Indonesia Bisa Jadi Pemimpin untuk Tunjukkan Jalan: 'Katakan Saja Tidak' kepada AS dan Cina, Seperti Dulu-dulu yang Pernah Dilakukan

Sabtu, 31 Oktober 2020 | 11:35
Kompas.com/Wisnu Widiantoro

Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sosok.ID- Status non-blok Indonesia akan diuji dengan berat.

Tujuan yang dinyatakan dari kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo adalah untuk membahas bagaimana Indonesia dan AS dapat bekerja sama menuju "Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," konstruksi AS untuk menahan "ancaman China."

AS telah mendesak banyak negara Asia Tenggara untuk bergabung dalam upayanya menahan China secara politik dan militer.

Indonesia, pemimpin de facto dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, dapat menunjukkan jalan bagi anggota blok lainnya dengan "hanya mengatakan tidak" untuk permintaan dari AS dan China yang dinilai bertentangan dengan kepentingannya.

Baca Juga:Mau Terhindar dari Penyakit Kronis Lakukan Lima Kebiasaan Berikut Ini, Salah Satunya Jarang Sekali Anda Lakukan Sebelum Tidur

Indonesia baru-baru ini menolak permintaan AS untuk mengisi bahan bakar dan melayani pesawat pengumpul intelijen Amerika yang menargetkan China.

Ini sejalan dengan kebijakan non-blok Jakarta dan keinginannya untuk tetap netral dalam perjuangan AS-China untuk dominasi regional.

Tapi AS tidak ada artinya jika tidak gigih.

Indonesia juga telah mengatakan "tidak" kepada China . Pada Desember 2019, ketika 63 kapal nelayan Tiongkok disertai tiga kapal Penjaga Pantai memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) yang diklaim Indonesia di lepas Natuna , Jakarta melakukan protes keras dan bahkan mengirim kapal perang dan jet tempur ke daerah tersebut.

Halaman selanjutnya...

Tag

Editor : Intisari Online