Sosok.ID - Sebuah pesawat ringan model Cessna dikabarkan terjatuh di sebuah wilayah yang berbatasan langsung dengan Indonesia.
Pesawat tersebut dikabarkan terbang dari Bandara Mareeba di Queensland, Australia dan memiliki tujuan ke Indonesia.
Burung besi yang ternyata membawa barang terlarang tersebut dikabarkan mengudara pada 26 Juli 2020, bulan lalu.
Namun beberapa jam kemudian atau antara pukul 13.00 dan 14.30 waktu setempat, kapal terbang ringan ini sempat mendarat di landasan pacu terpencil di Papa Lea Lea.
Selanjutnya, pesawat melanjutkan perjalanannya ke Indonesia, namun ternyata tak jua sampai di Tanah Air.
Ternyata pesawat dikabarkan mengalami insiden kecelakaan hingga menyebabkan pesawat terjatuh.
Lokasi kejadian disebut di wilayah utara ibu kota Papua Nugini, Port Moresby pada hari Sabtu (1/8/2020).
Melansir dari Sky News, Indonesia patut bersyukur lantaran pesawat yang terjatuh di Papua Nugini tersebut bisa membahayakan bagi Indonesia.
Hal tersebut setelah diselidiki oleh pihak kepolisian setempat ternyata pesawat jenis Cessna itu membawa setidaknya setengah Ton narkotika jenis kokain.
500 kg kokain tersebut sedianya akan dibawa oleh pilot pesawat menuju Indonesia.
Namun lantaran keserakaan dari sang pemilik, pesawat yang tak seharusnya membawa barang seberat itu akhirnya terjatuh di wilayah Papua Nugini.
Meski barang haram itu ditemukan di dalam pesawat yang telah hancur, namun tak seorang pun didapati oleh petugas di dekat lokasi kejadian.
"Sindikat yang begitu serakah berperan besar dalam jatuhnya pesawat," jelas Kepolisian Federal Australia (AFP) dalam rilis mereka.
Ternyata setelah ditelusuri oleh pihak kepolisian gabungan, petugas langsung menangkap setidaknya lima orang yang diduga memiliki keterlibatab dengan sindikat kejahatan di Melbourne.
Setidaknya temuan barang haram berupa kokain yang dimasukkan kedalam beberapa tas tersebut ditaksir senilai 80 juta dollar AS atau sekitar Rp 1 Triliun.
Pihak kepolisian Australia akhirnya menjatuhkan beberapa dakwaan pada kelima orang yang diduga terlibat dengan penemuan setengah ton kokain di bangkai pesawat jatuh tersebut.
Melansir dari Sky News, pesawat yang terbang dari Australia ke Papua Nugini tersebut berada di ketinggian 3.000 kaki.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari deteksi dari otoritas lintas udara di beberapa negara yang dilewati hingga menuju Indonesia.
Baca Juga: Maia Estianty Dikata-katai Ahmad Dhani dengan Sebutan Anjing, Ibundanya Sakit Hati
"Penerbangan ini berbahaya bagi pesawat maupun mereka yang menaikinya. Apalagi dilakukan secara ilegal dan tanpa izin," jelas polisi.
Tak selang beberapa lama setelah penangkapan lima orang di Australia yang diduga terkait jaringan kriminal tersebut akhirnya pada 28 Juli kemarin sang pilot menyerahkan diri. (*)