Luasnya Sebesar Pulau Madura, Gunung Es Antartika Terbesar di Dunia Pecah dengan Akibat Bahaya Ini!

Sabtu, 22 Mei 2021 | 18:00
SATELIT COPERNICUS

Gambar dari satelit Copernicus menunjukkan A-76, gunung es terbesar di dunia, pecah dan hanyut di Laut Weddell.

Sosok.ID - Gunung es terbesar di dunia, pecah di Laut Weddell Antartika.

Setelah ditelisik, pecahnya gunung es dengan luas sebesar Pulau Madura itu adalah karena sebab alami.

Ilmuwan mengatakan, akibat dari pecahnya gunung itu dapat berdampak fatal/bahaya bagi kapal-kapal yang berlayar di Laut Weddell.

Dikutip dari Kompas.com, gunung es A-76 yang pecah ini berukuran panjang sekitar 170 km dengan lebar 25 km dan luas 4.320 km persegi.

Baca Juga: Bumi Tak Punya Tempat Melarikan Diri, Benua Terpencil Antartika Mencatatkan Kasus Pertama Covid-19

Luas ini hampir menyamai luas Pulau Madura Indonesia.

Menurut data di Wikipedia, Pulau Madura memiliki luas 4.429 km persegi, nyaris menyerupai luas gunung es A-76.

Badan Antariksa Eropa (ESA) mengutarakan, gunung es A-76 adalah gunung es terbesar di dunia saat ini.

Penampakan pecahnya gunung es A-76 diambil dari citra satelit, di mana gunung es ini pecah di sisi barat Lapisan Es Ronne.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Kehidupan Luar Angkasa dari Asteroid yang Jatuh di Antartika

Awalnya pecahan terlihat oleh Survei Antartika Inggris dan dikonfirmasi menggunakan gambar dari satelit Copernicus.

Analis es di National Ice Center, Suitland, Amerika Serikat, Christopher Readinger menerangkan, lapisan es Filchner-Ronne tempat gunung es A-76 berasal adalah yang terbesar kedua di Antartika.

Gunung ini pada dasarnya adalah gletser mengapung.

"Jadi lapisan ini perlahan-lahan bergeser setiap tahun, mungkin satu mil per tahun," ujar Readinger dikutip dari Vox, Kamis (20/5/2021).

Baca Juga: Misteri Kehidupan di Mars, Ilmuwan Beberkan Bukti Meteroit Allan Hills 84001 Mungkin Terbentuk dari Air, Mars Boleh Jadi Mengandung Tanah dan Unsur Organik Lain

"Dan seiring waktu, akan ada celah yang muncul di dalamnya saat bergerak. Dan akhirnya, gunung es akan pecah begitu saja," tambah dia.

Adapun ditegaskan oleh Readinger, pecahnya gunung es tersebut merupakan karena sebab alami dan bukan akibat perubahan iklim.

"Ini semacam proses alami yang dialami lapisan es, dan semua lapisan lainnya. Jadi ini kemungkinan besar adalah fenomena alam setiap beberapa dekade."

"Ini seperti es batu besar di gelas Anda, yang sudah menggantikan air, menaikkan permukaan air, dan saat mencair tidak akan mengubahnya karena sudah begitu, mengapung di atasnya."

Baca Juga: Bahaya! Klaim Halusinasi China Telah Sampai ke Kutub Utara, AS dan NATO Tak Bisa Tinggal Diam, Eksploitasi Harus Dihentikan

Ia memaparkan, mencairnya gunung es ini tidak akan mempengaruhi permukaan air laut.

"Itu sudah mengapung di laut dan juga di beting, jadi tidak akan memengaruhi permukaan laut saat mencair."

Lebih lanjut kata Readinger, ia menyoroti gunung es A-76 sepertinya tidak akan bergerak ke mana pun dan kapan pun.

"Ini seperti es batu besar di gelas Anda, yang sudah menggantikan air, menaikkan permukaan air, dan saat mencair tidak akan mengubahnya karena sudah begitu, mengapung di atasnya," tandas dia. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Kompas.com