Titik Terang Pencarian KRI Nanggala-402 Semakin Terlihat, P-8 Poseidon Milik AS Telah Tiba di Bali, Miliki Kecanggihan Deteksi Kapal Selam Hingga Dijuluki Sang Pemburu!

Sabtu, 24 April 2021 | 11:52
(Tribunnews/Malvyandie Haryadi)

Titik Terang Pencarian KRI Nanggala-402 Semakin Terlihat, P-8 Poseidon Milik AS Telah Tiba di Bali, Miliki Kecanggihan Deteksi Kapal Selam Hingga Dijuluki Sang Pemburu!

Sosok.ID - Marinir AS memang sering menggunakan pesawat P-8 untuk melakukan patroli di sekitar laut Filipina maupun perairan laut China Selatan.

Kantor Urusan Publik Angkatan Laut AS mengklaim pesawat P-8 secara rutin di Laut Filipina dan telah melakukannya selama bertahun-tahun.

Pesawat P-8 merupakan pesawat patroli buatan Boeing.

Melansir situs resmi Boeing, disebutkan Boeing P-8 merupakan pesawat patroli maritim multi-misi, unggul dalam perang anti-kapal selam, perang anti-permukaan, intelijen, pengintaian dan pengintaian dan pencarian serta penyelamatan.

Baca Juga: Kadar Oksigen KRI Nanggala 402 Sudah Lewat Batas Maksimal Bertahan, Lebih dari 72 Jam Sejak Menyelam Belum Ditemukan

P-8 dapat terbang lebih tinggi hingga 41.000 kaki dan mencapai kecepatan 490 knot.

Pesawat ini dibekali dengan dua mesin CFM56-7 yang masing-masing menghasilkan daya dorong 27.000 lbf.

Panjang dari pesawat P-8 ini yakni 129,5 kaki atau sekitar 39,47 meter. Dengan rentang sayap yang memiliki panjang 123,6 kaki atau sekitar 37,64 meter.

Kemudian, tinggi dari pesawat ini tercatat 42,1 kaki atau sama dengan 12,83 meter.

Baca Juga: Baru 3 Hari Menikah Langsung Ditinggal Berlayar, Istri Serda Pandu Terus Merengek Cari Keberadaan sang Kru KRI Nanggala 402 yang Hilang Kontak: Kapan Pulang

Pesawat P-8 juga dirancang untuk misi ketinggian rendah dan telah membuktikan kemampuannya mendukung misi kemanusiaan dan pencarian serta penyelamatan.

Merupakan turunan dari Boeing Next-Generation 737-800, pesawat P-8 direkayasa untuk beroperasi selama 25 tahun atau 25.000 jam di penerbangan maritim paling keras, termasuk operasi di lingkungan lapisan es.

Memiliki dua varian

Secara global, P-8 memiliki dua varian, P-8I, diterbangkan oleh Angkatan Laut India, dan P-8A Poseidon, diterbangkan oleh Angkatan Laut AS dan Angkatan Udara Australia.

Pesawat patroli ini telah terjual ke setidaknya tujuh negara.

Baca Juga: Pencarian Kini Bergantung pada Teknologi Sonar: KRI Nanggala-402 Sudah dalam Posisi Diam, Tak Ada Suara

Kompas.com/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Kompas.com/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Kapal Selam KRI Nanggala-402

Selain AS, India dan Australia, negara lain yang telah membeli pesawat P-8 ini adalah Korea Selatan, Selandia Baru, Norwegia dan Inggris.

Selandia Baru menandatangani kontrak pembelian empat unit P-8A pada Juli tahun lalu, dan Korea Selatan memesan enam unit P-8A pada November 2019.

Kedua negara itu akan mulai menerima pengiriman P-8A pada 2022.

Sementara Norwegia memesan lima unit P-8 dan pengiriman awal pada 2021. Sedangkan Australia telah mengoperasikan P-8A selama dua tahun, setelah menerima pengiriman pesawat pertama mereka pada 2016.

Baca Juga: Cadangan Oksigen KRI Nanggala 402 Hanya Bisa Bertahan sampai Sabtu Dini Hari, TNI Harus Bergegas Selamatkan Kapal Selam, Fatal Jika di Kedalaman Lebih dari 500 m

Kemudian, P-8 Poseidon adalah pesawat yang awalnya diproduksi khusus untuk US Navy oleh Boeing Defense, Space, and Security.

P-8 Poseidon dikatakan mampu membawa muatan lebih banyak, terbang di ketinggian lebih tinggi, serta menjangkau area lebih luas.

Beberapa perangkat canggih yang dimiliki pesawat sepanjang 39,47 meter ini adalah High Altitude Anti-Submarine Warfare Weapon Capability (HAAWC) serta AGM-88 Harpoon Anti-Ship Missile.

P-8 Poseidon juga memiliki sensor hidrokarbon yang digunakan untuk mendeteksi uap bahan bakar kapal selam.

Selain itu, bisa membawa 9 awak di kabinnya, P-8 Poseidon mampu menjalankan misi selama 6 jam untuk rentang wilayah 1.100 kilometer dan 4 jam untuk rentang wilayah 2.000 kilometer.

Baca Juga: Suaminya Jadi Salah Satu ABK KRI Nanggala-402 yang Hilang, Wanita Ini Ungkap Pesan Terakhir Serda Ari Prasetya: Dari Awal Sudah Beri Tahu Resiko Kerjanya, Harus Siap

Butuh waktu

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengatakan sampai saat ini Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) kapal selam KRI Nanggala 402 yang belum ditemukan.

Julius mengatakan saat ini Tim SAR hanya butuh waktu untuk menemukan titik keberadaan kapal selam yang hilang kontak saat latihan di Perairan Bali sejak Rabu (21/4/2021) tersebut.

Ia juga mengatakan saat ini tim SAR baik dari TNI maupun instansi lain sudah mengerahkan seluruh peralatan dan kemampuan yang ada.

"Untuk kesulitan teknis, dalam hal ini menemukan titik kapal selam itu belum ada, hanya semua peralatan sudah kita gerakkan termasuk bantuan dari Polri, Basarnas, dan unsur lain sudah kita kerahkan. Untuk menemukannya masih butuh waktu," kata Julius saat konferensi pers pada Jumat (23/4/2021).

Baca Juga: Beginilah Sosok Letkol Heri Oktavian, Komandan KRI Nanggala 402 yang Hilang Kontak Sejak Rabu, Belum Ada Bukti Kapal Selam Tenggelam

Diberitakan, tim pencarian dan penyelamatan (SAR) kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak saat latihan di Perairan Bali sejak Rabu (21/4/2021) berkonsentrasi pada sembilan titik pencarian.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Achmad Riad mengatakan sembilan titik tersebut termasuk titik lokasi tumpahan minyak dan titik ditemukannya daya magnet yang kuat.

Jarak antara satu titik dengan titik lainnya, kata Riad, sekira 10 nautical mile.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Hilang Kontak, TNI Kerahkan 2 Kapal dengan Sonar untuk Pencarian, Diduga Kapal Selam Hilang di Palung Kedalaman 700 M

Lokasi titik-titik tersebut, kata dia, berjarak sekitar 23 nautical mile atau 40 km dari Celukan Bawang.

"Sesuai dengan data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik termasuk ada yang tumpahan maupun ada yang daya magnetnya sangat kuat. Jadi ada sembilan titik tersebar, jaraknya 23 nautical mile dari sini dan tersebar kurang lebih mungkin sekitar nautical mile luasannya. Itulah sedemikian banyak sehingga sekarang sudah ada pembagian," kata Riad. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Tribunews.com