Ini Dia Media Pengolok-olok Ekstrimisme Islam Charlie Hebdo, Sampai Gedungnya Pernah Dibom Karena Karya Kontroversialnya, Karyawannya Sampai Banyak yang Tewas, Mengapa Tidak Berhenti?

Sabtu, 31 Oktober 2020 | 13:35
Tangkapan layar Business Insider

Sampul media satir Charlie Hebdo yang sering terbitkan sampul kontroversial terhadap kaum agama

Sosok.ID -Meski selalu ditarget, diancam dan dibom berulang kali, bahkan pernah diserang dan menewaskan belasan anggota karyawannya, media satir Perancis, Charlie Hebdo tidak akan pernah berhenti mengolok-olok ekstremisme Islam.

Banyak kritikus media di seluruh dunia mengatakan karyawan editorial Charlie Hebdo sebenarnya telah menyerang Islam itu sendiri; orang-orang yang bekerja pada Charlie Hebdo mengatakan mereka mengkritik intoleransi, penindasan dan bentuk politis dari Islam yang mengancam demokrasi.

Namun, dengan kebebasan berekspresi sebagai kredo, publikasi secara rutin itu telah mendorong batas-batas hukum ujaran kebencian di Perancis dengan seringkali karikatur seksual eksplisitnya menyinggung hampir setiap orang.

Baca Juga: Emmanuel Macron Sorot Perhatian Dunia Setelah Sebut Islam Sebabkan Ekstrimisme di Perancis, Ini Berbagai Fakta Kontroversial Lainnya

Keputusan media itu mempublikasikan kartun-kartun baru pekan ini yang menghina lawan mereka dari dunia Islam melatarbelakangi serangan yang baru-baru ini terjadi di Perancis pada Kamis lalu, di mana 3 orang tewas secara brutal di gereja.

Charlie Hebdo telah mengkritik satir atas meninggalnya anak-anak para migran, korban virus corona, pecandu narkoba yang sekarat, para pemimpin dunia, neo-Nazi, Paus, uskup, pemimpin Yahudi, tokoh agama, politik serta hiburan lainnya.

Edisi pekan ini, mereka menampilkan kartun pemakaman seorang guru yang dipenggal, menunjukkan petugas yang membawa dua peti mati, satu untuk bagian tubuh, dan lainnya untuk bagian kepala.

Sejak sidang dibuka bulan lalu atas serangan 2015 yang menewaskan 12 kartunis Charlie Hebdo, media satir itu menghabiskan hampir setengah dari sampul mingguannya untuk mengejek ekstremisme Islam.

Halaman Selanjutnya

Tag

Editor : Intisari Online

Sumber Kompas.com