Mau Cari ke mana Lagi, KKB Papua Terpojok, Tambang Emas Ilegal yang Jadi Sumber Dana Beli Amunisi Terlacak, Aparat Bakal Putuskan Kucuran Dana

Sabtu, 10 April 2021 | 17:33
Facebook TPNPB

KKB Papua

Sosok.ID - Pergerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kini kian terpojok.

Setelah aktif membeli amunisi dan senjata di sana-sini, sumber dana Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua akhirnya terlacak oleh pihak kepolisian.

Diduga ada sejumlah tambang emas ilegal yang dijadikan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai sumber kucuran dana.

Tak bakal tinggal diam, pihak Polda Papua akan segera menghentikan kucuran dana KKB Papua.

Baca Juga: Papua Membara, KKB dan Personel Paskhas TNI AU 2,5 Jam Adu Peluru Tewaskan 1 Pembelot, Begini Kejadiannya!

Melansir pemberitaan Warta Kota, belum lama ini KKB kembali meresahkan warga dengan aksi terornya.

Selama KKB masih bisa membeli amunisi dan senjata, eksistensi kelompok ini memang sulit untuk dihentikan.

Beberapa hari yang lalu, KKB dilaporkan kembali beraksi dengan menembak mati satu guru SD.

Tidak hanya itu, KKB juga membakar setidaknya tiap gedung sekolah dalam aksinya.

Baca Juga: Kirim Surat Tantangan Perang Terbuka, KKB Papua Kena Getahnya Saat Diladeni TNI-Polri, Begini Kronologinya!

Tentu saja, aksi teror yang dilakukan KKB ini menimbulkan tanda tanya di tengah masyarakat.

Dari mana KBB bisa mendapatkan dana untuk membeli amunisi dan persenjataan selama ini?

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Sabtu (10/4/2021) Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri awalnya menduga KKB selama ini dapat sokongan dana dari oknum pejabat pemerintah hingga rampasan dana desa.

Namun ternyata dugaannya selama ini salah.

Usut punya usut, Polda Papua berhasil melacak sumber dana KKB yang berasal dari kawasan penambangan emas ilegal.

Baca Juga: Bahaya! KKB Papua Tiba di Kota, Warga Ketakutan Berbondong-bondong Mengungsi ke Kompleks Gereja: Pengungsi Sudah 1.000 Orang

Kawasan tambang emas ilegal ini diketahui terletak di beberapa kabupaten di Papua.

"Tempat pendulangan (emas) itu berkontribusi besar untuk pembelian senjata api dan amunisi," ungkap Irjen Mathius D Fakhiri.

Irjen Mathius D Fakhiri kemudian menjelaskan jauhnya lokasi penambangan membuat pengawasan dari aparat minim.

Sehingga bisa jadi minimnya pengawasan itulah yang dimanfaatkan KKB untuk memperoleh dana.

"Wilayah pendulangan biasanya jauh dari pengawasan aparat. Ada (KKB) yang datang untuk mengambil upeti, ada juga yang mereka ikut dulang," jelasnya.

Baca Juga: Kalang Kabut Terekam Tenteng Senjata, 4 Orang Diduga KKB Papua Ngacir Kabur Masuk Hutan saat Lihat Drone TNI,Videonya Viral di Medsos

Kompas.com/Dhias Suwandi
Kompas.com/Dhias Suwandi

Kapolda Irjen Mathius D Fakhiri

Melansir Kompas.com, Jumat (9/4/2021), ada beberapa kabupaten yang disebut Fakhiri memiliki kawasan penambangan tradisional ilegal.

"Paniai, Intan Jaya dan sebagian Yahukimo. Kalau Timika sudah jelas, makanya kita agak geser pendulang di situ agar tidak mendulang lagi," kata dia.

Tanpa menyebut detail jumlahnya, Fakhiri meyakini dari wilayah pendulangan ilegal, KKB bisa memperoleh dana cukup besar.

Melihat KKB yang kian gencar melakukan aksi teror, Kapolda Papua tak kan tinggal diam.

Irjen Mathius D Fakhiri bertekada untuk memutus seluruh sumber dana KKB yang selama ini dipakai untuk mendanai pembelian amunisi dan senjata.

Baca Juga: Kemarin Koar-koar Tantang TNI untuk Perang Terbuka, 3 Anggota KKB Papua di Intan Jaya Tewas Usai Kena Tembak di Intan Jaya

"Ini kita akan monitoring supaya mereka tidak mencari uang di situ dan uangnya dipakai untuk membeli peralatan tadi," kata Fakhiri.

Terpisah, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua, Frets J Boray, membenarkan ada lokasi penambangan ilegal di empat kabupaten tersebut.

Jauhnya lokasi penambangan membuat pemerintah sulit menjangkaunya sehingga pengawasan atau bahkan penertiban sulit dilakukan.

"Kita sudah usulkan wilayahnya, sampai sekarang belum dikeluarkan izin oleh menteri (ESDM) supaya kita bisa pantau. Itu masih ilegal makanya kami tidak bisa bikin apa-apa," kata Frets saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (9/4/2021).

Tag

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber Kompas.com, Warta Kota