Gugur Diberondong KKB Papua, Pratu Dedi Hamdani Ditunggu Kekasih untuk Menikah tapi Pulang sebagai Jenazah, Ibu Tergopoh Menembus Barisan TNI: Jangan Halangi! Saya Mau Lihat Dia Dikubur

Senin, 25 Januari 2021 | 13:00
TribunLombok.com/Sirtupillaili | Instagram @gardadepan_ind

UPACARA MILITER: Jenazah Pratu Dedi Hamdani diserahkan ke TNI untuk dimakamkan secara militer, Minggu (24/1/2021).

Sosok.ID - Ibunda Pratu Dedi Hamdani, berulang kali tersungkur pingsan saat mengantarkan jenazah putranya ke peristirahatan terakhir.

Sarmiati merasa menyesal karena mengabaikan panggilan terakhir Hamdani di Kamis malam sebelum ia tewas dalam baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Hamdani yang merupakan prajurit TNI itu gugur dalam kontak senjata yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).

"Pratu Dedi Hamdani dari Pos Hitadipa, gugur saat melakukan pengejaran kepada KKB yang melakukan penembakan terhadap Pos Titigi."

Baca Juga: Mendebarkan! Begini Detik-detik Pasukan Gabungan TNI-Polri Berhasil Kepung Markas KKB Papua: Sasaran Sudah Diintai Lama...

"Korban ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa," kata Suriastawa lewat keterangan tertulis, Jumat, dikutip dari Kompas.com.

Selain Pratu Dedi Hamdani, korban lain yakni Pratu Roy Vebrianto, yang mana jenazah keduanya dievakuase ke Kabupaten Mimika.

Saat mengantar pemakaman Hamdani, ibundanya, Samiarti menangis histeris teringat mendiang.

Dengan tergopoh-gopoh dan meronta, Samiarti berusaha menerobos barisan TNI saat upacara pemakaman militer dilakukan.

Baca Juga: Penghianat Bangsa, Sejumlah Oknum TNI/Polri Pasok Amunisi dan Senjata Api Ilegal untuk KKB Papua, Padahal Tak Sedikit Rekan Aparat Berjatuhan

"Jangan halangi saya, saya mau melihat dia dikubur," ucap Sarmiati.

Duka itu makin mendalam ketika ia teringat telah mengabaikan tiga panggilan terakhir Hamdani.

"Yang buat saya sedih itu, pas malam Jumat kemarin, dia nelepon sebanyak tiga kali, tapi saya waktu itu sedang shalat di mushalla," katanya.

"Saya coba telpon balik, tapi ndak aktif handphonenya, nah itu saya sangat penasaran mungkin pesan apa yang ingin disampaikan, sebelum meninggal itu," lanjutnya.

Baca Juga: KKB Papua Makin Kurang Ajar Tembaki Pesawat, Sejumlah Maskapai Kini Ogah Angkut Pasukan TNI-Polri ke Intan Jaya

Menurut Samiarti, sambil mengucurkan air mata ia mengenang Hamdani sebagai sosok anak yang berbakti.

"Anaknya baik sekali, dia sering cuci baju saya, padahal saya tidak pernah suruh. Kan tidak banyak anak remaja yang mau cuci baju ibunya, malahan anak muda sekarang banyak pakaiannya yang masih dicuci orangtuanya," kenangnya.

Baca Juga: Segitu Bencinya dengan Indonesia, KKB Papua Habisi Nyawa Pemuka Agama hingga Jatuhkan Nama TNI-Polri Jelang Sidang Umum PBB

Hamdani berencana menikah

Di sisi lain, melansir sumber yang sama, Hamdani sebelumnya memiliki rencana untuk pulang ke rumahnya di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat untuk melangsungkan pernikahan.

Dua bulan mendatang, pernikahan itu seharusnya menjadi hari bahagia bagi Hamdani.

Tetapi maut menjemput lebih dulu.

"Dua minggu yang lalu dia telpon, dua bulan lagi dia akan pulang ambil cuti untuk menikah," ujar ayah Hamdani, Muhdin, Sabtu (23/1/2021), dengan penuh air mata.

Baca Juga: Bikin Resah, KKB Papua Babat Nyawa Warga Sipil dan Prajurit TNI dengan Cara Sangat Keji, Lengan Tukang Ojek Putus Ditebas hingga Tewas di Tempat

"Pacarnya gadis orang sini, dia pacaran sudah lebih 5 tahun," lanjutnya.

Muhdin mengungkapkan, selama di Papua Hamdani cukup jarang menghubungi karena terhalang jaringan.

Ia pun selalu menunggu telepon dari anaknya, dan tak pernah menyangka putranya akan pulang dalam kondisi meninggal dunia.

"Kalau saya yang telepon susah, sering tidak nyambung, karena tidak ada sinyal. Jadi saya hanya menunggu telepon," kata Muhdin. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya