Sosok.ID - Anak pertama Presiden Joko Widodo kini sedang berjuang meraih simpati warga kota Solo setelah namanya masuk bursa calon Walikota.
Meskipun banyak yang menentang lantaran disebut ingin bangun dinasti politik, namun tak sedikit pula yang mendukung langkah Gibran.
Kini jejak Gibran masuk dunia politik seperti orang tuanya juga ditangkap oleh anak sulung Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.
Sang putra sulung berencana untuk melanjutkan kerja ibundanya yang telah masuk di periode kedua yang hampir selesai.
Fuad Bernadi kini tengah menunggu turunnya rekomendasi dari PDD PDI-P.
Ia pun mengaku siap apabila partai yang juga menaungi sang ibu masuk dunia politik tersebut bila menunjuknya sebagai suksesor sang orang tua.
Pada Pilkada tahun 2015 silam, nama Fuad memang sudah tak asing di telinga warga Surabaya.
Fuad memang diketahui telah terjun ke lapangan pada tahun tersebut untuk menggalang dukungan demi sang ibu bisa kembali jadi walikota.
Kala itu, Fuad dan komunitas relawannya berkeliling kampus untuk menyosialisasikan program-program Risma.
Ternyata sosok Fuad juga menjadi salah satu orang yang menolak Risma ketika diisukan untuk jadi calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada tahun 2017.
"Saya sangat berharap Ibu Megawati tidak merekomendasikan Ibu Risma untuk maju ke Pilgub DKI. Ibu (Risma) masih dibutuhkan di Surabaya," kata Fuad saat dikonfirmasi, Kamis (11/8/2016), dikutip dari Kompas.com.
Tak hanya itu saja, Fuad yang juga produktif di dunia politik kota Surabaya tersebut pernah hampir tersandung kasus hukum.
Baca Juga: Bingung Dapat Bantuan Rp 600.000 Atau Tidak? Coba Cek Statusmu dengan Cara Ini!
Dirinya sempat juga diperiksa oleh pihak berwenang mengenai kasus amlesnya Jalan Gubeng beberapa waktu lalu.
Pada tahun 2019 lalu, Fuad putra Sulung Wali Kota Risma sempat diperiksa penyidik Polda Jatim di kasus amblesnya Jalan Raya Gubeng, Surabaya pada Selasa (26/3/2019).
Dia diperiksa terkait perizinan proyek basement Rumah Sakit Siloam yang disebut menjebabkan amblesnya Jalan Gubeng Surabaya sedalam kurang lebih 10 meter pada 17 Desember 2018 lalu.
Polisi memeriksa Fuad karena namanya disebut sejumlah saksi yang sudah diperiksa dalam kasus amblesnya sebagian Jalan Raya Gubeng November 2018 lalu.
"Nama F muncul dan disebut dari saksi-saksi yang sebelumnya kami periksa. Jadi penyidik ingin mengklarifikasi," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Timur Kombes Akhmad Yusep Gunawan kepada wartawan, dikutip dari TribunJatim.com.
Fuad diperiksa perihal perizinan dalam kasus amblesnya salah satu jalan protokol di Surabaya tersebut.
"Inisial F terkait perizinan," sebut Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera.
Fuad juga diketahui tak pernah jauh-jauh dari kegiatan sehari-hari ibunya sebagai Walikota Surabaya.
Ia kerap berada di tempat sang ibu saat melakukan blusukan di beberapa wilayah.
Meski demikian, Fuad tak seperti Gibran, Fuad tidak secara langsung mendaftarkan diri ke DPC maupun DPP untuk mencalonkan diri sebagai walikota.
Namun dirinya siap bila partai bergambar banteng tersebut menunjuknya sebagai calon walikota.
"Mungkin saya sudah blusukan silaturahim dengan masyarakat, juga ke tokoh masyarakat. Karena memang 10 tahun masa jabatan Ibu, saya terus berkomunikasi, menjalankan silaturahim dengan masyarakat dan sering bertatap muka dengan mereka, jadi persiapan jauh-jauh hari, tidak di saat momen Pilwali ini saja," ujar saat ditemui di sebuah kafe di Surabaya, Jumat (14/8/2020).
"Kalau memang mendapat rekom, ya nanti pasti tetap langsung menyusun strategi dengan pasangan saya, paling tidak tim pemenangan terlebih dahulu, yang memang kami coba ambil dan kolaborasikan dari semua elemen mulai dari tokoh masyarakat dan pemuda juga," kata dia.
Niat Fuad untuk melanjutkan perjuangan sang ibu memang bukan tanpa alasan.
Ia menganggap potensi anak muda Surabaya terbilang besar untuk bisa memajukan kota pelabuhan tersebut.
"Potensi anak muda di Surabaya itu besar, karena memang jumlah anak muda di Surabaya cukup banyak. Jadi, memang paling enggak ada pasangan calon yang harus bisa memfasilitasi keinginan dari para pemuda juga, biar para pemuda ini bisa mempunyai kreatifitas-kreatifitas, dan Kota ini bisa maju lagi," kata Fuad, yang juga menjabat Ketua Karang Taruna Kota Surabaya. (*)