Sosok.ID - Lagi-lagi pernikahan dini kembali terjadi di Indonesia.
Kali ini, pernikahan dini dilakukan oleh seorang siswi SMP asal Lombok dengan remaja pria berusia 17 tahun.
Mirisnya, pernikahan dini antara siswi SMP dengan remaja 17 tahun di Lombok ini terjadi lantaran kondisi keluarga yang nelangsa.
Ya, memang pernikahan adalah hak asasi setiap orang yang saling mencintai.
Namun pernikahan dini adalah kasus yang berbeda.
Di Indonesia sendiri, pernikahan dini belakangan kerap kali terjadi.
Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi angka pernikahan dini yang terjadi di Indonesia.
Tetapi kenyataannya di lapangan pernikahan dini terus terjadi.
Seperti yang belum lama ini terjadi di Kecamatan Batukelang Utara, Lombok, NTB hingga viral dan jadi pembicaraan netizen.
Ya, dikutip Sosok.ID dari Kompas.com dan Tribunnews, sepasang kekasih asal Dusun Kumbak Dalem baru saja resmi menjadi pasangan suami istri.
Pasangan kekasih yang baru resmi menikah ini adalah seorang siswi SMP berinisial EB (15) dan remaja pria berinisial UD (17).
Diketahui, EB masih duduk di bangku 3 SMP sedangkan suaminya, UD sudah lama putus sekolah dan menjadi tulang punggung keluarga.
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Selasa (27/10/2020) EB menikah dengan UD lantaran merasa tak lagi sanggup hidup nelangsa tanpa orang tua.
Sebelum menikah, EB diketahui tinggal bersama dengan neneknya, Salmah (80).
Dari informasi yang diperoleh, Ibunya, Mariani telah menikah lagi, Sementara ayahnya, Zulbliadi, kini tengah mengadu nasib sebagai TKI di Malaysia.
Tak lagi sanggup menahan beban hidup nelangsa tanpa orang tua, EB membulatkan tekad untuk menerima pinangan UD.
"Saya bingung mau ngapain lagi, tidak sekolah sudah empat bulan, saya tidak punya handphone, tak bisa ikuti belajar daring," jelas EB
"Ketika UD datang bersama keluarganya meminta saya ke nenek, saya mau diajak menikah," sambungnya.
Seperti yang diberitakan Kompas.com dan Tribunnews, EB dan UD menikah pada 10 Oktober 2020 lalu.
Meski masih duduk di bangku sekolah, EB bersedia menerima pinangan UD atas kemauannya sendiri.
"Saya memang yang bersedia menikah ketika UD dan keluarganya datang meminta saya pada nenek.
Saya tahu saya masih sekolah, tapi ini mau saya," kata EB.
Diketahui, EB telah satu tahun mengenal UD dari temannya dan telah beberapa kali pergi kencan.
Melihat kegigihan UD mencari nafkah, EB yakin UD bisa memberinya kehidupan yang lebih baik.
Melansir Kompas.com, Kadus Dusun Kumbak Dalem, Abdul Hanan membenarkan adanya pernikahan warganya yang di bawah umur.
Abdul Hanan mengaku sengaja tak melapor ke KUA lantaran khawatir kedua remaja ini malah dipisahkan.
"Untuk melaporkan ke pihak pemerintah kami tidak berani karena kedua pasangan berusia di bawah umur.
Akhirnya kita nikahkan secara kekeluargaan saja, yang penting sah menurut agama," kata Hanan.
(*)