China Makin Tak Bisa Berkutik, Terbongkar ada 50 Laboratorium Rahasia Dipakai Untuk Membuat Senjata Biologis yang Timbulkan Virus Corona dan Anthrax, Ini Buktinya!

Minggu, 13 Juni 2021 | 20:02
Pixabay

(ilustrasi) China Makin Tak Bisa Berkutik, Terbongkar ada 50 Laboratorium Rahasia Dipakai Untuk Membuat Senjata Biologis yang Timbulkan Virus Corona dan Anthrax, Ini Buktinya!

Sosok.ID - China kembali dicurigai bakal memulai perang dunia ketiga setelah kepergok kembangkan senjata biologis mematikan.

Hal itu terungkap setelah China kepergok mengembangkan senjata biologis di sebuah laboratorium rahasia.

Setidaknya China disebut miliki 50 laboratorium rahasia untuk mengembangkan senjata biologis tersebut.

Para ilmuwan di dalam laboratorium tersebut diduga dipaksa membuat bom bakteri mematikan.

Baca Juga: Propaganda China, Sebar Poster Bergambar Serangan Beijing Membumihanguskan Taiwan

Apa yang dilakukan para ilmuwan tersebut diduga menimbulkan munculnya patogen mematikan seperti Anthrax dan kemungkinan juga Covid-19.

Kecurigaan itu muncul sebagai buntut dari pertanyaan-pertanyaan terkait kemungkinan asal-usul Covid-19 bocor dari laboratorium di Wuhan.

The Sun, Jumat (11/6/2021) melaporkan bahwa ada bukti yang menunjukkan Covid-19 mungkin telah direkayasa, namun China menyangkal tuduhan itu.

Baca Juga: Guojun, Meriam Super Besar Taiwan untuk Tenggelamkan Kapal Perang China

Awal mula kecurigaan

Kecurigaan bahwa China memproduksi senjata bilogis, salah satunya adalah Covid-19, bermula dari laporan Amerika Serikat yang mengklaim mendapatkan sejumlah dokumen.

Isi dokumen itu menunjukkan bahwa komandan Tentara Pembebasan Rakyat China meyakini perang di masa depan dapat menggunakan senjata biologis.

Dalam dokumen yang bocor itu disebutkan bahwa senjata biologis dan senjata genetik akan mennjadi "senjata utama untuk kemenangan" perang.

Dokumen tersebut juga menjelaskan secara rinci kondisi sempurna untuk menggunakan senjata utama tersebut.

Baca Juga: Li Peng, PM China yang Berjuluk Jagal Beijing

Pejabat Departemen Luar Negeri AS telah menyerukan bahaya terhadap China dalam beberapa laporan dan sebagiannya rahasia.

Laporan pertama dirilis pada April yang memperingatkan hubungan dekat antara militer China dengan laboratorium sipilnya.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa penelitian biologi bisa "berfungsi ganda".

Laporan AS juga menyatakan bahwa China diyakini memiliki sejarah program senjata biologi (bioweapons) yang mengandung risin, racun botulinum dan agen penyebab anthrax, kolera, wabah dan tulaerima.

Pejabat AS masih mempertanyakan tentang apakah China mematuhi Konvensi Senjata Biologis (BWC), sebuah perjanjian pelucutan senjata yang secara efektif melarang bioweapon, yang ditandatangani oleh China pada 1984.

Baca Juga: Lebih Maju dari AS, China Segera Tempatkan Jet Tempur Siluman FC-31 di Kapal Induk Shandong

Namun, di luar dari perjanjian tersebut, AS melihat China diam-diam telah mempelajari potensi senjata biologis selama beberapa dekade.

"Informasi yang tersedia menunjukkan China terlibat dalam kegiatan yang menimbulkan kekhawatiran sehubungan dengan kewajibannya berdasarkan Pasal I BWC," kata laporan itu, mencatat bahwa informasi tambahan dirahasiakan.

Empat Jenis senjata biologis

Tinjauan yang mengkhawatirkan oleh para ilmuwan AS pada 2002 menunjuk beberapa situs yang diduga terlibat dalam penelitian racun dan patogen yang mematikan.

Satu laboratorium di Yan'an dikhawatirkan telah mengerjakan 4 jenis senjata biologis termasuk "granat bakteri" dan "bom bakteri jenis asap".

Lalu, di kota-kota termasuk Changchun, Kunming, Shenyang, dan Wuhan dikatakan terlibat dalam "penelitian dan budidaya berbagai agen perang biologis."

Baca Juga: China dalam masalah Besar, Amerika Serikat Mulai Menyimpulkan Virus Corona Berasal dari Kebocoran Lab Wuhan

Kementerian Luar Negeri AS kemudian dilaporkan mengidentifikasi 2 fasilitas di China yang diduga memiliki hubungan dengan program senjata biologis untuk perang.

Fasilitas tersebut diduga merujuk pada Akademi Ilmu Kedokteran Militer Institut Mikrobiologi dan Epidemiologi Kementerian Pertahanan China di Beijing dan Institut Produk Biologi Lanzhou.

China kemudian bersikeras mengatakan bahwa yang pertama adalah fasilitas yang berfokus pada biodefense dan yang terakhir adalah fasilitas produksi vaksin.

Setidaknya diperkirakan ada 50 laboratorium termasuk rumah sakit digunakan untuk mengembangkan bom bakteri tersebut.

Laporan AS itu menyebutkan China memiliki kemampuan canggih untuk menyebarkan senjata biologis aerosol.

Apa yang dilakukan cukup mengkhawatirkan karena penyakit aerosol adalah yang paling menular dan berpotensi menginfeksi sebagian besar orang.

Tetapi fakta tegas tentang apa yang terjadi di dalam fasilitas yang dikelola negara yang dijaga ketat itu hampir tidak mungkin untuk dijabarkan. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya