Gawat, Sebelum Tahun 2027 Amerika Prediksi China Akan Segera Menyerbu Taiwan

Kamis, 11 Maret 2021 | 21:30
Xinhua

Gawat, Sebelum Tahun 2027 Amerika Prediksi China Akan Segera Menyerbu Taiwan

Sosok.ID - Posisi Taiwan kian terancam.

China, cepat atau lambat akan menguasai Taiwan.

Jika serangan itu terjadi maka akan ada pertempuran besar dan bisa menyulut Perang Dunia III.

Seorang laksamana terkemuka Amerika memperingatkan, China dapat menginvasi sekutu AS, Taiwan dalam waktu enam tahun. Menurutnya, hal itu akan memicu konflik global.

Baca Juga: Tsirkon Hipersonic Missile, Taring Baru Armada Kapal Selam Rusia

Express.co.ukmemberitakan, peringatan itu dikeluarkan oleh Laksamana Philip Davidson yang memegang komando Indo-Pasifik AS.

Seperti yang diketahui, Beijing menolak untuk menerima kedaulatan Taiwan, negara pulau berpenduduk 23 juta yang dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya.
Pejabat senior China sebelumnya telah memperingatkan bahwa kekuatan dapat digunakan untuk merebut pulau yang itu.

Tampil di hadapan komite Senat AS, Laksamana Davidson memperingatkan China menargetkan untuk menggantikan Amerika sebagai kekuatan dominan dunia.

Baca Juga: Istri Tolak Berhubungan Intim Selama 4 Tahun Pernikahan, Suami Keukeuh Enggan Bercerai, Ini yang Terjadi Setiap Keduanya Akan Bercinta

"Saya khawatir mereka akan mempercepat ambisi mereka untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kita dalam tatanan internasional berbasis aturan pada tahun 2050. Taiwan jelas merupakan salah satu ambisi mereka sebelum itu," jelasnya seperti yang dilansirExpress.co.uk.

Dia lantas menambahkan, “Saya pikir ancaman itu nyata selama dekade ini, pada kenyataannya, dalam enam tahun ke depan.”

Laksamana Davidson juga memperingatkan Guam, pulau milik AS yang menampung pangkalan militer utama Amerika, rentan diserang.

Dia bilang, Guam adalah target hari ini dan menyerukan sistem pertahanan rudal baru untuk dipasang di lokasi tersebut.

"Guam perlu dipertahankan dan bersiap untuk ancaman yang akan datang di masa depan," tambahnya.

Baca Juga: Bak Petir, Isak Tangis Penuhi Tempat Resepsi Saat Tiba-tiba Pengantin Wanita Pamitan Sambil Menangis dan Beberapa Detik Kemudian Meninggal

Komandan tersebut menambahkan bahwa AS harus siap untuk berperang dan menang jika bentrokan militer dengan China terjadi.

Sebelumnya diberitakan, pada minggu lalu China meningkatkan anggaran belanja militernya untuk tahun 2021 menjadi US$ 209 miliar.

Taiwan, yang secara resmi memiliki nama Republik Tiongkok, dikendalikan oleh faksi anti-komunis yang kalah dari perang saudara Tiongkok 1927-49.

Pada 1970-an, AS secara resmi mengakui Republik Rakyat China yang berbasis di Beijing, bukan Taiwan, sebagai pemerintah China yang sah.

Namun, mereka terus mempertahankan hubungan dekat dengan Taiwan dan perusahaan Amerika menjual senjata senilai US$ 5 miliar ke pulau itu pada tahun 2020.

Dalam sebuah langkah yang membuat marah China, Bi-khim Hsiao, utusan Taiwan untuk AS, menghadiri pelantikan Joe Biden pada Januari 2021.

Baca Juga: Namanya Sedang Naik Daun, Artis Cantik Ini Pilih Banting Setir Jadi Perawat Saat Pandemi HIngga Positif Covid-19 dan Akhirnya Kena Stroke, Padahal Masih Muda!

Namun, jika ditelusuri, ketegangan antara AS dan China kian memanaas selama kepresidenan Donald Trump.

Kedua kekuatan super itu bentrok karena perdagangan, virus corona, hak asasi manusia, dan sejumlah sengketa teritorial.

Amerika menolak untuk menerima klaim kedaulatan Beijing atas sebagian besar Laut China Selatan, tempat pasukannya membangun pangkalan militer di pulau-pulau alami dan buatan.

AS, dan kekuatan barat lainnya, secara teratur mengirim kapal perang dengan manuver "kebebasan navigasi" melewati daerah itu untuk menunjukkan bahwa mereka menolak klaim China.

Tahun lalu juga terjadi sejumlah bentrokan kekerasan antara pasukan China dan India di perbatasan kedua negara yang diperebutkan.

Pada bulan Juni, 20 tentara India di Ladakh tewas dalam pertempuran tangan kosong dengan rekan-rekan China mereka.

Karena senjata api dilarang di dekat perbatasan, kedua belah pihak menggunakan batu, batang logam, dan pentungan yang dibungkus dengan kawat berduri.

Ketegangan masih berlanjut hingga saat ini.(*)

Sumber : Kontan

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya