Sosok.ID - Melakukan operasi ganti kelamin tentunya memiliki berbagai risiko.
Selain rasa sakit yang tak tertahankan, ada pula risiko lain yang sudah menanti.
Seperti yang dialami oleh ladyboy atau wanita transgender asal Thailand yang satu ini.
Dilansir Sosok.ID dari Daily Star, Yolrawee Saisupee (23) menuntut sebuah klinik atas operasi ganti kelamin yang justru membuat vagina buatan sepanjang tiga inci itu "busuk, bau".
Bahkan, pacar ratu kecantikan transgender Thailand itu juga meninggalkannya.
Yolrawee mengatakan, pacarnya mencampakkannya karena vagina buatan miliknya tak bisa memuaskannya seperti "wanita umumnya".
Dia mengklaim telah membayar 240 THB (sekitar Rp 110 juta) pada April 2019 lalu.
Tetapi operasi yang dilakukannya gagal dan alat kelaminnya tidak berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Penderitaan Perih Ladyboy Thailand, Prosedur Mengerikan Ini Harus Mereka Lakukan
Yolrawee mengatakan dia dan klinik itu sepakat membuat vagina sedalam tujuh inci.
Tetapi setelah dilakukan operasi, vagina buatan itu ternyata "busuk, bau, dan berdarah disertai nanah."
Yulrawee mengatakan bahwa ia tak bisa pergi ke toilet.
Sehingga ia terpaksa kembali ke klinik dan meminta mereka untuk melakukan operasi kembali.
Pada operasi yang kedua ini, vagina dibuat sedalam tiga inci.
"Vagina yang saya ajukan itu busuk, berbau dan berdarah disertai nanah setelah operasi, jadi saya kembali untuk memperbaikinya.
"Namun, setelah mereka merawat vaginaku yang busuk itu masih akan berfungsi dengan baik dan saya tidak bisa pergi ke toilet," katanya.
Yolrawee mengatakan kedalaman vaginanya "membuat frustasi" pacarnya dan operasi penggantian untuk menghancurkan hubungannya.
"Ketika saya pergi ke klinik kami sepakat bahwa mereka akan membuat vagina sedalam tujuh inci sehingga saya bisa berhubungan seks seperti wanita normal.
"Tetapi, setelah operasi, saya menemukan bahwa vagina saya hanya sedalam tiga inci dan itu membuat pacar saya frustasi sehingga kami putus.
"Saya sulit tidur sejak ditinggalkan pacar saya.
"Saya telah menghabiskan banyak uang untuk ini agar saya bisa menjadi seorang wanita, tetapi ternyata sebaliknya," katanya.
Yolrawee mengatakan dia sekarang mencari kompensasi dari klinik di Thailand tersebut.
Dia telah mengunjungi sebuah firma hukum di Nonthaburi, pusat Thailand.
Dia mengatakan kepada pengacara bahwa dia telah menjalani operasi penggantian kelamin di sebuah klinik di Bangkok pada bulan April 2019, tetapi hasilnya gagal.
Pengacara Ronnarong Kaewphetch mengatakan akan menangani kasus ini dan yakin bahwa Yolrawee akan menerima kompensasi.
"Pertama, kami telah menerima kasus ini dan akan memanggil perwakilan klinik ke sini untuk menegosiasikan kompensasi untuk klien saya," ujarnya.
"Tetapi jika negosiasi tidak dapat diselesaikan, kami akan membawa masalah ini ke dewan perlindungan konsumen.
"Saya percaya bahwa klinik akan berkompromi dan membayar kompensasi untuk menyelamatkan reputasi mereka.'
(*)