Rusia Lega, Dua Kapal Perang US Navy Pergi dari Laut Hitam

Jumat, 12 Februari 2021 | 20:13
Sputniknews

Rusia Lega, Dua Kapal Perang US Navy Pergi dari Laut Hitam

Sosok.ID - Keberadaan dua kapal perang US Navy di Laut Hitam rupanya membuat Rusia berang.

Karena bagaimanapun keberadaan keduanya mengancam armada Laut Hitam AL Rusia di sana.

Namun kini Rusia bisa bernapas lega.

Kapal perusak berpeluru kendali Amerika Serikat (AS) USS Porter dan USS Donald Cook telah meninggalkan Laut Hitam, setelah melakukan operasi bersama dengan sekutu dan mitra NATO di wilayah itu.

Baca Juga: Nasehatnya Masuk Kuping Kanan Keluar Kuping Kiri, Atta Halilintar Ngaku Kehabisan Cara Hadapi Tabiat Aurel Hermansyah: Tolong Bilangin lah Nyerah Gue

"USS Porter dan USS Donald Cook meninggalkan Laut Hitam setelah 17 hari operasi bersama sekutu dan mitra NATO," kata , Kedutaan Besar AS untuk Ukraina di akun Twitter-nya, Rabu (10/2), seperti dikutipTASS.

Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia (NDCC) melaporkan pada 23 Januari lalu, Armada Laut Hitam sedang melacak kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut AS USS Donald Cook yang telah memasuki Laut Hitam.
Saat kapal perang AS berlayar ke Laut Hitam, sistem rudal anti-kapal pertahanan pantai Bastion Rusia melakukan pemindahan posisi ke daerah di Krimea sebagai bagian dari latihan, menurut NDCC.

Kedutaan Besar AS untuk Ukraina menyebutkan, pada 28 Januari kapal perusak berpeluru kendali USS Porter sedang transit di selat untuk memasuki Laut Hitam guna mengikuti latihan dengan sekutu dan mitra NATO.

Baca Juga: Chat WA Terakhir Adit Jayusman Terbongkar Berisi Salam Perpisahan, Rencana Gembira Mendadak Jadi Derai Air Mata: Terima Kasih Selama Ini..

Kapal tanker pengisian armada kelas Henry J. Kaiser USNS Laramie ikut bergabung dengan USS Donald Cook dan USS Porter di Laut Hitam.

Kemudian, Kapal fregat Admiral Makarov pun melakukan latihan yang kompleks di Laut Hitam, menyusul dua kapal perusak berpeluru kendali AS USS Porter dan USS Donald Cook memasuki perairan itu.

NATO memperkuat kehadiran di Laut Hitam

MelansirTASS, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada konferensi pers di Brussel pada 9 Februari, Laut Hitam memiliki kepentingan strategis bagi semua anggota dan mitra NATO untuk meningkatkan kehadirannya di kawasan itu.

Di konferensi pers yang sama, Perdana Menteri Ukraina Denis Shmygal menyebutkan, negaranya akan mengelar latihan komando bertajuk Ketahanan yang Tidak Dapat Dipecahkan bersama dengan pasukan NATO di Odessa tahun ini.

Baca Juga: Sebut Sudah Tak Ada Cinta dalam Rumah Tangga Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Denny Darko Ungkap Alasan Sejoli Sultan Andara Masih Pertahankan Pernikahannya: Bukan Harta

Armada ke-6 Angkatan Laut AS sebelumnya melaporkan, USS Donald Cook dan USS Porter bersama dua kapal fregat Turki, TCG Orucreis serta TCG Turgutreis melakukan serangkaian latihan kemampuan manuver dan taktis di Laut Hitam.

Dua jet tempur F-16 Turki bergabung dengan kapal parang untuk berpartisipasi dalam latihan Pertahanan Udara. Sedang pesawat pengintai patroli maritim P-8A Poseidon AS bergabung dengan latihan Anti-Submarine Warfare.
Kementerian Luar Negeri Rusia berkali-kali menyatakan, keberadaan kapal perang di Laut Hitam milik negara di luar kawasan tidak meningkatkan stabilitas di perairan tersebut.

"Kami menyerukan kepada militer AS untuk menghentikan pertunjukan kekuatan militer sembrono dan melakukan kegiatan di perairan teritorial AS. Perdamaian dan keamanan Laut Hitam tidak membutuhkan campur tangan asing," tegas Kedutaan Besar Rusia untuk Amerika Serikat di akun Twitter, Rabu (10/2).

"Sepertinya, Armada ke-6 AS tidak sabar untuk menemukan musuh di Laut Hitam. Mereka sangat mencari dalih, sekarang secara terbuka di bawah panji latihan perang, untuk meningkatkan kehadiran di wilayah tersebut," ujar Kedutaan Besar Rusia, seperti dilansirTASS.

Hanya, AS bersikeras, mereka bertindak dalam kerangka Konvensi Montreux yang mengatur transit kapal perang Angkatan Laut melalui Selat Bosporus dan Selat Dardanelles, sementara latihan berlangsung di perairan internasional.

Namun situasi tetap saja masih panas saat ini.(*)

Sumber : Kontan

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya