Sosok.ID - Untuk melihat jenis kelamin bayi yang masih di dalam kandungan, orang-orang biasa menggunakan USG.
Namun, tidak halnya dengan pria yang satu ini.
Ia memilih membelah perut istrinya yang tengah hamil untuk memastikan bahwa calon anaknya berjenis kelamin laki-laki.
Dilansir Sosok.ID dari Mirror, pria bernama Pannalal itu telah diamankan oleh polisi.
Ia ditangkap dengan dugaan melakukan serangan yang menyebabkan korban terluka parah, kata pejabat kepolisian setempat.
Kasus penyerangan pada Sabtu (19/9/2020) di desa Nekpur, Uttar Pradesh, India itu saat ini tengah diselidiki, kata Inspektur Pravin Singh Chauhan kepada media lokal.
Polisi masih menyelidiki motif di balik aksi pria yang telah memiliki lima anak perempuan itu.
Belum diketahui juga alat apa yang digunakan Pannalal untuk membelah perut istrinya.
Berdasarkan keterangan sang ibu mertua, Pannalal nekat melakukan aksinya karena sangat menginginkan memiliki anak laki-laki.
Sebba, selama ini ia telah memiliki banyak anak, tapi semuanya adalah perempuan.
Korban yang berusia 35 tahun diketahui tengah hamil tujuh bulan.
Sesaat setelah insiden, keluarga dan tetangga membawanya ke rumah sakit di distrik setempat.
Tapi ia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Bareilly.
Kini ia tengah menjalani perawatan dalam kondisi kritis akibat insiden tersebut.
Sayangnya, tidak diketahui bagaimana kondisi bayi yang dikandung korban.
Insiden ini mencerminkan stigma terhadap bayi perempuan di beberapa bagian di India.
Pada Juni lalu, sebuah video viral di Twitter menunjukkan bayi perempuan dibuang di tempat sampah.
Jurnalis sekaligus pembuat film Vinod Kapri dan istrinya, Shakshi Joshi kemudian mengumumkan akan mengadopsi gadis itu.
Pada 2017, investigasi Sunday People menemukan tiga bayi perempuan yang dibuang di luar pusat Palna di New Delhi setiap bulan.
Sementara bayi lain, yang dianggap lebih beruntung, ditinggalkan di panti asuhan, rumah sakit, hingga kantor polisi.
Banyaknya kasus pembuangan bayi perempuan sendiri tak terlepas dari skema kehidupan di India.
Di mana anak perempuan dipandang sebagai beban bagi orang tua yang dilanda kemiskinan.
Pembunuhan terhadap bayi-bayi perempuan bahkan sudah biasa terjadi di negara itu.
Banyak yang mati usai dibuang di semak-semak, sampah, bahkan ada pula yang dikubur hidup-hidup.
(*)