Bukan Sehat, Tubuh Seorang Remaja Tinggal Tulang dan Kulit karena Olahraga, Kondisinya Kritis hingga Nyaris Meninggal

Selasa, 22 Juni 2021 | 16:52
Dok. Shutterstock

Ilustrasi olahraga lunges.

Sosok.ID -Lisa Fouweather (19) asal Doncaster, South Yorkshire, Inggris, pernah hampir meninggal dunia karena olahraga.

Bukan olah fisik seperti pada umumnya, remaja ini tergolong kecanduan olahraga berdampak negatif.

Olahraga jelas membuat tubuh seseorang menjadi lebih bugar.

Namun segala yang berlebihan justru bisa menjadi bumerang, termasuk olahraga.

Terlebih pola olahraga Lisa terbilang ekstrem.

Baca Juga: Serahkan Semua Harta Warisan pada Menantu karena Kecewa Anaknya Selingkuh, Ayah Mertua Ini Menyesal Seumur Hidup Usai Tahu Fakta yang Sesungguhnya

Melansir Gridhype, Lisa biasa berlari setengah maraton (21 km) sebelum sarapan dan sering joging di tempat saat di toilet.

Dia awalnya hanya ingin meningkatkan performa di klub larinya, tetapi tak lama kemudian menjadi terobsesi.

Daily Mail pada 6 April 2021 melaporkan, Lisa sering lari pagi sebelum sekolah.

Lari sejauh 64 km seminggu, selain latihan perut dua jam tiap hari dan berjalan 70.000 langkah.

Lisa hampir tidak makan dan akan meniru atau melebihi pola latihan dari atlet profesional dua kali usianya yang diunggah di Instagram.

Alahsil, berat badannya turun drastis.

Baca Juga: Bak Kena Azab Gegara Tikung Istri Sahabat Sendiri, Pria Ini Tewas Saat Tengah Memadu Kasih di Ranjang Bersama sang Pacar Gelap

(DOK LISA FOUWEATHER via SWNS/DAILY MAIL)
(DOK LISA FOUWEATHER via SWNS/DAILY MAIL)

Lisa Fouweather (19) gadis asal Doncaster, South Yorkshire, Inggris, yang tubuhnya menjadi kurus kering dan hampir meninggal akibat terlalu banyak berolahraga.

Bahkan saking kecanduannya, Lisa mengancam akan bunuh diri jika orang-orang melarangnya berolahraga.

Kematian sudah mengancam Lisa kala itu lantaran detak jantungnya berulang kali turun sampai menjadi 28bpm yang menimbulkan risiko kematian.

Mengidap orthorexia

Lisa mengungkap dia mengidap orthorexia, gangguan makan di mana penderitanya terobsesi dengan pola makan dan olahraga secara tidak sehat.

Baca Juga: Nyaris Satu Negara Kena Kibulnya, Pria Ini Pura-pura Mati Agar Dompetnya Tak Dikuras Istri, Tak Disangka Gegara Viral Akal Bulusnya Malah Terkuak

"Aku lari belasan kilometer setiap hari, meskipun merasa sangat lelah, baik secara mental maupun fisik."

"Aku ingat suatu malam pemanasan di trek atletik dan hanya menangis saat berlari."

"Melihat ke belakang, kurasa tubuhku memohon kepadaku agar beristirahat, tetapi aku tidak pernah melakukannya," ungkapnya dikutip dari Daily Mail.

Pemicu orthorexia Lisa adalah kompetisi lari yang diikutinya dan bergabung dengan Klub Atletik Doncaster pada September 2016, di mana dia merasa tidak pernah cukup baik melakukannya.

Saat berusia 16 tahun Lisa dibawa ke Doncaster Royal Infirmary dengan ambulans.

Di sana dia menghabiskan tiga minggu untuk mengembalikan berat badannya menjadi normal.

Baca Juga: Viral Remaja di Riau Koma Akibat Sering Merokok dan Begadang, Paru-paru Penuh Cairan: Kritis, Keluarga hanya Pasrah

Selanjutnya dia dipindahkan ke klinik spesialis gangguan makan Riverdale Grange di Sheffield, dan menjalani tujuh bulan di 'kursi istirahat' serta menghadiri sesi terapi.

Ketika pulang berat badannya menjadi 54 kg.

Dia telah menjalani pemulihan selama hampir tiga tahun, tetapi siklus menstruasinya masih belum normal.

Lisa juga harus berhati-hati untuk tidak memforsir dirinya, karena kepadatan tulangnya kini rendah.

"Aku ingin orang-orang yang sedang mengalami atau yang mungkin mengenal seseorang yang sedang mengalami gangguan makan, agar mengetahui bahwa ada bantuan dan dukungan di luar sana.

"Dan Anda tidak perlu menunggu sampai Anda mencapai titik puncaknya dalam mencari bantuan itu," pungkasnya.

(*)

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber hype.grid.id