Sosok.ID -Berbulan-bulan lamanya administrasi Trump telah peringatkan bahayanya politik AS yang terganggu oleh China dalam pemilu AS mendatang.
April lalu Trump mengatakan Beijing ingin ia pergi dari Gedung Putih.
Pengacara Umum William Barr dan Direktur Intelijen Nasional John Ratcliffe mengatakan Beijing merupakan ancaman lebih besar daripada Moskow.
Hal yang sama disuarakan oleh Direktur United States National Counterintelligence and Security Center, yang mengatakan China telah "memperluas upaya pengaruhnya."
Namun minggu ini, China bahkan tidak peduli dalam peringatan terkait campur tangan di pemilu AS.
Sedangkan Kamis lalu, pejabat keamanan nasional AS menuduh pembajak disponsori negara dari Rusia menarget pemerintah pusat dan lokal dan secara sukses mencuri data di dua instansi.
Tuduhan datang segera setelah pejabat tinggi AS menuduh Rusia dan Iran menggunakan informasi pemilih AS untuk gulingkan kampanye Trump.
Secara kontras, bukti bahwa China terlibat dalam mengganggu pemilu AS hanya ada sangat sedikit, berminggu-minggu jauhnya sebelum voting dilaksanakan.