Sosok.ID - China waspada, Amerika Serikat (AS) dan Jepang mulai bicarakan nasib Taiwan.
Tepat di hadapan China, Amerika Serikat (AS) kongkalikong dengan Jepang soal kedaulatan Taiwan.
Seolah tak ada takutnya, Amerika Serikat (AS) dan Jepang juga mendesak China untuk plokamirkan kata damai dengan Taiwan.
Dilansir Sosok.ID dari Kontan.co.id, Sabtu (1/5/2021) api konflik antara China dan Taiwan di Laut China Selatan terus membara.
Melansir pemberitaan Global Times, sepekan terakhri ini China terus mempersempit ruang gerak Taiwan.
Santer dikabarkan, China bahkan akan melakukan operasi reunifikasi atas Taiwan.
Operasi reunifikasi ini akan dilakukan jika upaya diplomatik mengembalikan Taiwan pada Beijing tak berhasil.
Tindakan ini dilakukan setelah pernyataan dari AS dan Jepang yang merujuk ke Taiwan rilis.
Dikutip Sosok.ID dari Global Times, Minggu (2/5/2021) pada 16 April 2021 lalu, Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga dan Presiden AS Joe Biden melakukan pertemuan.
Dalam pertemuan tersebut, AS dan Jepang merilis pernyataan yang merujuk pada nasib Taiwan saat ini.
"Kami menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan dan mendorong resolusi damai atas masalah lintas-Selat," demikian pernyataan tersebut rilis.
Ini adalah kali pertama Jepang dan AS menyebut Taiwan dalam kurun 50 waktu terakhir.
Penyebutan Taiwan ini seolah menegaskan bahwa AS dan Jepang tak kan berdiam diri jika China bersikeras dengan operasi reunifikasi.
Tanggapi pernyataan tersebut, melansir Global Times, Wakil Menlu China, Lee Yucheng mengatakan China tak kan melembek.
Menlu Lee Yucheng mengatakan Beijing tak kan membiarkan Taiwan merdeka.
Dan operasi reunifikasi atas Taiwan tak bisa dihentikan oleh siapapun.
"Reunifikasi nasional Pulau Taiwan dan China adalah proses sejarah. Itu tidak akan dihentikan oleh siapa pun atau kekuatan apa pun," kata Lee Yucheng.
"Kami tidak akan pernah membiarkan Taiwan merdeka," tegasnya.
Menanggapi tantangan dari AS dan Jepang, Menlu Lee Yucheng mengatakan China akan menghalalkan apapun demi menjaga kedaulatan nasional.
"Kami siap untuk melakukan segala yang kami bisa untuk reunifikasi damai. "
"Meskipun demikian, kami tidak berjanji untuk melepaskan pilihan lain. Tidak ada pilihan yang dikecualikan," pungkasnya.
(*)