Mendag Minta Maaf, Video Jokowi Promosi Bipang Ambawang Viral di Mana-mana, Tegaskan Tak Ada Maksud Apapun dari Pernyataan sang Presiden

Minggu, 09 Mei 2021 | 12:21
Instagram @jokowi

Presiden Jokowi

Sosok.ID - Belakangan netizen dihebohkan dengan video viral Presiden Jokowi promosikan kuliner Bipang Ambawang.

Promosi kuliner itu diungkap presiden dalam pidato ajakan untuk masyrakat di Hari Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Dinilai tidak pas dengan momennya, video promosi kuliner presiden ini viral hingga membuat Menteri Perdagangan (Mendag) angkat bicara.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Minggu (9/5/2021) kehebohan netizen ini disinyalir berawal dari pidato ajakan presiden di Hari Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digelar Kementerian Perdagangan.

Baca Juga: Serombongan dengan Jokowi Dihalang-halangi, Gubernur Maluku Bentak Protokoler Kepresidenan, Videonya Viral ke Mana-mana Hingga Istana Angkat Bicara

Pidato tersebut diunggah dalam YouTube Kementerian Perdagangan RI pada 5 Mei 2021 lalu.

Dalam video tersebut, Presiden RI mengajak masyarakat untuk melepas rindu tak bisa mudik di momen hari raya dengan membeli kuliner khas Nusantara.

"Sebentar lagi Lebaran. Namun karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama."

"Nah, Bapak, Ibu, Saudara-saudara, yang rindu kuliner daerah atau mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online," kata Jokowi dikutip dari video yang beredar di linimasa, Sabtu (8/5/2021).

Baca Juga: Obati Rindu Tak Bisa Mudik Lebaran, Presiden Jokowi Sarankan Masyarakat Beli Online Salah Satu Makanan Khas Kalimantan Bipang Ambawang, Netizen Geger Gegara Bahan Dasarnya: Jelas Haram...

Salah satu kuliner Nusantara yang ditawarkan Jokowi adalah makanan khas Kalimantan Barat, Bipang Ambawang.

"Yang rindu makan gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, Bipang Ambawang dari Kalimantan dan lain-lainnya tinggal pesan dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," lanjutnya.

Sontak saja, ucapan Jokowi dalam video yang diunggah Kementerian Perdagangan RI tersebut viral di media sosial.

Melansir pemberitaan Sosok.ID sebelumnya, banyak netizen yang menilai bila momen promosi kuliner Bipang Ambawang tidak tepat.

Pasalnya, jika dalam konteks oleh-oleh hari raya Lebaran, Bipang Ambawang jadi kontradiksi karena dibuat dari bahan utama daging babi.

Baca Juga: Ditantang Langsung Oleh Gubernur Sumatera Utara dan Remehkan Status Menantu Presiden, Bobby Nasution Jawab Tantangan Edy Rahmayadi dengan Kata-kata Menohok: Ini Tugas Kami...

Terkait video promosi tersebut, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi pun angkat bicara.

Menurut Muhammad Lutfi, masyrakata harus melihat konteks pernyataan Jokowi dalam video tersebut secara luas.

Pasalnya, melansir Kompas.com, Presiden Jokowi mengungkapkan hal tersebut murni dengan maksud mempromosikan kuliner khas Nusantara.

"Pernyataan bapak presiden ada dalam video yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan membeli produk lokal."

"Pernyataan bapak presiden tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama dan budaya yang memiliki kekayaan kuliner nusantara dari berbagai daerah," ungkap Muhammad Lutfi pada video yang diunggah di YouTube Kemendag, Sabtu (8/5/2021).

Baca Juga: Padahal Belakangnya Ada Iriana, Arsy SampaiMerosot dari Kursinya Demi Foto dengan Jokowi,ART Ashanty Kaget Lihat Anak Majikannya Main Terobos

Namun, selaku penangung jawab, Muhammad Lutfi meminta maaf kepada semua pihak jika terjadi kesalahpahaman.

Muhammad Lutfi juga menegaskan bahwa tidak ada maksud apapun dari pernyataan Presiden Jokowi dalam video tersebut.

Baca Juga: Gerak-geriknya saat Ijab Diperhatikan Jokowi, Atta Halilintar Menggigil Sampai Bilang Permisi pada sang Presiden: Gak Bisa Nahan Lagi

"Sekali lagi memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan Bapak Presiden."

"Kami memohon maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman, karena niat kami hanya ingin agar kita semua bangga terhadap produksi dalam negeri, termasuk berbagai kuliner khas daerah dan menghargai keberagaaman bangsa kita," pungkasnya.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, YouTube, Sosok.id

Baca Lainnya