Sosok.ID - Di media sosial baru-baru ini digemparkan dengan viralnya sebuah unggahan dari seorang gadis berusia 12 asal Kota Medan.
Gadis tersebut mengirim surat terbuka pada Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo.
Impiannya untuk jadi Polisi Wanita pun harus pupus, lantaran dirinya tak bisa melanjutkan jenjang pendidikan.
Humairoh (12) harus meratapi nasib ia tak bisa lanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Penyebabnya sepele, namanya tak masuk dalam kartu keluarga (KK) sebagai syarat untuk mendaftar sekolah.
Bocah yang tinggal di rumah sepetak yang disewa oleh kedua orang tuanya di Kota Medan tersebut pun kini hanya bisa meratapi nasibnya.
Ibunya, Delwati (44) bekerja sebagai buruh cuci, sedangkan ayahnya bekerja sebagai penjahit di sebuah konveksi.
Delwati mengungkapkan rasa sedih dan kecewa lantaran begitu sulit mengurus KK agar anaknya dapat melanjutkan sekolah.
Ia menuturkan permasalahan ini berasal dari berkas-berkas yang tidak dapat dipenuhi untuk mengurus KK.
"Dia mau masuk sekolah tapi kendalanya di surat-surat yang belum terurus. Jadi ayah dia ini masih status suami orang, jadi dengan istrinya yang dulu sudah tidak bersama lagi. Makanya untuk mengurus KK susah," ungkap Delwati kepada Tribun-Medan.com, Kamis (23/7/2020).
Delwati bukan tidak mau memasukkan anaknya sekolah, namun saat ini ia masih memperjuangkan anaknya untuk bisa terdaftar dalam KK dirinya.
"Jadi ini juga lagi memperjuangkan anak saya dulu. Ibaratnya kita ingin mengajukan ke sekolah, pasti yang ditanya ini KK, makanya saya belum berani untuk mendaftarkan anak saya ke sekolah. Saya sudah mengurus KK tapi nama ayah anak saya ini tidak bisa masuk. Ibaratnya barang bukti KK ini tidak ada," ujar Delwati.
Sejak ia dilahirkan ternyata Humairoh tak masuk dalam keanggotaan KK Delwati hingga berimbas pada sang anak saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Humairoh pun tak bisa mendapatkan bantuan pendidikan yang memiliki syarat menggunakan KK tersebut.
"SD dari kelas 1 dan 6 ini dia tidak menggunakan KK, jadi selama sekolah ini dia tidak dapat bantuan lah sampai tamat. Ketika ditanya gurunya ini tidak bisa, karena Humairoh tidak bisa masuk nama ayahnya. Makanya sulit," tuturnya.
"Saya sudah sempat ke kantor camat dan kantor lurah. Ya balik lagi permasalahannya di identitas ayahnya juga. Karena ayahnya tidak ada fotokopi KK-nya yang dulu, ini KK-nya juga tidak ada. Kita bertiga ini tidak dalam KK yang sama. Kalau ayahnya mau ngurus juga surat-suratnya tidak ada. Cemanalah saya bilang ya, dari dulu kendalanya itu saja," ucap Delwati.
Delwati sendiri sudah memiliki KK atas nama ibu Delwati dan anak pertamanya yang telah menikah.
"Semenjak lahir Humairoh belum pernah masuk ke KK. Jadi yang ada di KK itu saya, ibu saya, dan anak saya yang pertama. Saya mengurus atas nama neneknya. Nama Humairoh dengan ayahnya tidak ada. Kemudian sudah diajukan juga tidak bisa karena berkas ayahnya ini," tuturnya.
"Kami tidak bisa urus KK, jadi kata Kepling sini harus diurus dulu surat cerainya. Suami dan saya masing-masing belum secara sah bercerai dari yang lama jadi belum ada surat cerainya. Jadi kendalanya di situ.
Saya sudah berusaha tapi ayahnya yang tidak bisa. Saya tidak bisa urus surat cerai karena suami saya yang dulu juga tidak tahu sekarang di mana tinggalnya. Payahlah kita mengurusnya, ke kantor pengadilan sudah keluar berapa uang lagi," ujarnya.
Padahal, Humairoh miliki impian untuk bisa menjadi polisi wanita dan keinginannya untuk lanjutkan sekolah pun masih tinggi.
"Ingin sekolah lagi, udah kangen belajar di sekolah sama temen-temen. Kalau pelajaran suka pelajaran penjas, kalau cita-cita awak ingin jadi Polwan," ungkap Humairoh.
Oleh sebab itu, gadis kecil itupun mencoba peruntungan dengan mengirim surat pada Presiden Jokowi untuk bisa dibantu melanjutkan pendidikannya.
"Pak Jokowi, tolonglah awak mau sekolah dan mau belajar lagi. Tolong ya Pak Presiden awak mau masuk SMP. Semoga ini cepat selesai biar bisa sekolah sama teman-teman," pungkas Humairoh. (*)