Krisis Selat Taiwan Ketiga, Arogansi China Malah Berakibat Fatal Bagi Negeri Panda

Sabtu, 19 Juni 2021 | 06:13
Xinhua

Angkatan Bersenjata China

Sosok.ID - Krisis Selat Taiwan ketig pada tahun 1995-1996 harusnya menjadi pelajaran bagi China.

Pasalnya negeri Panda malah sengsara akibat arogansinya sendiri menyerang Taiwan.

Dikutip Sosok.ID dari theasiadialogue.com, krisis dimulai saat presiden Taiwan kala itu Lee Teng-hui berpidato mengenai demokrasi negaranya di Universitas Cornell di Ithaca , New Work.

China rupanya tak senang akan hal ini.

Baca Juga: Ibu Bayi Kembar 10 Tiba-tiba Menghilang, Tuduh Suami hanya Mencari Kekayaan Lewat Donasi Tanpa Pedulikan Anak-anaknya

Presiden China saat itu, Jiang Zemin mencak-mencak mendapati hal ini.

Ia langsung memerintahkan militer China untuk melakukan 'tekanan' kepada Taiwan sebagai konsekusensinya.

Maka pada tanggal 7 Juli 1995, militer China melakukan uji coba penembakan rudal yang berjarak hanya 60 kilometer dari Pulau Pengjia yang dikuasai Taiwan.

Padahal China mengujicoba rudal yang daya jangkaunya lebih dari 65 km, ini sudah termasuk melakukan invasi.

Padahal pada tahun itu Taiwan hendak melakukan pemilu presiden.

Baca Juga: Makin Sering Berhijab Hingga Unggah Dakwah Perihal Sedekah, Celine Evangelista Mantap Jadi Mualaf?

China sengaja melakukan serangkaian manuver militer tersebut untuk mengintimidasi agar rakyat Taiwan ketakutan dan mengagalkan pemilu lantas bersatu dengan China.

Atau jika Taiwan bebal dan Lee Teng-hui kembali terpilih maka sama saja deklarasi perang.

Namun kelakuan China malah menjadi bumerang bagi mereka.

AS yang membela Taiwan langsung bertindak mengirim Carrier Battle Group ke selat Taiwan.

USS Nimitz, USS Independence dan USS Belleau wood beserta kapal perang Destroyer, Fregat hingga kapal selam melabrak China di selat Taiwan dalam mode siap tempur.

Baca Juga: Tak Tega Lihat Kedua Anaknya Terpapar Virus Corona, Sosok Sutradara Kondang Ini Senang Saat Dinyatakan Positif Covid-19, Ternyata Ini Alasannya!

Powerfullnya armada US Navy ini membuat China kesal namun sekali lagi hanya bisa layangkan protes keras kepada AS.

Presiden Jiang Zemin harus mengakui jika ia meneruskan 'kampanye militernya' maka bisa saja AS akan menyerbu negaranya.

Jalan satu-satunya bagi China hanya satu : mundur!.(Seto Aji/Sosok.ID)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Theasiadialogue