Xi Jinping Tepuk Dada, China Diklaim Jadi Poros Perdagangan Dunia

Sabtu, 21 November 2020 | 07:13
Xinhua

Xi Jinping Tepuk Dada, China Diklaim Jadi Poros Perdagangan Dunia

Sosok.ID - China sedang menikmati kemajuan ekonomi dan militernya yang sangat pesat.

Bahkan di saat negara lainnya mengalami kemunduran, China melaju sendirian.

Dengan modal perekonomian raksasanya, China mampu membuat berbagai macam program serta proyek militer jangka panjang untuk menyaingi Amerika Serikat (AS).

Bahkan Rusia sudah dilampaui China menyoal perkembangan militer.

Baca Juga: Jempol Kompak Kebablasan Bareng, Ashanty dan Anang Hermansyah Tak Sadar Mesra-mesraan di Grup Chat Karyawan, Obrolan Bucinnya Tersebar ke Mana-mana

Presiden China Xi Jinping menyatakan negaranya sebagai titik poros untuk perdagangan bebas global pada Kamis (19/11/2020). Dia berjanji untuk menjaga ekonomi China yang "berukuran super" untuk tetap terbuka dan memperingatkan terhadap aksi proteksionisme dalam ekonomi global yang dihancurkan oleh pandemi Covid-19.

MelansirChannelnewsasia, Xi mengatakan Asia-Pasifik adalah "cikal bakal pendorong pertumbuhan global" di dunia yang dilanda "berbagai tantangan" termasuk virus corona.

Dia berjanji akan melakukan perdagangan secara "terbuka" dan menyangkal segala kemungkinan "pemisahan" ekonomi China. Ini merupakan satu-satunya pernyataan Xi yang mengacu pada kebijakan perdagangan yang bermusuhan dengan pemerintahan AS Donald Trump, yang telah menghantam ekonomi China lewat tarif dan pembatasan teknologi.
"Kami selanjutnya akan mengurangi tarif dan biaya kelembagaan ... dan memperluas impor produk dan layanan berkualitas tinggi dari semua negara," kata Xi dalam pidato utama yang disampaikan melalui video seperti yang dikutipChannelnewsasia.

Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), yang diadakan secara online tahun ini karena pandemi virus corona, mempertemukan 21 negara Lingkar Pasifik termasuk dua ekonomi terbesar dunia, menyumbang sekitar 60% dari PDB global.

Belum jelas apakah Trump, akan mengambil bagian dalam KTT atau mengirim delegasi tingkat tinggi untuk menggantikannya.

Dalam pidatonya yang menggembar-gemborkan "ketahanan dan vitalitas" ekonomi China setelah bangkit kembali dari virus corona, Xi memperingatkan negara-negara yang bersikeras pada hambatan perdagangan akan menderita oleh luka yang ditimbulkan sendiri.

Baca Juga: Ogah Kalah dengan AS dan Tiongkok yang Mulai Genderang Perang Dunia III di Laut China Selatan, Inggris Persiapkan Armada, Benar Pecah Perang?

"Keterbukaan memungkinkan suatu negara untuk bergerak maju, sementara pengasingan akan menahannya," katanya.

Dia menambahkan, "China akan secara aktif bekerja sama dengan semua negara, wilayah, dan perusahaan yang ingin melakukannya. Kami akan terus memegang tinggi panji keterbukaan dan kerja sama."

Xi juga menyerukan koordinasi kebijakan yang lebih kuat di antara komunitas internasional dan mengatakan globalisasi "tidak dapat diubah".

Dia juga bilang, China akan mengejar pertumbuhan berkualitas lebih tinggi melalui model pembangunan "sirkulasi ganda", yang didorong oleh inovasi teknologi.
"Pola perkembangan baru kami bukanlah sirkulasi tunggal domestik yang tertutup, tetapi sirkulasi ganda domestik dan internasional yang terbuka dan saling mempromosikan," kata Xi.

Strategi "sirkulasi ganda" menunjukkan bahwa fase pembangunan China selanjutnya akan bergantung terutama pada "sirkulasi domestik" atau siklus internal produksi, distribusi dan konsumsi, yang didukung oleh inovasi teknologi dalam negeri.

Xi juga mengatakan China akan menandatangani pakta perdagangan bebas dengan lebih banyak negara dan akan mempromosikan Belt and Road initiative berkualitas tinggi.

Pada pertemuan penting bulan lalu, Xi dan para pemimpin lainnya menyusun cetak biru untuk rencana lima tahun China dan tujuan utama untuk 15 tahun ke depan. Itu termasuk tujuan untuk mengubah China menjadi negara "berpenghasilan tinggi" pada tahun 2025 dan maju menjadi negara "cukup berkembang" pada tahun 2035.(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Xi Jinping membanggakan ekonomi super China sebagai basis perdagangan bebas"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya