Operasi Tempur Korps Baret Merah di Bumi Lorosae, Pemimpin Timor Leste Xanana Gusmao Pernah Kena Getahnya

Selasa, 20 April 2021 | 20:45
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Operasi Tempur Korps Baret Merah di Bumi Lorosae, Pemimpin Timor Leste Xanana Gusmao Pernah Kena Getahnya

Sosok.ID - Menjadi satuan yang paling sering dilibatkan dalam operasi tempur di hampir penjuru Indonesia, Korps Barat Merah Kopassus sangat kenyang pengalaman tempur.

Dibentuk memang berdasarkan kebutuhan TNI akan satuan yang mampu bergerak cepat, dalam unit kecil namun berdaya rusak maksimal, Kopassus seringkali melakukan operasi militer non-konvensional.

Tak jarang satuan organik Kodam di Indonesia baru dikabari jika operasi Kopassus sudah berjalan tanpa tahu perencanaan sebelumnya.

Misi-misi dengan tingkat kesulitan sangat tinggi selalu diemban oleh prajurit Parako.

Tak jarang mereka sampai harus menyamar dan menyusup jauh ke sarang musuh dengan resiko nyawa melayang jika tertangkap.

Berbagai misi sudah dilakukan oleh Korps Baret Merah ini, salah satunya saat menangkap pemimpin Timor Timur (Timtim) Xanana Gusmao.

Mengutip Majalah Commando edisi 04/X/2014, usai presiden Fretilin Nicolau Lobato mati disambar timah panas TNI pada 31 Desember 1978, praktis partai garis keras penentang intergrasi Timtim ke Indonesia ini hanya menyisakan sosok pemimpin di tangan Xanana Gusmao.

Baca Juga: Nathalie Holscher Merasa Dihantam Pecutan Sejak Jadi Istri Sule: Asal Kalian Tahu Ini Berat Banget..

Masyarakat Timtim sendiri yakin jika Xanana Gusmao layaknya si Pitung Betawi yang sulit ditangkap oleh musuh.

Namun tidak bagi TNI. Bermula terjadinya serangan kelompok bersenjata di Mercado Baucau pada 5 Oktober 1992 saat berlangsungnya pameran pembangunan dalam rangka HUT TNI, seorang prajurit dari Yonif 315 gugur dan senjatanya dirampas.

Mendapati adanya sinyalemen bahaya ini, Satuan Tugas Pasukan Khusus (Satgaspassus-X) Kopassus merespon cepat.

Dibawah pimpinan Letkol Inf Mahidin Simbolon, Satgaspassus-X mulai bergerak dengan kekuatan 8 perwira, 12 bintara dan dua tamtama.

Dalam operasi, tim pemburu ini awalnya berhasil menangkap seorang jaringan klandesten Baucau-Dili-Manatuto yang ambil bagian dalam penyerangan 5 0ktober 1992, yakni bernama Antonio Anacleto Sera.

Baca Juga: Cuek Bebek Dituduh Ganggu Rumah Tangga Natahalie Holscher, Tisya Erni Ngaku Memang Pernah Dipepet Sule: Salah Besar Tuduh Saya Pelakor!

Dari Anacleto Sera diketahui tentang adanya jaringan antara seorang mahasiswa Universitas Timor Timor bernama Fernando dan pengusaha Tionghoa Akuilong dengan Xanana Gusmao.

Mengetahui fakta ini maka Letkol Simbolon membentuk operasi penyelidikan guna mengetahui dimana target berada.

Satu persatu tim menciduk orang-orang yang dicurigai jaringan Xanana.

Pengorekan informasi terhadap para terduga ini tidaklah mudah, mereka tetap bungkam walau akhirnya tim berhasil memaksa mereka buka mulut.

Hasil interogasi kemudian membawa tim menemui orang kepercayaan Xanana yakni Paulo Alves yang berperan sebagai Pembuka Jalan jika sedang mengawal pemimpin Fretilin itu.

Namun sial bagi tim, saat Paulo hendak digrebek pada 12 November 1992 target berhasil lolos.

Baca Juga: Memalukan, Tabiat Aurel Hermansyah di Ranjang Tanpa Sensor Dikupas Atta Halilintar: Nggak Enak?

Tim frustrasi lantaran operasi penangkapan Xanana terancam gagal.

Akan tetapi titik terang kembali datang saat tim melakukan penelusuran secara estafeta pada peristiea Bunaria Komplek-Same 1990.

Keuletan dan kerja keras tim akhirnya membuahkan hasil.

Dari keterangan seorang estafeta Xanana yakni Yose Tilman alias Akasio, tim berhasil mengendus persembunyian Xanana.

Xanana disinyalir bersembunyi dalam lubang bawah tanah milik seorang anggota polisi Koptu Augusto Pereira di Desa Lahane Barat, Dili.

Tak mau menyia-nyiakan peluang, Letkol Simbolon langsung perintahkan tim pemburu bergerak untuk secepat mungkin menyergap Xanana.

Pasalnya situasi dilapangan dapat berubah sangat cepat dan kemungkinan Xanana berpindah tempat amat besar.

Maka pada pagi-pagi buta pukul 05.00 WIT tanggal 20 November 1992, tim pemburu dengan dua jip Toyota Hardtop dan sebuah Toyota Kijang melesat menuju sasaran.

Baca Juga: Kudu Diseret Ayu Dewi Dulu,Ariel NOAH Sampai Tersandung Gegara Ogah Meleng dari Wajah Luna Maya, Gelagatnya Diketawain Mantan: Biasa Aja

Ketika sudah mendekati sasaran, tim melihat ada dua orang anggota polisi juga bergerak menuju Dili, belakangan diketahui satu dari polisi itu adalah Koptu Augusto Pereira.

Tim penyergap segera menyebar mengepung rumah persembunyian Xanana.

Commando/Museum Kopassus
Commando/Museum Kopassus

Rumah persembunyian Xanana

Pukul 06.00 WIT tim mulai masuk ke rumah, serangan kilat ini tentunya amat mengagetkan.

Penghuni rumah dibangunkan dan diamankan, dengan amat senyap para personil Kopassus itu stelling siaga menghadapi kemungkinan terburuk.

Ketika memasuki kamar yang ditempati Xanana, tim melihat sasaran tak ada disana.

Tapi itu malah pertanda baik lantaran menurut briefing Xanana bersembunyi dr lubang bawah tanah.

Baca Juga: Di Usia 14 Tahun Hidupnya Hancur karena Perceraian Orang Tua, Betrand Peto Benci ketika Diminta Ruben Onsu untuk Sayang Ibu Kandungnya

Tim lantas mengobok-obok tumpukan pakaian dibawah lemari dan mendapati adanya papan penutup lubang.

Bingo! setelah dibuka tim langsung menodongkan senapan SS1 mereka kedalam lubang.

"Xanana jangan bergerak!," teriak anggota tim.

Commando/Museum Kopassus
Commando/Museum Kopassus

Xanana Gusmao, mantan pejuang kemerdekaan Timor Timur (kini Timor Leste) saat dibekuk tim Pemburu Kopassus

Kemudian dari dalam lubang munculah seseorang berwajah klimis tanpa baju dan hanya mengenakan celana pendek sembari pasang wajah ketakutan.

Setelah ia diborgol, tim segera mengecek ciri-ciri yang bersangkutan ada Tato Kepalan Tangan di lengan kiri yang menjadi bukti jika ia Xanana Gusmao.

Perburuan TNI atas Xanana Gusmao sendiri sudah berlangsung 17 tahun saat itu. (Seto Aji/Sosok.ID)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : commando

Baca Lainnya