Indonesia Mau? Singapura Jadi Sales Rudal Canggih Israel. Dijamin Bisa Buat Was-was China

Jumat, 31 Juli 2020 | 15:13
Defense News

Indonesia Mau? Singapura Jadi Sales Rudal Canggih Israel. Dijamin Bisa Buat Was-was China

Sosok.ID - Gegara konflik dengan China di Pasifik, berbagai negara macam Filipina, Vietnam, Taiwan hingga Malaysia berlomba-lomba memperkuat militernya.

Namun jika negara-negara itu hanya membeli alutsista dari Rusia maka sama saja letoy menghadapi China yang sudah paham betul letak kekurangan senjata buatan Timur.

Bahkan ada beberapa senjata buatan China yang unggul telak dibanding besutan Rusia, jet J-20 Weilong misalnya.

Pilihan tinggal jatuh kepada Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Baca Juga: Gara-gara Pakai Kemeja Tim Pemenangan Gibran, Anggota DPRD Fraksi PKS Dicopot dari Jabatannya

Namun beli dari AS kebanyakan aturan dan pasal-pasal yang kadang merugikan user.

Sedangkan barang Eropa kelewat mahal bagi negara-negara Asia Tenggara yang bujet pertahanannya cekak.

Di sini negeri Yahudi Israel memberi solusi ramah kantong.

Perusahaan asal Singapura, ST Engineering, resmi bekerja sama dengan Israel Aerospace Industries (IAI) untuk melancarkan bisnis penjualan misil angkatan laut yang canggih.

MelansirDefense News, kerja sama joint venture antara kedua belah pihak ini sudah resmi ditandatangani pertengahan Juli ini.

Baca Juga: Pelaminan Sudah di Depan Mata, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Disebut Dibayang-bayang Aura Negatif, Mbah Mijan: Setiap Orang Punya Masa Lalu

Dalam kerja sama bertajuk Proteus Advanced Systems ini, masing-masing pihak akan memegang 50% saham.

Ke depannya, program Proteus Advanced Systems akan fokus untuk memasarkan dan menjual sistem rudal angkatan laut canggih, termasuk sistem rudal anti-kapal generasi terbaru.

KepadaDefense News, ST Engineering mengonfirmasi bahwa sistem rudal anti-kapal generasi baru tersebut akan diberi nama Blue Spear.

Dalam pernyataannya, ST Engineering mengaku sudah mempersiapkan Blue Spear selama bertahun-tahun dengan bantuan IAI.

Blue Spear, atau dikenal juga sebagai 5G SSM, adalah sebuah sistem rudal anti-kapal yang sudah menggunakan sederet komponen canggih demi bisa menjawab tantangan yang ada di laut saat ini dan masa mendatang.

Baca Juga: Kepergok Selingkuh, Pria Ini Merengek Minta Maaf saat Diarak Telanjang oleh Istri, Pantatnya Jadi Tontonan Seantero Kota

Dalam proses pengadaan Blue Spear, ST Engineering berperan dalam merancang desain, pengembangan teknologi, dan produksi subsistem utama seperti motor penguat dan hulu ledak.

Juru bicara ST Engineering menambahkan bahwa pihaknya sengaja dipilih untuk berpartisipasi dalam pengembangan rudal karena telah berkecimpung dalam bisnis amunisi konvensional selama bertahun-tahun.

Perusahaan ini telah memproduksi amunisi dengan standar NATO untuk senjata kecil dan sistem artileri. Selain itu ST Engineering juga telah terlibat dalam produksi senjata anti-tank Rafael Spike dan rudal Igla 9K38 milik Rusia yang sekarang juga digunakan oleh militer Singapura.

Untuk saat ini baik ST Engineering maupun IAI masih belum membocorkan detail lengkap dari Blue Spear. IAI yang juga sudah berpengalaman dalam produksi rudal modern juga yakin bahwa kerja sama ini akan membawa babak baru dalam industri militer.

Kedua perusahaan meyakinkan bahwa kerja sama ini murni merupakan usaha komersial tanpa ada dorongan dari pihak atau pelanggan tertentu.

Baca Juga: Kelaparan! Lansia di Banten Diduga Makan Kapuk Bantal dan Kasur untuk Ganjal Perut, Kemensos Angkat Suara

Singapura dan Israel telah menjalankan hubungan pertahanan dan keamanan yang sangat baik dalam beberapa dekade.

Israel juga memainkan peran penting dalam membentuk militer Singapura sejak merdeka tahun 1965 silam.

Hubungan tersebut terus meluas sampai ke sektor industri pertahanan.

Bahkan saat ini Singapura sudah menjadi pelanggan utama peralatan pertahanan buatan Israel.

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Singapura gandeng Israel menjual rudal anti-kapal generasi baru"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya