati. Tetapi pelaku SY nampaknya ingin memastikan agar korban ES meninggal, tersangka kembali melepas satu peluru ke arah kepala. Syukurlah, peluru hanya menyerempet kepala dan proyektilnya kami temukan sekitar 30 Cm dari bercak dari korban," pungkas Alith.
Saat kejadian, anak korban berada di lokasi kejadian.
"Putri adalah anak kedua dari korban. Ia duduk menemani, di samping ayahnya yang tengah memperbaiki kerusakan jaringan internet. Saat itulah, Putri memilih lari ketakutan usai melihat langsung, mengetahui secara persis kejadian penembakan terhadap ayahnya," ungkap Alith di Mapolres Bangkalan, Kamis (12/8/2021).
Sebelum lari meninggalkan ayahnya, Putri dengan jelas mengenal pelaku penembakan.
Ia memanggilnya dengan sebutan Om Roni, pria yang dikenalkan sebagai pacar baru ibunya.
“Bahkan Putri sudah akrab dengan pelaku karena sering bertemu saat datang ke rumah mamanya. Belum (cerai), masih proses pengajuan cerai,” pungkas Alith.
(*)