Amerika dan Inggris Beberkan Jika Rusia Punya Senjata Pemusnah Massal Terletak di Luar Angkasa

Selasa, 28 Juli 2020 | 06:13
TASS/Vitaly Nevar

Amerika dan Inggris Beberkan Jika Rusia Punya Senjata Pemusnah Massal Terletak di Luar Angkasa

Sosok.ID - Rusia memang sedang memodernisasi militernya.

Walau tak secepat China namun setidaknya militer Rusia masih sangat menakutkan jika diajak duel senjata.

Kini ada prasangka baru mengenai kegiatan militer Rusia.

Amerika Serikat (AS) dan Inggris menuding Rusia melakukan propaganda di luar angkasa.

Baca Juga: Bubar Sudah Mimpi Naik Kasta Jadi Nyonya Konglomerat, Janda Gugat Biro Jodoh ke Pengadilan, dari 70 Pria Tak Satu pun yang Sudi Memperistri

Tuduhan ini muncul setelah Rusia melakukan uji coba penembakan senjata anti-satelit di ruang angkasa.

Namun Rusia membantah tudingan itu.

Moskow merspons setelah Komando Luar Angkasa AS pada hari Kamis itu, menuduh Negeri Beruang Merah itu melakukan uji coba penembakan senjata anti-satelit di ruang angkasa dan memperingatkan bahwa ancaman dari sistem ruang angkasa AS justru semakin nyata, serius dan meningkat (real, serious and increasing).

Kepala Direktorat Antariksa Inggris, Air Vice-Marshal Harvey Smyth, juga menanggapi aksi Rusia itu dalam akun Twitternya dengan mengatakan bahwa tindakan semacam ini mengancam penggunaan ruang angkasa secara damai.

Kementerian luar negeri Rusia bersikeras pada komitmen Moskow tetap pada komitmen mendukung ruang angkasa untuk digunakan secara non-diskriminatif, untuk studi dan tujuan damai.

Baca Juga: Battlecruiser Kirov Class Rusia Bakal Dilengkapi dengan Rudal Pemantik Kiamat

"Kami menyerukan rekan-rekan AS dan Inggris untuk menunjukkan profesionalisme dan alih-alih melakukan serangan informasi propaganda, duduklah untuk pembicaraan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, Jumat seperti dilansirAl Jazeera.

AS mengatakan Rusia melakukan uji non-destruktif senjata anti-satelit berbasis ruang. "Jelas ini tidak dapat diterima," ujar negosiator perlucutan senjata AS Marshall Billingslea di akun Twitternya.

Ia menambahkan bahwa itu akan menjadi masalah utama yang dibahas minggu depan di Wina, di mana ia sedang dalam pembicaraan tentang penerus perjanjian perjanjian START Baru.

Perjanjian itu membatasi hulu ledak nuklir AS dan Rusia - dua negara adidaya era Perang Dingin.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan tes yang dilakukan oleh kementerian pertahanan negara itu pada 15 Juli tidak menciptakan ancaman bagi peralatan ruang angkasa lainnya dan yang paling penting, tidak melanggar norma atau prinsip hukum internasional.

Baca Juga: Minder Gegara Kurang Ganteng dan Jatuh Miskin Usai Bercerai, Anang Hermansyah Sempat Nyaris Gagal Naik Pelaminan dengan Ashanty, Tapi Akhirnya Jadi Nikah Berkat Aurel dan Azriel

Sebaliknya menuduh AS dan Inggris bergerak untuk mengembangkan persenjataan anti-satelit. "AS dan Inggris secara diam-diam melakukan uji coba sendiri", katanya.

Mengomentari tuduhan sebelumnya , Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia mendukung demiliterisasi penuh ruang angkasa dan tidak mendasarkan segala jenis senjata di ruang angkasa.

Komando Luar Angkasa AS mengatakan tes itu terdiri dari satelit Rusia yang disebut Cosmos 2543 yang menyuntikkan sebuah benda ke orbit.

Media Rusia melaporkan pada bulan Desember lalu sebuah satelit bernama Cosmos-2542, yang diluncurkan militer Rusia pada November 2019, mengeluarkan satu lagi satelit yang lebih kecil di luar angkasa.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan satelit inspektur itu dimaksudkan untuk memantau kondisi satelit Rusia, tetapi harian negara.Namun satelit itu juga diduga bisa mendapatkan informasi dari satelit negara lain.

Baca Juga: Moderniasi Militer, AL Rusia Kerahkan 40 Kapal Perang Baru untuk Hadapi Amerika

Sistem ini sama dengan yang dibuat Komando Antariksa awal tahun ini, ketika bermanuver di dekat satelit pemerintah AS, kata Jenderal Jay Raymond, kepala Komando Luar Angkasa AS.

"Ini adalah bukti lebih lanjut dari upaya berkelanjutan Rusia untuk mengembangkan dan menguji sistem berbasis ruang, dan konsisten dengan doktrin militer Kremlin yang diterbitkan untuk menggunakan senjata yang menyimpan aset ruang angkasa AS dan sekutu dalam bahaya," kata Raymond dalam sebuah pernyataan.

Ini adalah contoh terbaru dari satelit Rusia yang berperilaku "tidak konsisten dengan misi mereka", tulis pernyataan Komando Antariksa.

"Peristiwa ini menyoroti advokasi munafik Rusia atas kendali senjata luar angkasa," kata Christopher Ford, asisten menteri luar negeri AS untuk pengendalian senjata.

Pernyataan itu juga datang ketika China meluncurkan bajak ke Mars pada hari Kamis, sebuah perjalanan yang bertepatan dengan misi AS yang sama ketika kekuatan membawa persaingan mereka ke luar angkasa.(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Respons Rusia atas tudingan AS dan Inggris terkait senjata propaganda ruang angkasa"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya