Ala Perang Dingin, China Rapatkan Barisan dengan Rusia untuk Lawan Amerika

Rabu, 29 Juli 2020 | 21:13

Ala Perang Dingin, China Rapatkan Barisan dengan Rusia untuk Lawan Amerika

Sosok.ID - Memang saat ini dunia sedang diancam dengan perang besar karena ketidakstabilan politik di Pasifik.

Semua bermula saat China mengklaim 80 persen perairan Pasifik yang jadi pemicu huru-hara kedepannya dengan berbagai negara.

Amerika Serikat (AS) yang juga punya kepentingan di Pasifik jelas tak suka dengan sikap Beijing.

China dan Rusia semakin mesra di tengah hubungan yang memburuk dengan AS dan sekutunya.

Baca Juga: Tertekan Terus 'Dipaksa' Bohong Selama Menjabat, Kades di Sulbar Bunuh Diri Tinggalkan Wasiat: Jangan Pernah Masuk Politik karena Tak Sesuai Ajaran Agama Kita

Kedua negara bergabung dalam perang informasi ketika meningkatnya perbedaan ideologi dengan AS.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, AS dan sekutunya telah menyebarkan disinfomasi karena bias ideologis dan kebutuhan politik yang menjadikan China dan Rusia merasa dirugikan.

"Mereka telah mendistorsi sejarah, menyerang sistem sosial negara lain dan jalur pembangunan, mempolitisasi pandemi, menyematkan label pada virus dan membatasi serta menindas media asing untuk melakukan pekerjaan mereka," ujar Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya seperti dilansirSouth China Morning Post,Selasa (28/7).

Pernyataan tersebut, yang dibuat pada hari Jumat, muncul ketika konfrontasi antara China dan AS terus berkobar di berbagai bidang, dari penanganan awal Beijing terhadap wabah Covid-19 hingga pengenalan hukum keamanan nasional di Hong Kong.

Baca Juga: Tiba-tiba Dipecat di Tengah Pandemi Covid-19, Karyawan IT Nekat Retas Data Mantan Perusahaan, Berharap sang Bos Bakal Ngemis Memintanya Kembali Bekerja tapi Akhirnya Malah Begini

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya hubungan diplomatik resmi pada 1979, Beijing memerintahkan AS untuk menutup konsulat di Chengdu pada hari Jumat sebagai balasan atas keputusan Washington untuk menutup konsulatnya di Houston di mana seorang pejabat AS dituduh sebagai pusat penelitian pencurian oleh militer Tiongkok di AS.

Pada Senin pagi, para pejabat China mengambil alih gedung konsulat Chengdu setelah staf diplomatik AS meninggalkan konsulat itu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perpecahan antara dua ekonomi terbesar dunia mungkin terlalu dalam untuk diperbaiki.

Dalam kritik terselubung terhadap AS, Hua Chunying, yang juga direktur departemen pers kementerian luar negeri China, dan timpalannya dari Rusia, Maria Zakharova mengatakan, negara-negara tertentu telah menyebarkan disinformasi karena bias ideologis dan kebutuhan politik.

Selama konferensi video pada hari Jumat, Hua dan Zakharova mengatakan negara-negara lain harus bergabung dengan upaya mereka untuk menolak disinformasi.

Baca Juga: Ngeri Amarah Luna Maya Nyerempet ke Mana-mana,Ariel Noah Auto Kicep saat Absennya di Ultah Mantan Disinggung: Gue Ngomong, Dia Ngamuk

"Negara-negara seharusnya tidak mengadopsi standar ganda, mencampuri urusan dalam negeri orang lain atau tuduhan tanpa dasar yang sama pada sistem politik negara lain, jalur pembangunan dan pemerintahan negara berdasarkan ideologi dan prasangka politik," kata mereka, menurut kementerian luar negeri China.

Pemerintahan Trump telah meningkatkan ofensifnya terhadap China dalam beberapa pekan terakhir, yang beberapa orang katakan adalah bagian dari kampanye pemilihannya kembali di bawah bayang-bayang pandemi Covid-19 di mana lebih dari 4,4 juta orang di AS telah terinfeksi

Dalam pidatonya baru-baru ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meminta negara-negara bebas untuk menang atas ancaman dari apa yang ia katakan adalah tirani baru dari China.

Beijing mengatakan pernyataan provokatif Pompeo adalah bagian dari biasnya dan bahwa Partai Komunis tujuan China bukan untuk menggantikan AS.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Kontan dengan judul "Perbedaan ideologi AS dan China kian tajam, Beijing merapat ke Moskow"

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber kontan