Sosok.ID-Doa dan ucapan duka kini mengalir atas insiden gugurnya 53 prajurit yang ada di dalam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di laut utara Bali.
Rabu (21/04), pihak otoritas terkait menyatakan hilangnya kontak KRI Nanggala-402 saat menjalani latihan menembak roket.
Mendengar kabar tersebut, TNI AL langsung bergerak cepat mencari tahu mengapa KRI Nanggala-402 hilang kontak.
Beberapa kesimpulan awal pun dikumpulkan mengenai penyebab insiden KRI Nanggala-402 ini tenggelam saat jalankan tugas.
Hingga akhirnya Minggu (25/04), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengumumkan bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 telah tenggelam di kedalaman 839 meter dengan kondisi badan kapal terbelah menjadi 3.
Hal ini kemudian membuat para petinggi TNI menyatakan 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 gugur dalam tugas.
Setidaknya butuh waktu 5 hari untuk kapal selam tersebut masuk ke kedalaman 839 meter.
Lalu timbul pertanyaan, mengapa 53 awak kapal tak mencoba melarikan diri saat tahu kapal selam KRI Nanggala-402 dalam masalah?
Lalu, ahli pun beberkan alasannya mengapa 53 awak kapal lebih memilih berdiam di dalam kapal daripada harus keluar dan berenang untuk menyelamatkan diri.
Para ahli menyebut jika 53 awak kapal memaksakan diri untuk keluar dan berenang menyelamatkan diri, justru kemungkinan besar mereka tak selamat.
Yang pertama, kapal selam sebenarnya tak punya pintu darurat layaknya kendaraan lainnya.
Pintu kapal selam lebih sulit dibuka dengan leluasa, karena pintu kapal selam dirancang agar air tak bisa masuk ke celah-celah pintu.
Sebagai gantinya, ada kompartemen penyelamat yang bagiannya memiliki sistem isolasi walau kapal selam telah bocor.
Kesempatan awak kapal selamat juga tergantung kedalaman air tempat kapal selam itu berada.
Lalu, kalau 53 awak kapal selam nekat keluar keluar di dalam kedalaman 839 meter justru berbahaya bagi tubuh awak kapal.
Melansirdari Schmidt Ocean Institute, tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter.
Dan jika 53 awak kapal nekat keluar itu berarti mereka akan menerima tekanan sebesar 83,9 atm atau 84 atm. Padahal manusia hanya bisa menahan tekanan 3 sampai 4 atm
Berenang dalam airlautdi kedalaman 839 adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia, rasanya mungkin akan sama seperti diinjak 100 ekor gajah di kepala.
Saat air masuk ke kapal selam, kurang dari hitungan detik gendang telinga akan pecah, paru-paru akan mampet dan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa lalu pecah, selanjutkan akan diikuti oleh pembuluh darah dan organ seluruh tubuh yang ikut hancur.
Sehingga membuka pintu kapal selam dan berenang keluar adalah hal yang mustahil kecuali kapal selam tersebut masih berada di kedalaman dangkal.
Jadi lebih amannya 53 awak kapal KRI Nanggala-402 tetap berada di dalam kapal selam sampai penyelamat datang menyelamatkan.
(*)