240 Kapal Ongkang-ongkang di Luat China Selatan, Filipina Mengamuk Gertak Pasukan Xi Jinping Enyah dari Kedaulatannya

Kamis, 29 April 2021 | 13:22
Dokumen Bakamla via Kompas.com

Kapal coast guard China berhasil keluar dari wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Kepualauan Riau, Senin (14/9/2020).

Sosok.ID - Filipina mengatakan kepada China pada hari Rabu (28/4/2021) untuk menghentikan latihan militernya di Laut China Selatan.

Hal ini adalah buah amarah Filipina karena diminta mundur dari latihan militer di Laut China Selatan.

Dua negara tersebut diketahui memiliki klaim yang berselisih di atas Laut China Selatan.

Filipina dengan tegas menyebut China tidak berhak mengatur mereka atas apa-apa tindakan yang dilakukan Filipina di atas kedaulatannya sendiri.

Baca Juga: China Mau Ngeles Apa Lagi, Dunia Endus Keberadaan AL Rahasianya di Laut China Selatan, Kedok Ratusan Pasukan Xi Jinping Terbongkar

Bagi Filipina, justru China yang kudu angkat kaki. Sebab China mengklaim wilayah berdasarkan 'garis putus-putus' yang bahkan tak diketahui kebenarannya.

Disadur Sosok.IDdari Newsweek, Kamis (29/4/2021), Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan bahwa China "tidak memiliki otoritas atau dasar hukum untuk mencegah kami melakukan latihan (militer) ini," di Laut China Selatan, menambahkan bahwa klaim China "tidak memiliki dasar".

Menurut Reuters, kapal Coast Guard dan biro perikanan Filipina memulai latihan maritim di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 milnegara itu.

Dalam sebuah pernyataan, Coast Guard Filipina mengatakan bahwa latihan itu adalah bagian dari upaya untuk mengamankan "yurisdiksi maritim".

Baca Juga: Pertama Kalinya dalam Sejarah, 3 Kapal Perang Besar Tiongkok Mendadak Berlayar di Laut China Selatan, Ada Apa?

Kapal penjaga pantai dan biro perikanan Filipina mengatakan latihan itu digunakan untuk melawan kehadiran kapal-kapal China yang "mengancam".

Direktur Departemen Pertahanan Nasional Filipina Arsenio Andolong juga mengeluarkan pernyataan bahwa China tidak memiliki urusan untuk ikut campur tentang apa yang akan Filipina lakukan.

"China tidak memiliki urusan untuk memberi tahu Filipina apa yang dapat dan tidak dapat kami lakukan di perairan kami sendiri," kata dia.

"Putusan arbitrase telah dengan tegas menyatakan bahwa klaim China yang dibatasi oleh apa yang disebut sembilan garis putus-putus menurut 'hak historis' mereka tidak memiliki dasar pada kenyataannya," kata Andolong dalam pernyataannya.

Baca Juga: Jangan Sampai Terkecoh dengan Tampilan Luarnya, Kapal Penangkap Ikan China Bisa Jadi adalah Angkatan Laut Rahasia Beijing yang Sedang Menyamar, Terbongkar Ciri-cirinya

"Oleh karena itu, merekalah yang melanggar batas dan harus berhenti dan pergi. Kami akan terus melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi hak kedaulatan kami."

Pernyataan dari Departemen Pertahanan Filipina datang tak lama setelah Kementerian Luar Negeri China menanggapi latihan militer tersebut dan menyerukan agar latihan tersebut segera diakhiri.

Saat berbicara dengan wartawan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin ditanya apakah China memiliki komentar tentang Coast Guard Filipina yang melakukan latihan di Laut China Selatan untuk mengamankan yurisdiksi maritim negara itu.

Sebagai tanggapan, Wenbin berkata, "China menikmati kedaulatan atas Kepulauan Nansha, termasuk Pulau Zhongye dan Kepulauan Zhongsha termasuk Pulau Huangyan dan perairan yang berdekatan, dan menjalankan yurisdiksi di perairan yang relevan."

Baca Juga: Prancis 'Gerilya' Obok-obok Laut China Selatan, Kapal Selam Nuklir Lewat Selat Sunda antara Jawa dan Sumatera

"Kami mendesak pihak terkait untuk menghormati kedaulatan dan hak serta kepentingan China, dan menghentikan tindakan yang memperumit situasi dan meningkatkan perselisihan," tambah Wenbin.

Awal bulan ini, Filipina mengajukan beberapa protes diplomatik ke China, menuduh mereka menangkap ikan secara ilegal dan memiliki lebih dari 240 perahu di perairan teritorial Filipina.

Filipina menggambarkan kapal-kapal China itu "mengerumuni dan mengancam" menurut Reuters.

"Berkerumunnya kapal China secara terus menerus menimbulkan ancaman bagi keselamatan navigasi, keselamatan kehidupan di laut, dan menghalangi hak eksklusif orang Filipina untuk mendapatkan keuntungan dari kekayaan laut di ZEE," kata satu gugus tugas pemerintah Filipina dalam sebuah pernyataan sebelumnya di bulan ini.

Baca Juga: Gunakan Taktik Licik, Tiongkok Bentuk Ribuan Pasukan Rahasia Demi Rebut Laut China Selatan, Vietnam dan Filipina Kena Imbas, Indonesia Bagaimana?

Tak lama setelah protes diplomatik diajukan terhadapnegara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa dia siap mengirim kapal militer ke Laut China Selatan.

"Saya tidak begitu tertarik sekarang pada memancing. Saya tidak berpikir ada cukup ikan untuk diperdebatkan," kata dia.

"Tapi ketika kita mulai menambang, ketika kita mulai mendapatkan apa pun yang ada di perut Laut China, minyak kita, pada saat itu saya akan mengirim kapal saya ke sana untuk mengajukan klaim," tegasnya.

"Jika mereka mulai mengebor minyak di sana, saya akan memberi tahu China, 'Apakah itu bagian dari kesepakatan kita? Jika itu bukan bagian dari kesepakatan kita, saya juga akan mengebor minyak di sana'."

(*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Reuters, Newsweek.com

Baca Lainnya