Untuk Gulung Amerika, China Bangun Pangkalan Militer di Segala Wilayah

Senin, 22 Februari 2021 | 22:05
Xinhua

Untuk Gulung Amerika, China Bangun Pangkalan Militer di Segala Wilayah

Sosok.ID - China sedang berusaha menggulingkan Amerika Serikat (AS).

Beijing sudah tak sabar menjegal AS dari pemegang hegemoni dunia.

Maka jangan heran bila AS bisa saja terjungkal oleh China.

Laut China Selatan bisa menjadi tempat perselisihan lebih lanjut. Pasalnya, China saat ini telah meluncurkan kembali upaya untuk menambah kemampuan militernya.

Baca Juga: Ayus Sabyan Sudah Klarifikasi Soal Perselingkuhannya, Ayah Nissa Sabyan Cuma Bisa Pasrah Bila Putrinya Terbukti Jadi Pelakor: Mudah-mudahan Diberikan Kesabaran

Express.co.ukmemberitakan, Laut China Selatan telah menjadi pusat perselisihan internasional antara China dan beberapa negara lain di kawasan Pasifik Barat selama beberapa dekade.

Beijing mengadopsi sikap yang semakin konfrontatif untuk mempertahankan klaim kedaulatannya, yang berulang kali memicu ketakutan akan bentrokan internasional. Sebab, AS memainkan peran penting sebagai sekutu di kawasan tersebut.
China pada minggu lalu semakin menambah kekhawatiran akan pecahnya konflik setelah citra satelit menunjukkan senjata buatan Mischief Reef sekarang dilengkapi dengan kemampuan militer tambahan.

Saat ditanya tentang kegiatan Beijing baru-baru ini, pakar politik internasional Dr Jay Batongbacal mengatakan kepada ANC, China pada dasarnya menambahkan peralatan lensa survei, seperti radar, yang sejak awal sudah banyak ditanam terumbu karang.

Baca Juga: Bak Bau Busuk Tercium Juga, Sebentar Lagi Menikah, Vicky Prasetyo Tertangkap Kamera Sedang Makan Bareng Celine Evangelista, Ternyata Tak Izin Kalina!

"Penambahan radar baru tampaknya menunjukkan bahwa mereka benar-benar memperluas kemampuan pulau buatan ini," jelasnya seperti yang dilansirExpress.co.uk.

Dia menambahkan, "Dan kemudian fakta itu terus berlanjut meskipun semua yang telah terjadi di seluruh dunia, itu benar-benar menunjukkan niat China untuk benar-benar mengembangkan pulau-pulau buatan ini menjadi pangkalan militer besar-besaran."

Salah satu citra satelit menunjukkan struktur silinder permanen sepanjang 16 meter sedang dalam pengembangan di Mischief Reef. Ini menjadi sinyal bahwa kemungkinan China memasang struktur antena di pangkalan militernya.

Analis citra geospasial Simularity melaporkan tanda-tanda struktur radar yang ditambahkan mulai muncul pada awal Oktober 2020.

Baca Juga: Kini Sulit Rebut Hati Kedua Anak Kandung Ashanty, Anang Hermansyah Menyesal Tak Dekat dengan Arsy dan Arsya

"Struktur beton mungkin telah mengalami konstruksi internal tambahan antara 23 November dan 1 Februari 2021," demikian bunyi laporan dari organisasi tersebut.
Mischief Reef telah menjadi pusat ekspansi Tiongkok di Laut China Selatan sejak pertengahan 1990-an, ketika Beijing membangun struktur panggung pertama dengan klaim bahwa mereka perlu menyediakan tempat berlindung bagi para nelayan.

Berita tentang bangunan baru di pusat tersebut mendorong Departemen Pertahanan Nasional Filipina untuk memverifikasi kebenaran laporan tersebut sebelum mengomentari kemungkinan penambahan bangunan baru.

Kelompok nelayan Pamalakaya mengecam dugaan pembangunan tersebut, mengutip keputusan pengadilan arbitrase internasional yang memberikan Manila hak berdaulat atas wilayah tersebut.

Baca Juga: Kini Sulit Rebut Hati Kedua Anak Kandung Ashanty, Anang Hermansyah Menyesal Tak Dekat dengan Arsy dan Arsya

"Sementara seluruh dunia fokus pada memerangi pandemi global, China bekerja lembur untuk menyelesaikan fasilitasnya di wilayah laut kami," jelas Ketua Pamalakaya Fernando Hicap.

Hicap mengecam keras tindakan tidak berperasaan China yang tidak pernah berhenti di tengah situasi darurat global yang diakibatkan oleh pandemi. "Ini adalah tindakan sewenang-wenang dan langsung mengabaikan sumber daya laut dan zona ekonomi eksklusif kami," tegasnya.

Pada hari Jumat, Ned Price, juru bicara departemen luar negeri AS, mengatakan bahwa AS bergabung dengan Filipina, Vietnam, Indonesia, Jepang, dan negara-negara lain dalam menyatakan keprihatinannya dengan undang-undang penjaga pantai yang baru-baru ini diberlakukan China.

“Mengizinkan penjaga pantai untuk menghancurkan struktur ekonomi negara lain dan menggunakan kekuatan dalam membela klaim maritim China di wilayah yang disengketakan, sangat menyiratkan bahwa undang-undang ini dapat digunakan untuk mengintimidasi tetangga maritim RRT,” kata Price.

Bulan lalu, AS mengeluarkan peringatan kepada Beijing untuk berhenti mengintimidasi Taiwan setelah pesawat tempur China terbang ke zona pertahanan udara pulau itu selama beberapa hari berturut-turut.

Pasukan China juga mensimulasikan serangan terhadap kapal induk AS di dekatnya.

China dan AS saling bersiaga. (*)

Sumber : Kontan

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya